Hotma Sitompoel Meninggal
Sebelum Meninggal Hotma Sitompoel Rutin Lakukan Hal Ini 2 atau 3 Kali Seminggu, Tindakan Medis
Sebelum meninggal pengacara Hotma Sitompoel rutin melakukan tindakan medis karena penyakit yang dideritanya.
TRIBUN-MEDAN.com - Sebelum meninggal pengacara Hotma Sitompoel rutin melakukan tindakan medis karena penyakit yang dideritanya.
Seperti diberitakan sang advokat meninggal dunia pada hari Rabu (16/4/2025) di RSCM Kencana Jakarta.
Dari penuturan pihak keluarga, Hotma Sitompoel sebelum meninggal menderita komplikasi.
Baca juga: LIVE SCORE Live Streaming Inter Milan vs Bayern Muenchen Siapa Menang,Siaran Langsung Liga Champions
Ia juga rutin menjalani cuci darah.
“Karena komplikasi memangnya, karena memang untuk sakitnya sendiri itu biasanya 2 atau 3 kali seminggu (cuci darah)," jelas Juru Bicara Keluarga Hotma Sitompoel, Philipus Sitepu di RSCM Kencana, Jakarta.
Hotma Sitompul rencananya bakal dikebumikan di San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat, Sabtu (19/5/2025).
“Akan dikebumikan rencana hari Sabtu pagi. Kemudian acaranya akan ada di rumah Pangeran Antasari nomor 79A dari hari ini, besok, Jumat sampai dengan Sabtu pagi,” kata Philipus.
Baca juga: LIVE SCORE Live Streaming Real Madrid vs Arsenal, Inter Milan vs Munchen, Siaran Live Liga Champions
Diketahui, cuci darah merupakan tindakan medis yang dilakukan oleh pasien penyakit ginjal kronis atau gagak ginjal stadium akhir, dimana ginjal tidak lagi bisa berfungsi dengan baik.
Mengutip dari WebMD, saat ginjal tidak berfungsi dengan baik, hal itu dapat menyebabkan komplikasi di area tubuh lainnya.
Seperti anemia, retensi cairan, gout, penyakit jantung, tekanan darah tinggi (hipertensi), hiperkalemia, asidosis metabolik, uremia dan lainnya.
Juga bisa meningkatkan masalah tulang dan infeksi.
Bisakah komplikasi itu dicegah?
Pasien dapat memperlambat perkembangannya dan menurunkan risiko terkena komplikasi kesehatan akibat penyakit gagal kronik.
Caranya melakukan pemeriksaan darah dan urinalisis rutin akan membantu mendeteksi masalah kesehatan sejak dini.
Dokter biasanya memantau fungsi ginjal dengan memeriksa perkiraan laju filtrasi glomerulus (eGFR), nitrogen urea darah (BUN), kreatinin (Cr), dan albumin urin.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.