Berita Medan
SPBU Oplos Pertalite di Medan, Rajamin : Buru Pemilik SPBU dan Pemasoknya, Jangan Berhenti di Sopir
Polisi diharapkan serius mengusut hingga ke pemilik SPBU dan pemasoknya, tidak berhenti di sopir, kernet dan manajer saja.
Penulis: Dedy Kurniawan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Kepercayaan masyarakat terhadap produk Pertamina semakin tergerus setelah polisi menindak kasus pengoplosan Pertalite yang dipasarkan di SPBU Nagalan, nomor 14.201.135 Flamboyan Raya, Medan.
Polisi diharapkan serius mengusut hingga ke pemilik SPBU dan pemasoknya, tidak berhenti di sopir, kernet dan manajer saja.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Operasional PT Miduk Arta, Rajamin Sirait yang meminta ke penyidik melakukan penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut dari keterangan ketiga tersangka.
Sebab katanya, tidak mungkin ketiganya melakukan pengoplosan Pertalite tanpa ada perintah atasannya.
"Harapan kita tidak berhenti cuma di sopir kernet dan manajer. 3 tersangka ini sopir, kernet dan manajer bukan pelaku sesungguhnya. Ini kepentingan siapa, pemilik SPBU siapa. Pasti ini sepengetahuannya (pemilik). Apakah SPBU sudah disewakan kepada pihak lain atau pihak ketiga," kata Rajamin kepada wartawan, Selasa (11/3/ 2025).
Rajamin meminta polisi untuk menelusuri asal minyak, pemasok utama, dan juga penyedia hingga akhirnya BBM dipasarkan di SPBU tersebut. Pemilik SPBU seharusnya mengetahui secara prosedur, atau apakah ada dugaan SPBU sudah diambil alih pihak ketiga disewakan.
"Pelaku utama yaitu sebagai penyedia, supplier. Pemilik SPBU jelas merugikan negara. Minyak ini dibeli dari mana, kan secara langsung Pertamina atau pemerintah rugi. Jadi kita harapkan jangan hanya sampai ketiga tersangka ini saja. Tapi supplier, pemilik SPBU juga diusut," tegasnya.
Rajamin menegaskan, korban dari pengoplosan yang dilakukan para tersangka adalah masyarakat, dari kalangan bawah hingga pengusaha.
Praktek pengoplosan ini hampir berlangsung genap waktu setahun.
"Ini bukan persoalan sepele. Banyak hal yang bisa merugikan, baik itu ke konsumen, nama baik, kemudian juga dampak ekonomisnya," sebut Rajamin yang juga Ketua Pemuda Mitra Kamtibmas Sumut.
Ia menjelaskan kerugian itu secara langsung tidak terlihat jelas. Orang membeli barang dengan harga tertentu, tapi kualitas tidak sesuai standar dan kualitasnya.
Sedangkan dampak dari mutu minyak oplosan ini, jelas membuat kerusakan pada mesin kendaraan. Dan juga polusi yang dihasilkan dari sisa pembakaran.
"Kepercayaan terhadap pemerintah juga semakin menurun. Karena Pertamina ini kan punya pemerintah. Sedangkan saat ini sedang menggalakan untuk percaya dengan pemerintah," beber Rajamin.
Ia menjabarkan, beragam persoalan yang dihadapi Pertamina sepatutnya menjadi koreksi bagi perusahaan plat merah yang mengelola penambangan minyak dan gas bumi di Indonesia ini.
Apalagi, lanjut Rajamin, pelaku cerdik dengan menggunakan mobil tangki yang tak lagi transportir resmi Pertamina.
Sidang Mantan Pekerja Perusahaan Ekspedisi, Tuntut Pesangon Usai Diberhentikan Sepihak |
![]() |
---|
Sertifikasi Halal Jadi Tangga Naik Kelas UMKM Medan, Benny: Target 1.000 Disalurkan |
![]() |
---|
Baby Shark Camp di Sun Plaza, Ini Deretan Acara yang Dihadirkan |
![]() |
---|
Tergiur Upah Warga Aceh jadi Tumbal Peredaran Sabu 1,8 Kilogram Divonis 18 Tahun |
![]() |
---|
Atlet PON Medan Kecewa, Kadispora Janji Bonus PON 2024 Cair di Triwulan 4 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.