Sumut terkini

Pendeta Victor Tinambunan Raih Suara Terbanyak pada Pemilihan Ephorus HKBP di Sinode Godang ke-67

Penghitungan suara dalam pemilihan Ephorus HKBP pada Sinode Godang (SG) ke-67

|
Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/MAURITS PARDOSI
Pendeta Victor Tinambunan usai pengumuman hasil pemilihan Ephorus HKBP, Kamis (5/12/2024). 

Selain itu, tiga artikelnya dalam Bahasa Inggris masuk dalam Dictionary of Luther and the Lutheran Traditions yang digunakan dalam aras internasional. Tiga artikel itu, yaitu Batak Church, Confession of Faith of the HKBP dan Ludwig Ingwer Nommensen. Bahkan, ia pun ikut menulis dalam Martin Luther’s Small Catechism in the Asian Context yang terbit pada 2019.

Buku-buku yang sudah ditulisnya, seperti “Bergereja dan Berteologi dalam Konteks Indonesia.” Buku ini lebih banyak membahas seputar HKBP dan tugas panggilannya. Buku lainnya “Gereja dan Orang Percaya: Oleh Rahmat Menjadi Berkat di Tengah Krisis Multi Wajah“, di buku ini teolog senior yang saat itu menjabat Ketua Umum PGI, Pdt. Dr. A.A. Yewangoe memberi kata pengantar.

Buku ketiga “Menjadi Gereja Pro-Kehidupan“, dan di buku ini Pdt. Dr. Robinson Butarbutar, kini calon Ephorus HKBP memberi kata sambutan. Dan buku lainnya, “Bohal ni Parhalado dohot Ruas ni Huria“, “Engkel Sipature Nasega“, “Berkomunikasi dengan Hati“, “Kiat Merawat Hubungan Sehat dengan Sahabat, Jemaat dan Masyarakat“, dan “Apa yang Kamu Cari?.

Tak hanya menulis, Pdt. Victor Tinambunan sudah lebih dari 200 kali memberikan ceramah yang umumnya untuk pembinaan dan pembekalan sintua di HKBP. Ceramahnya lebih banyak seputar spiritualitas. Pdt. Victor secara sederhana menggambarkan spiritualitas seperti sebuah ceret berisi teh yang sudah pasti akan mengeluarkan teh. Tidak mungkin, katanya, ceret berisi teh mengeluarkan jus atau tuak. Demikian juga manusia. Kata-kata, ekspresi wajah dan perbuatannya ditentukan oleh isi di dalamnya. Isi di dalamnya terkait erat dengan spiritualitas.

Spiritualitas berasal dari kata: Spirit, yang dalam hal ini berarti Roh Kudus. Dalam hal ini spiritualitas dapat diartikan: Kehidupan orang beriman yang didiami, disucikan dan dipimpin Roh Kudus sehingga menghasilkan buah-buah Roh. Jadi pelayan gereja yang memiliki spiritualitas adalah pelayan yang isi dalamnya adalah Roh Kudus dan pekerjaanNya, sehingga membuahkan buah-buah Roh.

Di acara “Mimbar Agama Kristen” yang ditayangkan TVRI Nasional ia sudah pernah diundang memberi pencerahan rohani pada Maret dan April 2020, dan topiknya saat itu “Beriman yang Sehat di Tengah Dunia yang Sakit” dan “Kasih Jarak Jauh.” Pendeta yang dikenal energik, nasionalis, hobi membaca dan berpenampilan tenang ini, ditahbiskan menjadi pendeta pada 26 Desember 1991, dan pada 8 Januari 2000 ia menerima pemberkatan nikah di HKBP Sudirman, Medan, yang dilayankan Pdt. DR. WTP Simarmata, M.A., yang saat itu menjabat Sekjen HKBP.

Pdt. Victor Tinambunan yang pernah dipercaya sebagai Ketua Komisi Liturgi HKBP (2012-2016) dinilai sejumlah pihak sosok pemimpin gereja masa depan, lantaran ia visioner yang peka terhadap pelayanan jemaat. Pria Batak yang punya ayat emas, “Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku (1 Timotius 1:12). Ia memaknai ayat itu dalam menjalani kehidupan dan pelayanannya sebagai pendeta.

Terkait dengan fenomena saat ini, Pdt. Victor Tinambunan berpendapat, kemajuan teknologi komunikasi dan digital adalah berkat Tuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai alat dalam pelayanan gereja. Dalam ketaatan kepada Tuhan, sudah saatnya gereja memadukan digitasi (membuat versi digit yang sifatnya analog (foto, video, dokumen); digitalisasi (seperti komunikasi, live streaming ibadah, aplikasi musik, aplikasi pembelajaran dan lain-lain) dan transformasi Digital (dalam aktivitas organisasi dan pelayanan).

Dan katanya, penting memadukan SPIRITUAL, INTELEKTUAL, DIGITAL untuk kehidupan yang lebih baik dan kemuliaan Tuhan. Sesungguhnya, tanpa kita pun Kerajaan Allah atau pelayanan GerejaNya tetap bisa berjalan. Kebenaran ini mengingatkan kita sebagai hamba Tuhan sedikitnya pada lima hal. 

Pertama, kita bersyukur karena kita diikutsertakan dalam pelayanan Tuhan. Bukan karena kita layak, tetapi karena dilayakkan. Kedua, kita harusnya rendah hati. Sebab, bukan karena kebaikan dan kemampuan kita tetapi sepenuhnya karena kasih karunia Tuhan.

 

(cr3/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved