Berita Viral

UPDATE Mayat Wanita Dalam Koper, Uswatun Khasanah 3 Kali Menikah, Sang Ayah Kenang Kerap Diberi Uang

Nur Khalim, ayah kandung Uswatun Khasanah, mengatakan korban merupakan anak sulung dari dua bersaudara.

|
Editor: Juang Naibaho
Kolase Tribun Medan/Tribun Mataraman/Febrianto Ramadani
Identitas mayat wanita tanpa kepala dan kaki di dalam koper warna merah yang ditemukan di selokan Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, akhirnya terungkap. Uswatun Khasanah merupakan warga Blitar, dan sehari-harinya bekerja sebagai sales kosmetik. 

TRIBUN-MEDAN.com - Sosok mayat wanita tanpa kepala dan kaki di dalam koper warna merah yang ditemukan di selokan Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, akhirnya terungkap.

Korban mutilasi itu adalah Uswatun Khasanah berusia 30 tahun, asal Blitar. Dia merupakan ibu dari dua anak yang masih kecil-kecil.

Nur Khalim, ayah kandung Uswatun Khasanah, mengatakan korban merupakan anak sulung dari dua bersaudara. Uswatun merupakan anak baik yang perhatian dengan keluarga.

Meski tidak tinggal serumah, korban sering menjenguk Nur Khalim untuk memberikan uang buat makan.

"Setahu saya, anak saya tidak punya musuh. Dia anak baik. Kalau pulang kerja ya ngasih makanan ke anaknya, ke saya, dan ke neneknya. Dia tinggal bersama neneknya, ibu saya," ujarnya ditemui usai pemakaman korban di tempat pemakaman umum (TPU) Desa Sidodadi, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Jumat (24/1/2025) malam.

Nur Khalim jelas merasa sedih dan kehilangan dengan musibah yang menimpa anaknya. Tapi, Nur Khalim terlihat berusaha tegar.

Sejak sore, Nur Khalim menunggu jenazah anaknya datang di rumah ibu kandung korban yang juga mantan istri Nur Khalim di Desa Sidodadi, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar.

Nur Khalim juga terlihat mengadzani jenazah anaknya saat hendak diberangkatkan dari rumah duka ke tempat pemakaman.

Nur Khalim sudah cerai dengan istrinya dan dikarunia dua anak, yaitu korban dan adiknya. "Anak saya ini dua bersaudara. Adiknya di Jakarta," katanya.

Ia berharap pelaku kejahatan terhadap anaknya segera tertangkap. Ia juga berharap pelaku dihukum seadil-adilnya sesuai dengan perbuatan kejamnya.

"Saya minta bantuan agar pelaku kejahatan (terhadap anak saya) itu bisa ditangkap. Biar diadili dan dihukum sesuai perbuatannya," kata Nur Khalim.

PERMINTAAN Ayah Uswatun Khasanah Usai Jasad Anaknya Ditemukan dalam Koper, Tegar Adzani Putrinya
PERMINTAAN Ayah Uswatun Khasanah Usai Jasad Anaknya Ditemukan dalam Koper, Tegar Adzani Putrinya (TribunJatim)

Korban Tiga Kali Menikah

Nur Khalim menuturkan korban sempat tiga kali menikah dan dikarunia dua anak, satu usia 10 tahun dan satu lagi usia 7 tahun.

Dia tidak ingat secara pasti kapan kali pertama korban menikah. Tapi, pernikahan pertama korban dengan pria asal Srengat, Kabupaten Blitar, dilakukan secara resmi.

Korban bercerai dengan suami pertama dan dikaruniai satu anak laki-laki.

Lalu, korban menikah lagi dengan pria asal Lumajang, tapi secara siri. Korban dikarunia satu anak perempuan dari hasil pernikahan kedua.

Korban kembali pisah dengan suami kedua. Setelah lama menjanda, korban menikah lagi yang ketiga kalinya dengan pria asal Tulungagung.

Pernikahan ketiga korban dengan pria asal Tulungagung juga dilakukan secara siri. Korban belum dikarunia anak di pernikahan ketiga ini.

Menurut Nur Khalim, pernikahan ketiga korban dengan pria Tulungagung ini belum lama, baru jalan sekitar tiga tahun.

Awal nikah, korban dan suaminya yang ketiga ini juga hidup rukun di Blitar.

Tapi, setahun terakhir ini, Nur Khalim tidak pernah ketemu dengan suami dari pernikahan ketiga kali korban.

"Setahunan ini, saya tidak pernah ketemu suami anak saya. Lebaran tahun lalu juga tidak datang ke rumah," kata Nur Khalim.

Nur Khalim juga tidak pernah bertanya kepada korban soal suaminya. Korban sendiri juga tidak pernah cerita kepadanya.

Ia mengira suami korban kerja di luar kota dan jarang pulang. "Anak saya tidak pernah cerita soal suaminya. Selama ini anak saya juga terlihat baik-baik saja," ujarnya.

Sampai sekarang, Nur Khalim juga tidak tahu apakah korban dan suami dari pernikahan ketiga ini masih bersama atau sudah pisah.

"Ini tadi, suaminya juga tidak terlihat datang ke Blitar," katanya.

Sosok Uswatun

Uswatun Khasanah tercatat sebagai warga Desa Bence, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar. Sehari-harinya bekerja sebagai sales kosmetik dan tinggal dengan mengontrak rumah di Tulungagung.

Uswatun lahir di Blitar pada 25 April 1995 dengan status pernikahan cerai hidup. Almarhumah memiliki tinggi badan 152 cm dan warna kulit kuning langsat mengarah ke putih.

Pada November 2024 lalu, korban menuliskan pesan serta doa untuk kedua anaknya di akun TikTok @uswatunkha62.

"Ya Allah kutitipkan segala urusan anakku kepada-Mu. Kesehatan, rezeki, masa depan, hati, akhlak, kebahagiaan dan agamanya. Ya Allah berikan takdir terbaik untuk anakku, wujudkan harapan dan mimpinya di waktu yang tepat.”

“Lindungilah setiap langkahnya, jagalah dari ujung rambut sampai ujung kakinya dan wakafkan dia dalam ilmu akhirat agar kelak bisa menjemputku di pintu surga-Mu. Hasbunallah wanik'mal wakil," tulis Uswatun Khasanah.

Korban juga sering mengunggah video anak-anaknya di akun TikTok.

Terpantau lewat akun TikToknya @uswatunkha62, korban terakhir membagikan postingan enam hari lalu.

Dalam unggahannya, Uswatun membagikan potretnya yang mengenakan baju merah. Unggahan tersebut tampak hanya disertai lagu tanpa keterangan apa pun.

Postingan ini pun kini viral di media sosial hingga menyita perhatian publik.

Kasat Reskrim Polres Ngawi, AKP Joshua Peter Krisnawan, mengatakan, pihaknya mengamankan sejumlah barang yang diduga milik almarhumah di dalam koper merah berisi jasad wanita korban mutilasi tersebut. 

Di antaranya, berupa gelang tali warna hitam dengan lingkaran menyerupai emas, tali kuncir rambut, dan rok warna hitam ukuran L di tubuh korban, sepasang sandal merek Chungkus berpola Dior, selimut bermotif lurik garis-garis.

Koper berwarna merah yang digunakan pelaku membuang jasad korban bermerk Reindit dan adaa juga koper merah jambu merek Reindit.

Polisi juga mengamankan tali sumbu warna putih yang digunakan pelaku untuk mengikat kaki dan tangan korban.

Sementara itu, Hendi Suprapto (42), ayah tiri korban, mengatakan, korban meninggalkan rumah di Blitar sejak Jumat (17/1/2025). 

Namun sejak hari Senin, korban tidak dapat dihubungi.

“Sampai sekarang ditelepon tidak bisa, baru tahu tadi malam dapat kabar ini dari pihak kepolisian,” ujarnya saat mendatangi RSUD Dr Soeroto Ngawi, Jumat (24/1/2025) siang.

Hendi mengaku tidak menyangka, lantaran anak angkatnya bisa mendapatkan nasib begitu sadis. Ia berharap pelaku dapat segera diamankan.

“Harapan anggota tubuh cepat ditemukan pelaku cepat tertangkap, cara pelaku sadis, tidak manusiawi,” ujarnya.

Di tempat yang sama Ana Yuliani, kerabat korban, mengungkapkan, korban meninggalkan dua anak yang berusia 7 dan 10 tahun. Korban sudah lama bercerai dengan suaminya.

“Terakhir ketemu langsung di Blitar Jumat lalu. Basa basi biasa tidak ada firasat. Jumat keluar sendiri naik sepeda motor,” ungkapnya.

“Tidak pernah bawa teman ke rumah kalau pulang. Waktu itu pamit keluar kota tapi tidak disebutkan tujuannya kemana,” tuntas Ana yang juga sebagai kerabat dekat.

Cerita Penemuan Koper

Penemuan koper berisi mayat tanpa kepala dan kaki menghebohkan warga Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, pada Kamis (23/1/2025) sekitar pukul 09.30 WIB.

Kepala Desa Dadapan, Andik Bangga Satria, menyebut mayat wanita dalam koper merah tersebut pertama kali ditemukan oleh warga sekitar yang hendak membuang sampah.

Warga tersebut merasa curiga karena melihat paket besar berwarna hitam.

"Merasa penasaran akhirnya coba didekati. Sempat dipegang kok berat jadi ragu ragu, akhirnya dibuka paket plastik itu," ujar Andik, Kamis.

Setelah dibuka, paket besar yang terbungkus plastik hitam itu ternyata berisi koper berwarna merah.

Kemudian, Andik mengatakan warga membuka koper merah dan terlihat beberapa benda serta tubuh.

Namun, pengecekan tidak berlangsung lama karena saksi langsung melaporkan penemuan koper berwarna merah itu ke pihak kepolisian.

"Ada selimut agak putih, sepatu wanita dan sekilas bentuk tubuh, tapi tidak lama ditutup kembali. Warga lalu melaporkannya ke pemerintah desa diteruskan ke polisi," ungkapnya.

Pasca-adanya laporan, tim gabungan dari Polsek Kendal dan Tim Inafis Polres Ngawi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Mereka lalu membuka koper hingga seluruh isinya terlihat jelas. 

Selain ditemukan selimut dan sepatu, juga terlihat ada tubuh perempuan tanpa busana yang diduga korban mutilasi. 

Kasat Reskrim Polres Ngawi, AKP Joshua Peter Krisnawan, membeberkan aneka barang yang ditemukan di dalam koper bersama jasad korban.

“Ada tali warna putih yang dilakukan untuk mengikat leher, tangan dan kaki korban,” tutur AKP Joshua, ditemui di Mapolres Ngawi, Jumat (24/1/2025) pagi.

“Korban memakai tali kuncir rambut di bagian tangan kanannya,” sambungnya. 

(samsul hadi/tribunmataraman.com)

Sumber: Tribun Mataram
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved