Breaking News

Berita Viral

TERKUAK PENYEBAB Kantor Polsek Dibakar Warga, Dipicu ASN Depresi Akhiri Hidup Gegara Kasus Curi HP

Penyebab Kantor Polsek Kayangan dibakar akhirnya terkuak. Sebelumnya, kantor Polsek Kayangan Lombok Utara dibakar pada Senin (17/3/2025)

Dok Polda NTB
MAPOLSEK KAYANGAN DIBAKAR - Tangkapan layar video yang diterima Tribunnews memperlihatkan Mapolsek Kayangan di Nusa Tenggara Barat dirusak dan dibakar oleh sejumlah warga pada Senin, (17/3/2025), pukul 18.30 WITA. 

Terduga pelaku diduga stres setelah keluar dari tahanan sementara. 

Usai menjalani pemeriksaan di Polsek Kayangan, terduga pelaku pulang dan semakin tertekan sampai nekat menghabisi nyawa sendiri.  

Sebelum akhiri hidup dia sempat bercerita kepada keluarga bahwa dia tidak mencuri, tapi salah ambil barang saat belanja. 

Mendengar cerita ini, warga yang mengenal korban sebagai anak yang baik kemudian melampiaskan kemarahan dengan menyerbu kantor polisi.

Warga menyerang kantor Polsek Kayangan Lombok Utara. Warga juga membakar kendaraan yang ada di markas polisi tersebut. 

Hingga saat ini belum ada keterangan dari pihak kepolisian terkait insiden tersebut. 

Berdasarkan informasi yang diperoleh Kompas.com, kemarahan warga hingga merusak Polsek Kayangan dipicu oleh peristiwa bunuh diri seorang warga berinisial RW, warga Desa Sesait, saat buka puasa, Kamis (13/3/2025) malam. 

Korban diduga depresi setelah diproses aparat Polsek Kayangan terkait dugaan pencurian telepon genggam milik seorang karyawan Alfamart yang videonya beredar di media sosial.

Kepala Desa Sesait, Susianto, membenarkan jika yang datang beramai-ramai ke Polsek Kayangan adalah warganya.

Hanya saja Susianto belum bisa memberi penjelasan lebih jauh terkait aksi perusakan tersebut.

"Benar itu warga saya, yang melakukan aksi di Polsek itu warga desa saya," kata Susianto.

Susianto mengaku tidak mengetahui apa kaitan antara kematian RW yang bunuh diri.

"Saya mendapat laporan dari salah seorang Kadus tentang kejadian bunuh diri seorang warga. Kejadiannya sekitar 20 menit sebelum berbuka," kata Susianto. Susianto menjelaskan bahwa di rumah korban, dirinya menyaksikan dan mendengar langsung orangtua korban yang meluapkan kemarahan kepada anggota kepolisian yang mendatangi rumah korban.

"Awalnya saya mau mencoba menengahi, tapi tidak tahu duduk perkaranya. Informasi baru saja saya dapatkan, jadi saya memilih mendengarkan dulu apa yang terjadi. Saya masih mendalami apa persoalannya," kata Kades Sesait.

Sementara itu, menurut SG, salah seorang warga Sesait, kemarahan warga disebabkan oleh beredarnya kabar bahwa korban RW gantung diri lantaran depresi.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved