TRIBUN WIKI
Profil Ignatius Suharyo, Uskup Agung Jakarta yang Kabarnya Berpeluang Ikut Konklaf
Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo adalah Uskup Agung Jakarta yang menjabat sejak 29 Juni 2010. Ia menjadi Kardinal pada tahun 2019.
Penulis: Array A Argus | Editor: Array A Argus
TRIBUN-MEDAN.COM,- Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo, atau yang lebih dikenal sebagai Ignatius Suharyo dikabarkan berpeluang mengikuti Konklaf.
Konklaf adalah pertemuan tertutup dan rahasia Dewan Kardinal yang diadakan untuk memilih seorang Paus baru, yaitu Uskup Roma sekaligus kepala Gereja Katolik Roma sedunia.
Konklaf bertujuan memilih Paus baru setelah Paus sebelumnya meninggal dunia atau mengundurkan diri.
Baca juga: Apa Itu Konklaf? Begini Prosedur dan Peserta yang Bisa Ikut Serta di Dalamnya
“Kardinal Ignatius Suharyo itu berusia tahun ini 74 tahun, akan 75, jadi beliau salah satu yang berhak untuk memilih dan dipilih sebagai pengganti Paus Fransiskus,” kata Ketua Koferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr Antonius Subianto Bunjamin OSC di Gedung KWI, Jakarta Pusat, Senin (21/4/2025) dikutip dari Tribunnews.com.
Saat ini keberangkatan Kardinal Ignatius Suharto didampingi Antonius untuk menuju Roma sudah direncanakan.
Namun, belum ada informasi lanjut apakah Uskup Agung Jakarta itu akan benar-benar berangkat mengikuti Konklaf atau tidak.
Hanya saja, namanya santer dikabarkan akan mengikuti Konklaf, pemilihan Paus baru di Vatikan.
Baca juga: Pesan Terakhir Paus Fransiskus sebelum Wafat di Momen Paskah, Serukan Gencatan Senjata di Gaza
Profil Ignatius Suharyo
Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo atau Ignatius Suharyo adalah seorang prelat Gerejawi Indonesia.
Ia saat ini menjabat sebagai Uskup Agung Jakarta.
Jabatan itu ia emban sejak 29 Juni 2010.
Ignatius Suharyo diangkat menjadi Kardinal oleh Paus Fransiskus pada tahun 2019.
Baca juga: Paus Fransiskus Wafat Umur 88 Tahun, Pastor Vincent Purba : Duka Mendalam bagi Gereja Katolik
Dikutip dari Wikipedia, Ignatius Suharyo lahir di Sedayu, Bantul, Yogyakarta, 9 Juli 1950.
Ia merupakan anak dari pasangan Florentinus Amir Hardjodisastra dan Theodora Murni Hardjadisastra.
Ayahnya adalah seorang pegawai di Dinas Pengairan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Keluarganya dikenal sebagai pelayan gereja.
Sebab, beberapa saudaranya ada yang menjadi rahib imam dan juga biarawati.
Baca juga: Apa Itu Haji Akbar? Ternyata Nabi Muhammad Pernah Melakukannya
Adapun pendidikan Ignatius Suharyo yakni menyandang gelar Sarjana Muda bidang Filsafat/Teologi, serta pada 1976 mendapatkan gelar Sarjana Filsafat/Teologi.
Julius Kardinal Darmojuwono kemudian menugaskan Mgr. Suharyo untuk belajar di Roma, Italia.
Ia menyelesaikan studi Doktoral Teologi Bibilis di Universitas Urbaniana, Roma, Italia pada tahun 1981.
Sebelum menjadi Uskup Agung Jakarta, ia menjabat sebagai Uskup Agung Semarang (1997–2009).
Kemudian, ia juga pernah menjabat sebagai Administrator Apostolik Keuskupan Bandung (2011–2014).
Jauh sebelum itu, Ignatius Suharyo juga pernah menjadi Uskup Koajutor Jakarta (2009–2010).
Penjelasan Tentang Konklaf
Konklaf atau pemilihan Uskup Roma sekaligus kepala Gereja Katolik sedunia, diadakan antara 15 hingga 20 hari setelah wafatnya Paus diumumkan.

Waktu penetapan konklaf ini berasal dari tradisi abad pertengahan ketika perjalanan ke Roma memakan waktu berminggu-minggu, sehingga meskipun sekarang perjalanan lebih cepat, aturan ini tetap dipertahankan untuk memberi waktu pertukaran pikiran antar kardinal dan persiapan spiritual sebelum pemilihan.
Lantas, apa sebenarnya Konklaf tersebut?
Konklaf adalah pertemuan tertutup dan rahasia Dewan Kardinal yang diadakan untuk memilih seorang Paus baru, yaitu Uskup Roma sekaligus kepala Gereja Katolik Roma sedunia.
Istilah "Konklaf" berasal dari bahasa Latin cum clave yang berarti "dengan kunci", menggambarkan praktik mengurung para kardinal di dalam Kapel Sistina agar mereka dapat berdiskusi dan memilih secara bebas tanpa campur tangan dari luar.
Baca juga: Apa Itu DeepSeek AI dan Cara Mengakses Hingga Mengoperasikannya
Konklaf telah menjadi metode pemilihan Paus sejak abad ke-13, setelah adanya reformasi yang diresmikan oleh Paus Gregorius X melalui bulla Ubi periculum pada tahun 1274 untuk menghindari intervensi politik dan mempercepat proses pemilihan.
Dikutip dari Wikipedai, aturan konklaf modern diatur oleh konstitusi apostolik Universi Dominici Gregis yang ditetapkan oleh Paus Yohanes Paulus II pada 1996 dan diperbarui oleh Paus Benediktus XVI.
Konklaf bertujuan memilih Paus baru setelah Paus sebelumnya meninggal dunia atau mengundurkan diri.
Paus dianggap sebagai penerus Santo Petrus dan pemimpin spiritual umat Katolik di seluruh dunia.
Baca juga: Apa Itu Brain Rot dan Benarkah Karena Kebanyakan Nonton Konten Receh? Simak Penjelasannya
Konklaf selalu diadakan di Kapel Sistina, yang terletak di Kompleks Istana Apostolik Vatikan.
Setelah masa berkabung dan masa persiapan sekitar 15-20 hari, para kardinal berkumpul untuk mengikuti misa khusus Pro Eligendo Romano Pontifice di Basilika Santo Petrus sebelum memasuki Kapel Sistina.
Pada hari pertama, dapat diadakan satu pemungutan suara, dan pada hari-hari berikutnya maksimal empat kali pemungutan suara per hari (dua kali pagi, dua kali sore).
Surat suara yang telah diisi dibakar di dalam tungku khusus, dan asap yang keluar menjadi tanda hasil pemilihan: asap hitam berarti belum ada Paus terpilih, sedangkan asap putih menandakan Paus baru telah terpilih.
Baca juga: Apa Itu Angin Santa Ana yang Memperparah Kebakaran di Los Angeles, Simak Penjelasan Ahli Ini
Untuk terpilih menjadi Paus, seorang kandidat harus memperoleh suara mayoritas dua pertiga dari para pemilih.
Setelah terpilih, kardinal senior akan menanyakan penerimaan jabatan kepada calon Paus.
Jika menerima, ia memilih nama Paus dan kemudian diumumkan kepada publik.
Siapa Saja yang Bisa Ikut Serta dalam Konklaf?
-
Dewan Kardinal Pemilih
Hanya para kardinal yang berusia di bawah 80 tahun yang berhak ikut serta dan memberikan suara dalam konklaf.
Mereka disebut sebagai "kardinal elektoral".
Saat ini, jumlah kardinal yang memenuhi syarat biasanya sekitar 120-140 orang, meskipun jumlah total kardinal bisa lebih banyak.
Kardinal adalah pejabat tertinggi dalam Gereja Katolik yang ditunjuk langsung oleh Paus dan memiliki tugas khusus, termasuk memilih Paus baru.
Baca juga: Sejarah Minggu Palma, Penanda Dimulainya Pekan Suci sebelum Yesus Disalibkan, Berikut Asal Usulnya
-
Calon Paus
Secara teknis, siapa pun pria Katolik yang telah dibaptis berpotensi menjadi Paus, namun dalam sejarahnya hampir selalu Paus dipilih dari kalangan kardinal.
-
Pembatasan dan Kerahasiaan
Para kardinal yang mengikuti konklaf diisolasi secara ketat di dalam Vatikan tanpa akses komunikasi dengan dunia luar selama proses pemilihan berlangsung.
Mereka harus bersumpah menjaga kerahasiaan dan mematuhi aturan konklaf.(ray/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.