HEBOH Raja Keraton Yogya Sri Sultan Disebut Pakai Batik Tolak Bala saat Bertemu Jokowi, Benarkah?

Pada batik klasik, ada juga warna merah atau soga (coklat) yang menandakan amarah, serta hitam yang melambangkan watak serakah tetapi bisa bersifat bijak jika mampu dikendalikan.

"Manusia memiliki empat sifat tersebut tapi biasanya yang menonjol salah satu sifat," tuturnya. 

Terpisah, pemilik Galeri Bendoro Batik Solo, asal kemeja batik Jokowi, Aris Suharsono Yosodhiningrat mengungkapkan, nama motif batik yang dikenakan pada pertemuan dengan Sultan HB X adalah Naga Dersonolo. 

Batik tulis ini memuat siluet Naga Dersonolo direpresentasikan sebagai simbol keberanian dan penjagaan. 

"Naga Dersonolo adalah naga yang hidup di kayangan atau angkasa luas. Ia memiliki sayap untuk terbang sebagai simbol penjagaan dan keberanian," kata Aris, Jumat.

Siluet Naga Dersonolo juga dilengkapi dengan elemen sayap yang diartikan sebagai penghalau terhadap hal-hal buruk. 

Aris menyebutkan, secara umum, batik bermotif Naga dipakai untuk kaum raja dan permaisuri. 

Motif ini seperti halnya dengan batik bercorak Parang dan Mahkota Raja yang hanya digunakan oleh kasta tertinggi. 

"Motif Naga di dalam keraton biasanya hanya dipakai raja dan permaisuri. Ini sebagai simbol legitimasi kekuasaan yang mutlak atas negara Mataram berikut jajahannya," ungkapnya. 

Kendati demikian, motif batik yang termasuk kelas batik gaya Solo buatan baru dan bukan gaya klasik ini, sama sekali tidak mengandung muatan politik. 

"Motif ini sebetulnya sudah lama saya buat, jauh sebelum Pak Jokowi menjabat Presiden RI. Jadi sama sekali tidak ada muatan politik di dalamnya," ujarnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com