Program JKN Jadi Penyelamat, Sri dan Dua Anaknya Bisa Berobat Tanpa Khawatirkan Biaya
Program JKN telah menjadi menjadi harapan jutaan masyarakat Indonesia lainnya untuk mendapatkan layanan kesehatan yang mudah.
Penulis: Truly Okto Hasudungan Purba | Editor: Truly Okto Hasudungan Purba
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN – Bagi Sri Damayanti (43), menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bukan sekadar ikut program pemerintah. Lebih dari itu, program yang dijalankan BPJS Kesehatan ini telah menjadi menjadi harapan dirinya dan jutaan masyarakat Indonesia lainnya untuk mendapatkan layanan kesehatan yang mudah tanpa perlu mengkhawatirkan biaya
Manfaat JKN tak hanya dirasakan Sri seorang, tapi juga dua dari empat anaknya. Penyakit yang diderita pun membutuhkan tindakan medis hingga ke pembedahan.
Awalnya, anak keempatnya yang mengalami gangguan pada mata, harus bolak balik menjalani pengobatan di beberapa rumah sakit di Medan sepanjang tahun 2022. Saat itu, usia anaknya masih lima tahun. Indikasi medis yang menyebut anaknya mengalami limfoma membuat Sri dan suaminya, Desly Sumarno (48) tak hanya cemas soal kesehatan anaknya, tapi biaya yang akan timbul dari pengobatan tersebut.
“Apalagi kami tergolong keluarga kurang mampu. Biaya berobat limfoma pasti tidak murah. Kami pun menjadi peserta JKN melalui skema Penerima Bantuan Iuran (PBI) dari Pemko Medan,” kata Sri kepada Tribun-Medan.com, Selasa (11/2/2024).
Tapi kekhawatiran Sri terkait biaya sirna karena BPJS Kesehatan mendukung pengobatan anaknya tanpa biaya satu rupiah pun. Namun, Tuhan berkehendak lain, setelah menjalani pengobatan selama empat bulan, anak keempat Sri telah berpulang.
Beberapa bulan kemudian dan masih di tahun yang sama, anak ketiganya yang saat itu berusia 10 tahun, M Thalhah Al-Ukhasya didiagnosa mengidap hernia. Dokter memutuskan dilakukan operasi di RS Murni Teguh Medan. Operasi berjalan dengan lancar. Ukhasya sudah sembuh dan dapat beraktivitas kembali.
“Untuk pengobatan Ukhasya, didukung program JKN. Tak ada biaya yang kami keluarkan,” katanya.
Ujian dalam keluarga Sri belum berhenti. Awal 2024, dokter mendiagnosa Sri mengidap hernia insisional. Penyebabnya bekas luka dari area operasi caesar yang dilakukan Sri saat melahirkan anak keempat tahun 2017 lalu bermasalah yang mengakibatkan usus terdorong keluar.
“Beberapa bulan setelah operasi, bekas operasi bermasalah. Menurut dokter, penyebabnya karena saya langsung melakukan aktivitas cukup berat, padahal kondisi belum pulih dengan sempurna,” terang Sri.
Meskipun bekas operasi bermasalah, Sri mengaku aktivitasnya sehari-hari tidak begitu terganggu. Karena itu ia memilih untuk tidak mengobati penyakitnya lebih serius selama delapan tahun (sejak tahun 2017). Hingga akhirnya di awal 2024, ia merasakan dadanya semakin sesak, keringat dingin, dan sulit beraktivitas.
“Dokter menyarankan dilakukan bedah digestif. Saya pun menjalani operasi di RS Bhayangkara Medan pada Agustus 2024. Setelah operasi, selama hampir dua bulan saya masih rawat jalan,” kata Sri.
Baca juga: BPJS Kesehatan Medan Kini Sediakan Layanan JKN-KIS Keliling, Berikut Daftar Layanannya
Sama halnya dengan anak ketiga dan keempat, untuk pengobatan hernia insisional yang ia jalani, Sri tak mengeluarkan biaya dan semuanya sudah ditanggung program JKN dari BPJS Kesehatan.
Sri mengaku dunianya runtuh ketika ia dan dua anaknya jatuh sakit. Ini bukan hanya soal penyakitnya, tapi juga tentang bagaimana ia bisa membayar biaya pengobatan seperti konsultasi dokter, obat-obatan, pemeriksaan laboratorium beberapa kali, hingga rawat jalan. Sebagai ibu rumah tangga dengan suami yang bekerja sebagai pengemudi ojek online dan berdagang makanan kecil-kecilan, Sri menyadari pengobatan dirinya dan dua anaknya membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
“Dari informasi yang saya dapat, untuk pengobatan saya saja, bisa menghabiskan biaya hingga Rp 80 juta. Syukurlah ada program JKN yang jadi penyelamat pengobatan, semua biaya juga sudah ditanggung. Dengan program JKN, Saya dan keluarga fokus menjalani pengobatan dengan tenang tanpa perlu mengkhawatirkan biaya,” ujarnya.
Status UHC
Demi Warga Miskin Terlindungi Layanan Kesehatan, 33.381 Peserta BPJS PBI Deliserdang Dinonaktifkan |
![]() |
---|
Pelayanan Kesehatan Lebih Dekat, Perjuangan Ikbal Hadirkan Agen Pesiar di Dusun Sematar |
![]() |
---|
Anggaran Tak Cukup, BPJS Kesehatan 33.381 Warga Miskin di Deli Serdang Terpaksa Dinonaktifkan |
![]() |
---|
Daftar 8 Penyakit Termahal yang Ditanggung BPJS Kesehatan Sepanjang 2024 |
![]() |
---|
BPJS 25 Ribu Warga Dinonaktifkan , Ini Cara Reaktivasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.