Tak Mau Keluarkan Biaya, Suami Usir Istrinya yang Sedang Hamil, Kini Memohon Dimaafkan

Selama sisa masa kehamilan hingga melahirkan, ia menjalani semuanya seorang diri. Tak ada kabar, tak ada dukungan, tak ada uluran tangan dari sang suami.

Sebulan setelah anak mereka lahir, Tuan Ly tiba-tiba datang kembali dengan permintaan maaf.

Ia ingin menebus kesalahan dan membawa pulang istri serta anaknya. Namun, bagi Tieu Linh, luka hati yang ditinggalkan tidak bisa disembuhkan dengan kata maaf. Ia pun menyerahkan surat cerai kepada suaminya.

“Saat saya berada di titik terlemah dalam hidup saya, dia meninggalkan saya. Itu tidak bisa dimaafkan,” ujar Tieu Linh.

Cerita ini menimbulkan berbagai tanggapan di dunia maya. Sebagian besar warganet menyarankan Tieu Linh untuk memberi kesempatan kedua demi masa depan anaknya.

Namun mayoritas netizen mendukung keputusannya, menyatakan bahwa seorang pria yang tidak hadir saat istrinya membutuhkan dukungan, tidak layak disebut sebagai pasangan hidup.

"Kehamilan adalah masa tersulit bagi seorang wanita. Tanpa pasangan yang mendampingi, beban itu terasa berkali-kali lipat," tulis salah satu pengguna.

Kisah Tieu Linh menjadi pengingat bahwa menjadi suami bukan hanya soal status, tapi juga soal kehadiran, dukungan, dan empati.

Seorang anak mungkin lahir dari dua orang tua, namun terkadang hanya satu yang benar-benar memperjuangkannya sejak dalam kandungan.

(cr31/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter   dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan