Berita Viral

PILU Bocah 9 Tahun di Sampang Meninggal Gegara Tak Ada Nakes di Puskesmas, Ayah Sampai Teriak-Teriak

Sebuah peristiwa pilu terjadi di Kabupaten Sampang, Madura. Seorang bocah usia 9 tahun tewas akibat tidak ada dokter dan tenaga kesehatan

Shutterstock
Ilustrasi tewas. Sebuah peristiwa pilu terjadi di Kabupaten Sampang, Madura. Seorang bocah usia 9 tahun tewas akibat tidak ada dokter dan tenaga kesehatan 

TRIBUN-MEDAN.com - Sebuah peristiwa pilu terjadi di Kabupaten Sampang, Madura. Seorang bocah usia 9 tahun tewas akibat tidak ada dokter dan tenaga kesehatan di IGD Puskesmas, Senin (31/3/2025).  

Korban tersebut dalam kondisi kritis sehingga dilarikan ke IGD Puskesmas untuk mendapatkan pertolongan medis.

Naas bukannya tertolong, justru keluarga pasien tidak mendapati nakes di IGD puskesmas itu.

Tak ada satupun petugas nakes meski keluarga pasien berupaya berteriak memanggil ke sejumlah ruangan puskesmas.

Peristiwa memilukan ini terjadi di puskesmas Torjun, Kabupaten Sampang, Madura pada Senin (24/3/2025) lalu.

Meninggalnya pasien diduga akibat keterlambatan penanganan medis, setelah pasien tiba di IGD yang sepi tanpa adanya nakes.

Gani, paman dari korban, menceritakan bahwa keluarga membawanya ke Puskesmas karena kondisinya yang semakin melemah akibat sakit.

Setibanya di IGD, mereka menemukan ruangan tersebut kosong dan tidak ada nakes yang berjaga.

"Saya berteriak dan berlari ke setiap ruangan untuk memanggil tenaga medis, tapi tidak ada satupun petugas yang datang," ungkap Gani.

Baca juga: KRONOLOGI Ibu Bantu Puterinya Melahirkan di Kebun Karet, Bayi Disimpan di Boks Motor Hingga Tewas

Baca juga: NASIB Pemudik Dirampok 6 Pelaku Begal, Tas Berisi Rp 8 Juta Raib, Korban Alami Luka Sayatan

Setelah menunggu selama 30 menit, seorang petugas akhirnya datang dan menghubungi rekan-rekannya.

Namun, sayangnya, nyawa bocah tersebut tidak tertolong sebelum mendapatkan penanganan medis.

"Sayangnya ponakan saya sudah meninggal, kata salah satu petugas tersebut," terang Gani.

Kepala Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dinkes KB) Sampang, Abdulloh Najich, membenarkan peristiwa tersebut.

Ia menyatakan telah berkoordinasi dengan pihak Puskesmas Torjun untuk meminta keterangan lebih lanjut.

Pada saat kejadian, petugas kesehatan diketahui sedang mengganti infus milik pasien di ruangan belakang.

Sebagai langkah tindak lanjut, Dinas Kesehatan akan melakukan pembinaan terhadap Puskesmas Torjun untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.

"Untuk langkah Dinas Kesehatan, melakukan pembinaan terhadap Puskesmas," kata Abdulloh Najich.

Bayi yang Dilahirkan Disimpan di Boks Hingga Tewas

Ibu dan anak kompak melakukan pembunuhan terhadap bayi yang baru dilahirkan.  Awalnya, seorang ibu membantu puterinya melahirkan di kebun karet.

Setelah puterinya melahirkan, bayi itu disimpan di dalam boks motor hingga tewas.  

Sementara puterinya dilarikan ke puskesmas lantaran mengalami pendarahan hebat.

Ternyata wanita tersebut sempat menjalani rawat inap di Puskesmas dengan diagnosa penyakit lain.

Namun sempat kabur dan kembali dalam kondisi pendarahan pasca melahirkan.

Alhasil kondisi tersebut menimbulkan kecurigaan sehingga terbongkar perbuatan ibu dan anak tersebut telah membunuh bayi tak berdosa.

