Medan Terkini

Kata Dinkes Sumut soal Dugaan Dokter Lakukan Amputasi Tanpa Izin Keluarga di RS Mitra Sejati Medan

Dinas Kesehatan Sumatera Utara, merespon soal kasus  seorang dokter lakukan tindakan operasi amputasi kaki tanpa izin di Rumah Sakit Mitra Sejati.

Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/ISTIMEWA
DUGAAN MALAPRAKTIK - Keluarga Pasien saat marah dan mengamuk di RS Mitra Sejati heboh di sosial media, Selasa (4/3/2025).Hal itu diduga RS Mitra Sejati lakukan Amputasi kaki pasien tanpa izin 

TRIBUN-MEDAN.com,MEDAN - Dinas Kesehatan Sumatera Utara, merespon soal kasus  seorang dokter lakukan tindakan operasi amputasi kaki tanpa izin di Rumah Sakit Mitra Sejati.

Atas kejadian itu, Dinkes Sumut mengaku, langsung melakukan pemeriksaan ke rumah sakit tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara, Faisal Hasrimy mengatakan, pihaknya sudah mendengar informasi tersebut beberapa hari lalu.

Setelah mendengar informasi itu, pihaknya langsung mendatangi pihak rumah sakit dan menggelar mediasi kepada korban dan RS Mitra Sejati.

"Jadi kami dinkes begitu dapat informasi dari masyarakat kita langsung melakukan pemeriksaan mulai dari kendali mutu hingga mengecek prosedur yang dikerjakan RS Mitra Sejati," terangnya saat dikonfirmasi Tribun Medan, Selasa (4/3/2025). 

Faisal pun menceritakan kronologi kejadian tersebut terjadi pada hari Senin (24/2/2025), atas persetujuan pasien, dokter di RS Mitra Sejati melakukan tindakan operasi amputasi jari kaki pasien. 

"Jadi dari informasi yang kami dapatkan dari pihak rumah sakit bahwa prosedur sudah dijalankan. Memang yang kebetulan si ibu ini ada riwayat diabetes nah tinggi 449 ya. Namun, pada saat diambil tindakan operasi, ternyata jaringan itu yang mati sudah menyebar ke atas bukan hanya di jari saja,"jelasnya. 

Namun, pada saat mau dikonfirmasi kembali ke keluarga pasien, kata Faisal, pihak keluarga tidak ada di dekat ruangan operasi.

"Nah pada saat mau di konfirmasi kembali, keluarga ibu itu enggak di dekat ruang operasi. Sementara, inikan harus diambil tindakan. karena, sedang proses operasi berjalan tapi dipanggil beberapa kali keluarganya enggak ada yang hadir," jelasnya.

Sementara, keberatan keluarga pasien terletak di tak adanya konfirmasi dari rumah sakit untuk amputasi kaki tersebut.

"Itulah posisinya, nah di sinilah keberatan keluarganya. Kenapa penjelasan awal yang diamputasi jari kaki kenapa sampai ke kaki," jelasnya. 

Namun, kata Faisal, sudah ada pertemuan antara keluarga pasien dan juga pihak rumah sakit.

"Tapi ini sudah ada pertemuan dan dibicarakan. Kita pun dari rumah sakit, ini sudah kita sampaikan ke kita lakukan pemeriksaan nanti akan kita lakukan evaluasi," jelasnya.

Dikatakannya, meski sudah menjalan prosedur, pihaknya akan tetap melakukan evaluasi ke rumah sakit tersebut.

"Nanti temuan-temuan apa yang kita dapatkan akan kita publish. Karena saat ini tim kami serang melakukan pengecekan apakah ini memang ada kelalaian, atau apa karena salah prosedural. Ini sedang proses tim sedang bekerja," jelasnya.

Dijelaskannya juga, dari hasil mediasi, pihak rumah sakit mengaku, pasien sendiri sudah menerima. Hanya saja, pihak keluarga yang belum.

"Jadi hasil mediasi, kalau menurut management rumah sakit, ke tim kami, si ibu sudah menerima legowo, tapi yang belum menerima suami dan pengacara," jelasnya.

Ditegaskannya, jika dari hasil pemeriksaan pihaknya ada kesalahan, rumah sakit akan diberi sanksi tegas.

"Jadi sekarang belum ada sanksi baik itu ke dokter atau rumah sakit. Karena pemeriksaan masih diproses,"jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, ramai di media sosial dugaan Rumah Sakit Mitra Sejati yang terletak di Jalan Jendral Besar AH Nasution melakukan mal praktek terhadap seorang pasien.

Dari video yang beredar itu dijelaskan, pasien yang menjadi korban dugaan mal praktek ini mengalami sakit diabetes.

Untuk itu, berdasarkan keputusan dokter beserta keluarga, jari kaki yang mengalami luka yang seharusnya diamputasi.

Namun, pasca operasi keluarga pasien justru kaget, sebab yang diamputasi adalah kaki korban, bukan jari kaki korban. 

“Saya menuntut direktur RS ini karena saudara saya kakinya dipotong, dipotong kakinya,” kata seorang pria dalam video viral yang Tribun Medan lihat, Selasa (4/3/2025). 

Di sisi lain, perekam video itu juga menambahkan bahwa korban seharusnya hanya amputasi jari.

“Gak ada bilang, jari kakinya dioperasi okelah kami setuju, dioperasilah hari Kamis. Dibawa ke ruang operasi rupanya kaki dipotong tanpa sepengetahuan,” kata pria lain yang merekam video itu.

(Cr5/tribun-medan.com)

 Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved