Pembunuhan Anak di Deli Serdang
Hasil Tes Kejiwaan Rudi Sihaloho yang Bunuh 2 Bocah Simarmata Sekaligus, Polisi: Positif Tidak ODGJ
Kapolrestabes Medan, Kombes pol Gidion Arief Setyawan, mengatakan bahwa saat ini pelaku telah menjalani proses hukum atas perbuatan yang dilakukannya.
TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN- Rudi Sihaloho, telah ditetapkan sebagai tersangka setelah menikam tiga orang bocah tetangganya. Dua di antaranya meninggal dunia.
Kapolrestabes Medan, Kombes pol Gidion Arief Setyawan, mengatakan bahwa saat ini pelaku telah menjalani proses hukum atas perbuatan yang dilakukannya.
"Itu proses sidik," kata Gidion kepada Tribun Medan, Kamis (19/12/2024).
Ia menjelaskan, pihaknya juga telah memeriksa kejiwaan terhadap pelaku setelah kejadian tersebut terjadi.
Hasilnya adalah Rudi Sihaloho positif waras, tidak ada terindikasi Orang Dengan Gangguan Kejiwaan (ODGJ).
"Ketika peristiwa itu terjadi kita tidak mengidentifikasi (gangguan kejiwaan), ketika peristiwa itu terjadi dia (dalam) kondisi sadar," sebutnya.
"Ini yang harus kita pahami, ada alasan tidak logis kemudian melakukan tindakan berlebihan mengakibatkan hilangnya nyawa orang, makanya kita harus konsen pada penegakan hukumnya," sambung Gidion.
Ia membeberkan, kondisi satu orang bocah bernama Nathan Simarmata (7) yang selamat dari tragedi penikaman yang dilakukan oleh pelaku.
"Masih di rumah sakit," ucapnya.

Diketahui, identitas para korban yakni bernama Nathan Simarmata (7), Owen Simarmata (4), dan Daren Simarmata (1,5).
Para korban merupakan Abang beradik.
Sebelumnya, tiga orang bocah menjadi korban penikaman yang dilakukan oleh tetangganya sendiri.
Kejadian itu terjadi di Jalan Masjid, Gang Dahlia, Kecamatan Percut Seituan, Deliserdang, Senin (9/12/2024) siang.
Menurut salah seorang warga, bernama Butet, kejadian tersebut berawal dari pelaku merupakan tetangga korban.
"Pelaku ini tetangganya, rumah mereka depan-depanan. Tiga korban ini kakak beradik," kata Butet kepada Tribun Medan, Senin (9/12/2024).
Katanya, saat kejadian orangtua korban sedang pergi bekerja. Sang ibu merupakan perawat di Rumah Sakit Murni Teguh.
Sedangkan ayahnya, seorang Sopir taksi Online.
Ia menjelaskan, kejadian berawal dari pelaku mendatangi rumah korban dan langsung melakukan pernikaman terhadap salah satu korban.
Kemudian, dua orang korban lari dari rumah dan dikejar oleh pelaku. Setelah bertemu, pelaku kembali menikam kedua korban.
"Anak-anak itu lagi di rumah. Sudah digorok yang paling kecil (di depan rumah) larilah abangnya nyelamatkan diri," sebutnya.
"Satu ususnya keluar. Satu paru-parunya keluar. Mungkin kehabisan darah lalu yang satu meninggal," sambungnya.
Ratap Tangis Rinaldi Simarmata pada Polisi setelah 2 Anaknya Tewas Ditikam Rudi Sihaloho: Gak Dendam
Sebelumnya diwartakan, Rinaldi Simarmata merasakan duka yang teramat mendalam setelah dua dari tiga anaknya yang masih kecil tewas ditikam oleh tetangganya sendiri.
Tangisnya pun kembali pecah, ketika Wakapolrestabes Medan AKBP Anhar Arlia Rangkuti, menyambangi kediamannya di Jalan Masjid, gang Dahlia, Kecamatan Percut Seituan, Deliserdang.
Di depan Anhar beserta rombongan, pria berusia 29 itu pun langsung histeris menyambut kedatangan petugas.
Sambil menangis histeris, ia menceritakan detik-detik anaknya tewas ditikam oleh tetangganya bernama Rudi Sihaloho.
"Saya bawa pakai mobil pribadi itu anakku. Ususnya sudah keluar, saya gendong," katanya sambil menangis histeris.
"Saya bawa sepanjang jalan, saya nggak mikirin gimana, yang penting anakku sampai, aku pun nggak akan nabrak orang," sambungnya.
Ia pun bercerita depan petugas, bahwa dirinya tidak bisa berkata apa-apa lagi setelah tragedi maut itu terjadi, pada Senin (9/12/2024).
"Nggak bisa berkata apa-apa lagi pak. Gagal aku jadi orang tua, anakku nggak bisa aku selamatkan, padahal aku sudah berusaha," ratapnya histeris.
Dengan berat hati, Rinaldi Simarmata mengaku sudah mengikhlaskan kepergian anaknya yang tewas dengan cara tragis di tangan tetangganya sendiri.
Ia pun berharap kepada pihak kepolisian, agar memberikan keadilan untuk keluarganya dan meminta pelaku dihukum seberat-beratnya.
"Saya harap berikan keadilan buat kami, atas tindakan dia yang dilakukan, secara kejam melakukan pembunuhan berencana," sebutnya.
"Aku nggak akan dendam. Sudah ikhlas, karena apapun yang terjadi kalaupun aku balas dendam anakku nggak hidup lagi," ujar Rinaldi.
Sebelumnya kepada tribun-medan.com, Rinaldi Simarmata (29) mengungkap kronologis tiga anaknya dibantai Rudi Sihaloho (41) tetangga di depan rumahnya hingga 2 anaknya tewas dan 1 luka serius.
Ia mempunyai empat anak, pertama Azriel Simarmata (10), Natan Simarmata (7), Owen (4) dan Daren Simarmata (2) sebagai anak bungsu.
Senin sekira pukul 10:30 WIB, Rinaldi berangkat dari rumahnya yang berada di Gang Dahlia 7, Jalan Masjid, Desa Bandar Khalipah, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deliserdang,
Ia mengantar anak pertamanya Azriel ke sekolah, sekaligus bekerja sebagai sopir taksi online.
Sedangkan istrinya, Hertawan Lawolo (31), yang bekerja sebagai perawat di RS Murni Teguh sudah berangkat kerja lebih dahulu karena masuk shift pagi.
Ketika Rinaldi meninggalkan rumah, tiga anaknya yang lain, Natan Simarmata (7), Owen (4) dan Daren Simarmata (2) berada di rumah.
Sebelum meninggalkan tiga anaknya, ia sempat berpesan kepada anak keduanya, Natan, supaya menjaga 2 adiknya dan tidak keluar rumah.
"Setelah saya mau antar dia, saya bilang sama Natan, Nathan jaga adik-adik ya, jangan keluar ya, nak. Bapak ngantar Azriel dulu. Nah setelah saya bilang gitu, saya kunci rumah,"ungkap Rinaldi, Selasa (10/12/2024).
Ketika Rinaldi meninggalkan tiga anaknya di dalam rumah, Rudi Sihaloho, tetangga seberang rumahnya sedang duduk.
Ia menduga, Rudi sudah menunggu momentum Rinaldi meninggalkan tiga anaknya untuk melukai nya.
"Rudi duduk di situ (depan rumahnya). Dia sudah menunggu momen itu, kalau menurut saya gitu, untuk bisa melakukan pembunuhan. Setelah saya pergi dari rumah, saya antar abangnya (azriel),"katanya.
Setelah mengantar Azriel ke sekolah menumpangi mobil yang sekaligus dipakai untuk taksi online, rupanya pesanan dari pelanggan masuk.
Lantas, dia langsung menjemput pemesan taksi dan mengantar ke tujuan.
Belum lagi sampai ke tujuan penumpang, handphone Rinaldi berdering, masuk telepon dari tetangganya.
Dia disuruh kembali ke rumah secepatnya karena dibilang, anaknya mengalami kecelakaan.
Seketika, Naldi langsung menginjak pedal gas mobilnya dan melaju kencang ke rumahnya.
Di perjalanan, dia kembali mendapat telepon kalau tiga anaknya sudah dibawa ke RS Mitra Medika Tembung.
Di rumah sakit dia melihat kondisi anaknya begitu memprihatinkan. Mereka mengalami luka robek di bagian perutnya hingga usus terburai.
"Saya ngebut, rupanya anak ini kondisinya bukan kecelakaan, itu tiga anak sengaja mau dibunuh."
Dari informasi yang didapat Rinaldi dan menjadi dugaan kuatnya, tiga anaknya ditusuk, lalu dirobek perutnya hanya berselang 3 menit setelah dia keluar dari rumah mengantar anak pertamanya dan meninggalkan tiga anaknya di dalam rumah.
Saat itu, Natan keluar dari rumah berjalan kaki membeli jajanan di kios yang berjarak sekitar 15 meter dari rumahnya. Kemudian disusul kedua adiknya Owen (4) dan Daren Simarmata (2).
Dari belakang, Rudi Sihaloho mengejar Natan sambil membawa pisau, lalu menusuknya.
Usai menusuk Natan, karena melihat Owen dan Daren, Rudi juga menusuk keduanya yang berjarak kurang lebih 7 meter dari Natan terkapar.
"Jadi karena dua kecil ini umur 2-3 tahun, karena duduk manis di situ, karena dia lihat itu anakku juga, dihabisi dia. Jadi tiga lah yang dia lakukan untuk pembunuhan berencana ini."
Rinaldi menerangkan, ketika dia dalam perjalanan pulang ke rumah setelah dapat kabar anaknya kecelakaan sempat melihat pelaku pembunuhan anaknya mengayuh sepeda sendirian, memakai jaket.
Ketika itu Rudi terlihat panik dan terburu-buru Bahkan, pelaku nyaris menabrak mobil Rinaldi.
Dia juga tak menyangka saat itu dia berpapasan dengan pelaku yang membunuh anaknya.
"Saya gak tahu disitu dia melakukan tindakan pembunuhan karena pada saat saya membawa penumpang saya, dia naik sepeda kepanikan. Dia pakai jaket, dia hampir nabrak mobil saya," bebernya.
Kesaksian Warga Liat Mayat Bergelimpangan
Willy Simarmata, bersama dua orang saudaranya yang baru saja pulang melayat melihat tiga orang anak bersimbah darah bergelimpangan di depan rumah warga.
Dari depan gang sisi sebelah kiri, Owen Simarmata (4) tergeletak paling awal, disusul adiknya, Daren Simarmata (2) kurang lebih cuma berjarak 1 meter.
Sedangkan kakak mereka, Natan Simarmata (7) tergeletak sekira 5 meter ke belakang di depan rumah warga.
Bau amis darah segar yang tergenang dibawah tubuh bocah malang ini menyeruak. Perut mereka robek, serta ususnya terburai.
Willy, bersama keluarganya saat itu kaget, panik dan tak tahu berbuat apa melihat tetangganya tergeletak mengenaskan.
Hanya beberapa menit, saat mereka melihat ke arah Natan yang tergeletak, bocah 7 tahun itu rupanya menoleh ke arah mereka.
Lemas tak berdaya, Natan mengerang, meringis kesakitan seolah-olah memohon kepada Willy dan yang lainnya supaya menolong.
Penuh rasa takut, gemetaran, akhirnya Willy memberanikan menolong Natan karena dilihatnya masih bernyawa.
Sedangkan dua adiknya, Owen dan Daren kala itu sudah tidak bergerak.
Melihat kondisi Natan masih bernyawa, saksi lain yang datang bersama Willy, langsung menyalakan sepeda motor dan memutar ke arah jalan raya.
Sedangkan Willy, langsung menggotong Natan, membopongnya sambil dibonceng dan mereka bergegas ke Rumah Sakit Mitra Medika.
Tak lama kemudian, warga lainnya juga mengevakuasi Owen dan Daren.
"Kondisi mereka sama semua, perutnya robek, ususnya terburai. Si Natan, masih hidup dan dia menoleh ke kami," kata Willy Simarmata, Selasa (10/12/2024).
Pembantai 3 Bocah Mengaku Tidak Menyesal

Saat diintrogasi, dengan tangan diborgol dan memakai baju tahanan, pelaku mengaku tidak menyesal menikam ketiga bocah tetangganya itu.
"Nggak (menyesal) pak. Karena nggak dapatnya orang tuanya tadi," kata Rudi saat diintrogasi polisi.
Ia mengaku, perbuatannya tersebut bukan dilakukan karena dendam. Melainkan, dirinya merasa disepelekan oleh keluarga korban, karena pengangguran.
"Bukan karena dendam nya pak. Karena terus orang itu macam sepele kali nengok (aku), karena aku nggak bisa kerja," sebutnya.
"Sikit-sikit ngintip dari bawah jemurannya, terus manggil aku 'kudis,kudis' sambil ketawa orang itu," sambungnya.
Rudi mengaku, kesabarannya telah habis sehingga gelap mata dan melakukan penikaman terhadap ketiga bocah tetangganya itu.
"Jadi saya tidak bisa tahan emosi saya, langsung saya ambil pisau dari dapur. Nggak (menyesal), iya (puas)," pungkasnya.
(Cr11/Tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.