TRIBUN WIKI
Mengenal Bakteri Salmonella Typhosa dan E.Coli yang Diduga Menjadi Penyebab Keracunan MBG Bogor
Salmonella Typhosa dan E.coli adalah bakteri yang dapat menyerang kesehatan manusia. Satu diantaranya menjadi sumber penyakit tipus.
TRIBUN-MEDAN.COM,- Kasus keracunan MBG atau makan bergizi gratis di Kota Bogor, Jawa Barat menelan korban sebanyak 214 orang.
Mereka yang mengalami keracunan MBG ini terdiri dari siswa TK, SD, SM, dan SMA.
Adapun rincian datanya berdasarkan data yang dilansir dari Kompas.com, TK Bina Insani (25 orang), SD Bina Insani (10 orang), SMP Bina Insani (94 orang), SMA Bina Insani (1 orang), SDN Kukupu 3 (8 orang), SDN Kedung Waringin (7 orang), SDN Kedung Jaya 1 (16 orang), SDN Kedung Jaya 2 (45 orang), dan SMP Bina Graha (8 orang).
Para korban ini masih ada yang dirawat di rumah sakit dan mendapat perhatian serius dari Badan Gizi Nasional (BGN).
Baca juga: Mengenal Biksu Thudong yang Lakukan Perjalanan Ribuan Kilometer Menuju Borobudur Indonesia
“Korban diberikan asuransi untuk membayar biaya kesehatannya. Kami bekerja sama dengan Puskesmas menanggung seluruh biaya pengobatan itu oleh BGN," ujar Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola Badan Gizi Nasional, Tigor Pangaribuan ditulis Senin (12/5/2025) dikutip dari Tribunnews.
Pihaknya juga sudah melakukan uji lab mulai dari bahan serta makanan yang dimasak.
Serta memberi peringatan kepada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang bertanggung jawab dalam pengelolaan menu tersebut.
"Kami langsung ambil tindakan. Satu, cek sampel makanannya, benar enggak? Ini valid nggak? Memang benar dari makanannya kan."
"Sampel makanan selalu ada. Kalau memang valid itu sampel makanan, misalnya ada tongkol yang kurang baik. Maka kami melakukan teguran keras itu kepada Satuan Pelayanan jika melakukan hal tersebut," ujar dia.
Baca juga: Mengenal Hujan Meteor Eta Aquarids yang Bisa Diamati dari Langit Indonesia
Dari hasil pemeriksaan sementara, korban keracunan MBG ini diduga terkontaminasi bakteri Salmonella Typhosa dan Escherichia coli atau E.coli.
Kedua bakteri ini memang membawa dampak buruk bagi kesehatan manusia.
Keduanya memiliki karakteristik masing-masing dalam menyerang kesehatan manusia.
Berikut ini adalah ringkasan tentang bakteri Salmonella Typhosa dan Escherichia coli atau E.coli yang diduga menjadi pemicu keracunan MBG di Bogor.
Baca juga: Mengenal Internet 10G yang Baru Saja Diluncurkan China, Ini Keunggulannya
Salmonella Typhosa
:
Salmonella Typhosa adalah bakteri Gram negatif berbentuk batang, bergerak dengan flagela peritrik, dan merupakan anggota famili Enterobacteriaceae.
Bakteri ini hanya hidup di dalam tubuh manusia dan merupakan penyebab utama penyakit demam tifoid atau tifus.
Salmonella Typhosa masuk ke tubuh manusia melalui konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi kotoran penderita tifus atau carrier.
Baca juga: Mengenal Pohon Matoa, Tanaman Tropis yang Menghasilkan Buah Memiliki Daging Seperti Leci
Bakteri ini dapat bertahan beberapa minggu di lingkungan seperti air, es, sampah, dan debu.
Suhu optimum pertumbuhan sekitar 37°C dan pH 6-8.
:
Menyebabkan demam tifoid, penyakit infeksi serius yang ditandai dengan demam tinggi, gangguan pencernaan, dan bisa berlanjut ke komplikasi serius jika tidak ditangani.
Masa inkubasi sekitar 10-14 hari (bisa bervariasi 5-40 hari pada anak-anak).
Bakteri ini berkembang di saluran usus halus, masuk ke aliran darah, dan memperbanyak diri di jaringan limfoid usus.
Jika tidak diobati, dapat menyebabkan kerusakan pada usus dan komplikasi sistemik lainnya.
:
-
Melalui konsumsi makanan atau minuman yang tercemar feses penderita.
-
Kontaminasi sering terjadi akibat sanitasi yang buruk dan kebersihan yang kurang.
:
-
Pengobatan dengan antibiotik sesuai anjuran dokter.
-
Pencegahan dengan menjaga kebersihan makanan dan minuman, mencuci tangan dengan sabun, dan sanitasi lingkungan yang baik.
-
Pemanasan makanan pada suhu 60°C selama 15-20 menit dapat membunuh bakteri ini.
-
Vaksinasi tifoid juga tersedia sebagai pencegahan.
:
E. coli adalah bakteri Gram negatif berbentuk batang yang normalnya hidup di usus manusia dan hewan berdarah panas.
Sebagian besar strain E. coli tidak berbahaya dan merupakan bagian dari flora usus normal, namun beberapa strain tertentu dapat menyebabkan penyakit.
:
Strain patogen E. coli dapat menyebabkan diare, infeksi saluran kemih, infeksi darah, dan penyakit serius seperti sindrom hemolitik uremik (HUS).
Infeksi biasanya terjadi akibat konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi, atau kontak dengan hewan atau lingkungan yang terkontaminasi.
Gejala infeksi meliputi diare (kadang berdarah), nyeri perut, mual, dan demam.
:
-
Melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi tinja manusia atau hewan yang mengandung bakteri E. coli patogen.
-
Kontak langsung dengan hewan atau lingkungan yang terkontaminasi.
:
-
Pengobatan tergantung pada jenis infeksi dan beratnya gejala, bisa meliputi rehidrasi dan antibiotik jika diperlukan.
-
Pencegahan dengan menjaga kebersihan makanan dan minuman, memasak makanan dengan matang, mencuci tangan, dan sanitasi lingkungan yang baik.
Aspek | Salmonella Typhosa | Escherichia coli (E. coli) |
---|---|---|
Jenis Bakteri | Gram negatif, bergerak, penyebab tifus | Gram negatif, sebagian besar normal, ada strain patogen |
Sumber Asal | Manusia penderita atau carrier, makanan/minuman terkontaminasi | Usus manusia dan hewan, makanan/minuman terkontaminasi |
Penyakit Utama | Demam tifoid (tifus) | Diare, infeksi saluran kemih, infeksi darah |
Penularan | Konsumsi makanan/minuman tercemar feses | Konsumsi makanan/minuman tercemar, kontak lingkungan |
Dampak Kesehatan | Demam tinggi, gangguan pencernaan, komplikasi serius | Diare, nyeri perut, demam, komplikasi tertentu |
Pencegahan | Kebersihan makanan, cuci tangan, vaksinasi | Kebersihan makanan, cuci tangan, masak matang |
Pengobatan | Antibiotik sesuai resep, rawat inap bila perlu | Rehidrasi, antibiotik sesuai kebutuhan |
(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.