Peristiwa tersebut terjadi di Bangka, Kepulauan Bangka Belitung pada Jumat (28/3/2025).

Akhirnya pihak kepolisian Polsek Riausilip Polres Bangka mengungkap kasus dugaan pembunuhan bayi yang baru dilahirkan di Kecamatan Riausilip, Kabupaten Bangka.

Dalam kasus ini, dua orang yang terlibat adalah anak dan ibu. Inisialnya AP (19) dan ibunya YI (43).

Saat ini keduanya masih menjalani pemeriksaan di Unit PPA Sat Reskrim Polres Bangka pada Sabtu (29/3/2025).

Bayi perempuan tersebut ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di dalam boks motor pada Jumat (28/3/2025) malam.

Sebelumnya, AP yang sedang menjalani perawatan medis di Puskesmas Riausilip diketahui meninggalkan puskesmas tanpa izin untuk menuju ke perkebunan karet di Desa Silip, Kecamatan Riausilip, Kabupaten Bangka guna melahirkan bayi yang dikandungnya.

Dalam proses persalinan tersebut, AP dibantu oleh ibunya, YI. Setelah bayi lahir, mereka memasukkannya ke dalam karung dan menyembunyikannya di boks motor.

AP yang mengalami pendarahan kemudian kembali ke Puskesmas Riausilip untuk mendapatkan perawatan.

Anggota Polsek Riausilip yang mendatangi Puskesmas Riausilip akhirnya berhasil mendapatkan keterangan AP bahwa bayi disembunyikan dalam boks motor. Saat dicek bayi tersebut sudah dalam keadaan meninggal dunia.

"Masih menjalani pemeriksaan baik ibu bayi maupun orangtuanya tekait ditemukan bayi yang sudah tak bernyawa dalam boks motor," kata AKP Ogan Arif Teguh Imani Kasat Reskrim Polres Bangka seizin Kapolres Bangka AKBP Deddy Dwitiya Putra.

Awalnya Polsek Riausilip mendapatkan laporan dari warga yang curiga melihat dua wanita menggunakan motor diperkebunan karet di Desa Silip Kecamatan Riausilip Kabupaten Bangka pada Jumat (28/3/2025).

Saat itu warga tersebut sempat melihat salah seorang membawa karung sementara wanita lainnya terlihat masih mengenakan infus. Saat ditanya hanya menjawab bahwa mereka pasien Puskesmas Riausilip. 

Anggota Polsek Riausilip kemudian mendatangi Puskesmas Riausilip dan memang mendapati AP yang mendapatkan perawatan karena mengalami pendarahan.

Menurut pihak Puskesmas Riausilip awal AP dirawat karena sakit lain namun saat rawat inap pergi tanpa izin dan kembali lagi dalam kondisi pendarahan setelah melahirkan. 

Anggota Polsek Riausilip dan Tim Medis Puskesmas Riausilip kemudian mengintrogasi AP dan YI guna mengetahui keberadaan bayi yang baru dilahirkan. Pengakuan mengejutkan bahwa bayi tersebut disimpan dalam boks motor.

Anggota Polsek Riausilip dan Tim Medis Puskesmas kemudian bergegas mengecek motor dan benar ditemukan bayi sudah tak bernyawa dibungkus karung dalam boks motor.

Mendapati hal tersebut Polsek Riausilip berkoordinasi dengan Sat Reskrim Polres Bangka. Tim identifikasi Sat Reskrim Polres kemudian melakukan pengecekan luar tubuh bayi.

Tidak ditemukan tanda tanda penganiyaan ditubuh bayi. Selain itu Tim Identitifikasi juga melakukan olah TKP dilokasi bayi dilahirkan.

"Jenis kelamin bayi perempuan dugaan sementara meninggal akibat kesulitan bernafas karena ditubuh bayi tidak ditemukan tanda tanda penganiayaan," kata AKP Ogan.

(*/tribun-medan.com)

Sebagian artikel sudah tayang di tribun-lampung

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved