Berita Viral

Profil AKP Tomi Samuel Marbun, Polisi Berprestasi Asal Siantar yang Hilang 3 Bulan saat Kejar KKB

AKP Tomi Samuel Marbun sempat mendapat penghargaan dari Kapolri Jendral Pol Listyo Sigit Prabowo. Sudah hilang 3 bulan.

TRIBUN MEDAN/ISTIMEWA
Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni AKP Tomi Samuel Marbun, belum ditemukan hingga saat ini sejak hilang pada Rabu (18/12/2024). AKP Tomi Samuel Marbun bergabung dalam operasi pengejaran DPO anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) atau TPNPB OPM di Distrik Moskona Barat, Teluk Bintuni, Papua Barat. Para DPO ini merupakan anggota KKB/OPM yang membantai 4 pekerja proyek pembangunan Jalan Trans Moskona Barat-Moskona Utara di Teluk Bintuni, Papua Barat, 29 September 2022 lalu. (Kolase Tribun Medan/Ho) 

TRIBUN-MEDAN.com - Kasus AKP Tomi Samuel Marbun kembali viral di media sosial. Dia telah hilang selama 3 bulan di Teluk Betuni, Papua Barat sejak Rabu 18 Desember 2024. 

Kehilangan AKP Tomi Marbun masih menimbulkan tanda tanya oleh sang istri, Riah Tarigan. 

Riah Tarigan belum menerima semua pernyataan Polisi terkait hilangnya suaminya dalam rangka mengejar pasukan KKB Papua. 

Berdasarkan keterangan Polda Papua, Iptu Tomi hilang saat mengejar anggota KKB. 

Pencarian Iptu Tomi sempat menuai kontroversi hingga kini belum ditemukan. 

Profil AKP Tomi Marbun

AKP Tomi Samuel Marbun merupakan putra asal Kota Pematangsiantar yang beralamat di Jalan Dalil Tani I, Kebun Sayur, Kecamatan Siantar Timur, Kota Pematang Siantar, Sumatera Utara.

Ia merupakan anak dari Elvrida Gultom, seorang pengusaha katering di Kota Siantar.

Tomi menikah dengan Ria Tarigan pada November 2022 di Pematangsiantar. 

Dari pernikahannya, Tomi dikaruniai seorang anak yang lahir april 2024 lalu.

Polisi kelahiran 1994 itu menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni menggantikan AKP Junaidi A Weken.

Jabatan Kasat Reskrim tersebut berdasarkan Surat Telegram Kapolda Papua Barat ST/340/VIII/KEP/2021 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan Pamen dan Pama di lingkungan Polda Papua Barat.

Selama bertugas, Tomi dikenal sebagai polisi yang bermasyarakat dan berdedikasi tinggi. 

Ia dan timnya pernah berhasil melakukan operasi militer melawan KKB pada Agustus 2024.

AKP Tomi Samuel Marbun sempat mendapat penghargaan dari Kapolri Jendral Pol Listyo Sigit Prabowo setelah berhasil mengungkap pelaku pembunuhan empat pekerja jalan Trans Papua Barat di Moskono Barat pada 22 September 2022.

Ayah Tomi, Tumpal Marbun, mengenang putranya sebagai anak yang cerdas.

Sebelum lulus Akpol pada 2017, Tomi sempat diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan jurusan Hama dan Proteksi Tanaman.

"Dia nyoba Akpol sekali kalah. Lalu kuliah di IPB. Tapi setelah hampir setengah semester, dia bilang mau coba lagi Akpol, dan akhirnya lulus," cerita Tumpal, dilansir dari Kompas.com.

Setelah lulus, Tomi ditempatkan di Polda Papua Barat dan menjalani tugas di berbagai wilayah, termasuk Sorong dan Fakfak, sebelum menjabat Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni selama tiga tahun terakhir.

Hilang Saat Bertugas di Teluk Bintuni Papua

Dilansir dari Kompas.com, Tomi dilaporkan hilang pada Rabu (18/12/2024) di Teluk Bintuni saat Tim Gabungan TNI-Polri terlibat kontak senjata dengan kelompok bersenjata (KKB atau OPM). 

Kapolda Papua Barat, Irjen Jhonny Edison Isir, menyatakan bahwa tim gabungan telah bekerja keras dalam upaya pencarian.

Menurutnya, tim gabungan telah menyisir aliran Sungai Rawara menggunakan perahu longboat, bahkan melibatkan helikopter dari Baharkam Polri.
 
"Hingga kini Iptu Tomi Marbun belum ditemukan," ujar Irjen Jhonny Edison Isir dalam konferensi pers akhir tahun, Selasa (31/12/2024).

Kapolres Bintuni yang memimpin pencarian juga belum menemukan tanda-tanda keberadaan Iptu Tomi.

"Makanya kami hentikan pencarian. Sehabis agenda nasional, kami lanjutkan pencarian lagi," tegas Irjen Jhonny Edison Isir, seraya berjanji akan memantau langsung ke lokasi.

"Pencarian itu tidak berhenti. Kami akan terus cari. Kita berdoa semoga Iptu Tomi Marbun ditemukan," imbuhnya.

Selain itu, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menyatakan bahwa prajurit TNI akan membantu pencarian Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni AKP Tomi Marbun.

Maruli menjelaskan bahwa TNI akan berkolaborasi dengan polisi dalam pencarian AKP Tomi Marbun. 

Namun demikian, dia perlu memeriksa rincian kejadian yang menyebabkan hilangnya Tomi.

Di sisi lain, Organisasi Papua Merdeka (OPM) mengonfirmasi adanya serangan ke markas mereka di Distrik Moskona, Teluk Bintuni.

Jeritan Hati Istri Iptu Tomi Samuel Marbun

Tiga bulan berlalu, pihak keluarga masih terus mencari keberadaan Iptu Tomi Samuel Marbun.

Dalam Podcast Ngobrol Virtual Tribun Timur edisi Kamis (13/3/2025), Riah Tarigan istri Iptu Tomi dan ibunda Elvrida Gultom blak-blakan ungkap kejanggalan atas informasi hilangnya Iptu Tomi.

Riah mengungkapkan bahwa percakapan terakhirnya dengan sang suami pada 15 Desember 2024 ingin berbicara empat mata.

"Saat saya pulang, suami ternyata sudah tidak di rumah. Kami tidak sempat ngobrol, Sore hari saat suami pulang saya bertanya mau ngobrol apa. Tapi dia bilang tidak jadi. Dia hanya meminta dikirimkan sejumlah uang transportasi untuk memfasilitasi operasi senyap ini," ujar Riah Tarigan, dilansir dari Tribuntimur.com.

16 Desember 2024, Tomi masih berkirim pesan kepada istrinya mengabarkan akan bertugas ke hutan dan meminta istri antisipasi ketika terjadi hal buruk.

"Dia memang mengirim kontak orang-orang yang harus saya hubungi kalau terjadi hal buruk," katanya.

Hingga, pada 18 Desember 2024, Iptu Tomi Marbun dikabarkan hilang kontak karena terjatuh di sungai.

"Saya sempat mengontak nomor yang sudah diberikan dan merekalah yang membantu helikopter untuk keluarga. 

Hingga hari ini cuma suami saya yang belum kembali," curhat Riah.

Pihak keluarga terus berupaya melakukan pencarian Tomi, namun tak kunjung membuahkan hasil.

"Tdak adanya keterbukaan dari pihak yang bertanggung jawab ke keluarga. Saat pencarian pun pihak Polres sangat tertutup. Mereka tidak mau menerima bantuan. Padahal ada bantuan dari TNI mengirimkan pasukan tapi dipulangkan," katanya.

Kejadian ini harusnya melibatkan basarnas, tapi ternyata hanya dua orang dan satu hari. Setelah itu tidak ada surat masuk ke basarnas," sambungnya.

Pihak keluarga merasa janggal lantaran menduga ada hal-hal yang ditutupi.

"Pak Kapolres tolong diperiksa bagaimana kronologi kejadian sebenarnya.
Sebagai pimpinan harusnya Pak Kapolres dapat memberikan penerangan ke kami. 

Saya mohon kepada Pak Presiden, Wakil Presiden, petinggi-petinggi Polri untuk diusut tuntas apa sebenarnya yang terjadi pada suami saya. Kami punya anak kecil, butuh penjelasan, tidak mungkin hilang tanpa jejak. 

Saya mohon agar anggota tim dan pihak terkait yang ada di sana diperiksa lagi, supaya ada keterbukaan dan pencarian suami saya," tandasnya.

(*/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

 

Artikel Sudah Tayang di Tribunnews

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved