Sumut Terkini

Pedasnya Omzet Rudy Yanto dari Kreasi Cabai Berastagi, Bermula di Dapur Sampai ke Penjuru Negeri

Lama-kelamaan Rudy dan sang istri mulai menyasar pasar sambal online di marketplace seperti Shopee.

|
TRIBUN MEDAN/HO
USAHA SAMBAL KEMASAN - Rudy Yanto, pemilik Quinn of Spicy saat menunjukkan varian sambal kemasan yang diproduksinya. Memulai usaha dari dapur, Rudy kini menghasilkan ratusan juta dari dapur. 

Sambal ini diminati keluarga metropolitan, wanita karir, dan juga traveller karena bisa langsung disantap.

“Agar di tengah kesibukan tetap bisa merasakan nikmatnya makanan yang praktis, bisa mengubah masakan simple menjadi spesial, kapan dan dimana saja,” katanya

Apalagi sambal ini bisa bertahan sampai 6 bulan di freezer dengan kemasan segel dan 2 bulan ketika segel sudah dibuka.

Dari satu varian, hingga kini Quinn of Spicy memiliki 11 varian, seperti baby cumi, ayam suwir, tuna, teri pete, teri kecombrang, cumi andaliman, geprek geledek, dan bawang judes.

Sambal Quinn of Spicy pun dibuat dengan rasa yang kaya akan rempah. 

Rudy mengatakan, ia dan sang istri memilih bahan makanan berkualitas untuk sambal buatannya. 

Satu diantaranya dari pilihan cabai.

Rudy dan istri memilih cabai asal pegunungan Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.

Ini menjadi keunggulan dari Quinn of Spicy.

“Meski harga cabai Berastagi lebih mahal, namun kami memilih cabai Berastagi karena tekstur, warna, dan rasa yang lebih baik. Berastagi dianugerahi dengan tanah, iklim, dan kelembaban yang luar biasa oleh Tuhan, sehingga banyak sekali menghasilkan komoditas dengan kualitas terbaik,” katanya. 

Selain itu Rudy juga memberdayakan ibu-ibu yang sudah berpengalaman dalam membuat sambal.

Menyiasati harga bahan baku yang fluktuatif, Rudy membangun kemitraan dengan supplier cabai.

“Jangan menekan harga disaat harga murah, maka disaat harga melonjak, kita akan diprioritaskan dan mendapat harga yang lebih masuk akal. Tentu gak semua pengusaha bisa melakukan hal seperti ini, karena mayoritas menginginkan harga semurah-murahnya,” ujarnya.

Diakui Rudy, tantangan terbesar awal ia memulai usaha adalah adalah banyak nya lingkungan yang tidak mendukung dan mencibir.

"Wah ini suaminya pasti udah mulai bangkrut nih makanya istrinya mulai jualan sambal. Eh ini kamu jual sambal berapa 1botol? Hahhh? Mahal banget, mana mungkin laku, siapa yg mau beli?,” kata Rudy mencontohkan cibiran yang diterimanya. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved