Berita Nasional
Tak Ada Kata Mediasi, Jokowi Tolak Mentah-mentah Damai dengan Roy Suryo Cs: Hukum Harus Berjalan
Terbaru, Jokowi menolak mentah-mentah untuk berdamai dengan pihak-pihak yang telah menuding ijazahnya palsu.
TRIBUN-MEDAN.com - Perseteruan soal tudingan ijazah palsu masih terus memanas hingga sekarang.
Apalagi Roy Soryo Cs menolak hasil uji lab forensik ijazah Jokowi yang dilakukan oleh Bareskrim Polri.
Sontak sikap Roy Suryo Cs tersebut dianggap tidak menghargai proses hukum yang sedang berjalan.
Padahal selama ini pihak Roy Suryo dan kawan-kawannya lah yang meminta pembuktian soal ijazah Jokowi jika memang benar asli.
Belum lama ini bahkan teman kuliah Jokowi bernama Andi Pramaria secara gamblang menyebut mereka wisuda bareng dan ijazahnya sama persis.
Enggak apa-apa kalau memang (ijazah Jokowi) diragukan, tetapi kami ini mempunyai teman-teman yang dulu seangkatan memang bisa menjadikan saksi bahwa beliau (Jokowi) kuliah bersama-sama kemudian 11 orang lulus bareng dan diwisuda bareng di tanggal 19 November 1985, kalau masuknya 1980," ungkap Andri Pramaria dikutip dari tayangan inewstv, Jumat (16/5/2025).
Andi memastikan bahwa ijazahnya dengan Jokowi adalah sama hanya berbeda di nama, tempat tanggal lahir dan juga nomor ijazah.
"Ini ijazah saya, tidak berbeda dengan bapak Joko Widodo, jadi sama saja. Kalau dipermasalahkan font-nya, memang font-nya begini. Kalau jurusannya disetrip karena memang kami tidak ada jurusan. Sama (dengan Jokowi). Kalau ditanya darimana font-nya itu ya kami enggak tahu, karena kami terima dari UGM ya begini," pungkas Andi.
Diungkap Andi, ia berani menjamin bahwa ijazah miliknya dengan milik Jokowi adalah sama.
"Kalau ijazah saya tunjukkan kembali, itu ijazah kami persis sama. Jadi kalau diminta membuktikan ijazah ini asli atau tidak terus terang saja saya enggak bisa. Tapi saya hanya memberikan historisnya," ungkap Andi.
Lagipula kata Andi, jika ijazah Jokowi disebut-sebut palsu, maka ijazah dia dan belasan wisuda lain di tahun 1985 itu juga ada kemungkinan palsu.
"Kami menerima ijazah ini pada saat kami wisuda dan kebetulan kami wisuda berbarengan dengan pak Jokowi. Sehingga kalau (ijazah) Pak Jokowi dinyatakan palsu, nah mungkin punya saya juga menjadi palsu juga," kata Andi.
Menanggapi soal ini, Roy Suryo Cs rupanya masih belum terima dan ngotot sebut ijazah Jokowi palsu.
Lantaran merasa terus dipojokkan soal tudingan ijazah palsu, Jokowi telah melaporkan 5 orang termasuk Roy Suryo dengan tudingan pencemaran nama baik.
Terbaru, Jokowi menolak mentah-mentah untuk berdamai dengan pihak-pihak yang telah menuding ijazahnya palsu.
Hal itu disampaikan Jokowi melalui Keluarga Alumni UGM (Kagama) Cirebon Raya (Kagama) di Solo, Kamis (15/5/2025).
Ketua Kagama Cirebon Raya, Heru Subagia membenarkan ada upaya mediasi dengan Jokowi.
Dia turut mengungkapkan hasil pertemuan dirinya bersama empat perwakilan Kagama Cirebon dengan mantan presiden, Jokowi, yang berlangsung di Solo, Kamis (15/5/2025) sekitar pukul 14.15 WIB.
Heru menyebut bahwa pertemuan berlangsung hangat dan diterima dengan baik oleh Jokowi.
Ia menegaskan bahwa pihaknya menyampaikan tiga poin utama dalam audiensi tersebut, salah satunya terkait isu ijazah Jokowi.
"Alhamdulillah kita berlima diterima dengan baik. Materi yang kita sampaikan sesuai rencana semula," ujar Heru.
Kata Heru, fokus pembahasan adalah upaya mediasi antara Jokowi dengan sejumlah pihak yang kerap mengkritisi keabsahan ijazah kepala negara, seperti Roy Suryo, Rismon Sianipar, dan dr. Tifa.
Di hadapan Jokowi, Heru menegaskan bahwa ketiganya tidak memiliki niat untuk menyerang pribadi, melainkan mendorong transparansi berdasarkan pendekatan ilmiah.
“Mereka tidak punya niat apapun untuk menghina atau membuat kegaduhan dengan isu ijazah. Mereka tetap pada posisi saintifik,” terang Heru.
Heru bilang, Kagama Cirebon sudah mengupayakan jalur komunikasi untuk mempertemukan Jokowi dengan para alumni dan pihak terkait guna menyelesaikan persoalan ini secara kekeluargaan dan dalam bingkai kealumnian.
Namun, ia mengakui bahwa upaya mediasi menghadapi tantangan berat, terutama setelah Jokowi melaporkan sejumlah pihak ke Polda Metro Jaya.
"Pak Jokowi berkata, tidak mungkin menarik kembali proses hukum yang sedang berjalan," ungkapnya.
Atas sikap tersebut, Heru menegaskan bahwa pihaknya menghormati keputusan Jokowi untuk tetap melanjutkan proses hukum, meskipun Kagama Cirebon berharap penyelesaian dapat dilakukan secara damai dan kekeluargaan.
“Kami tetap konsisten mengupayakan mediasi, tapi pada akhirnya kami juga menghormati sikap Pak Jokowi,” kuncinya.
Kendati begitu, Kagama tetap berkomitmen mendorong dialog dan rekonsiliasi.
“Kami tetap berusaha membuka ruang komunikasi. Tapi kalau Pak Jokowi memilih proses hukum, itu hak beliau yang harus dihormati,” ujarnya
Roy Suryo Jalani Pemeriksaan di Polda Metro Jaya
Roy Suryo telah menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Kamis (15/5/2025). Dia menyampaikan pertanyaan yang diajukan penyidik terkait 26 Maret 2025 bukan dugaan ijazah palsu Jokowi.
Dia juga tidak menjawab soal podcast dengan Michael Sinaga yang disebut mencemarkan nama baik Jokowi.
Roy Suryo memastikan tidak menjawab pertanyaan terkait ijazah palsu ke penyidik.
Roy Suryo mengaku kebih banyak ditanya soal riwayat hidupnya.
Ia menjelaskan, banyak pertanyaan seputar kehidupannya, mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi.
“Banyak (yang ditanyakan), soal bagaimana dulu hidup saya, kisah saya. Saya SD, SMP, SMA. Kemudian S1 UGM asli, S2 UGM asli, S3 UNJ asli,” ungkap Roy.
Tidak hanya itu, Roy juga mendapatkan pertanyaan tentang perjalanan hidupnya.
“Bahkan saya juga diminta menjelaskan perjalanan hidup saya. Saya jelaskan,” tambahnya.
Roy kemudian mengomentari pertanyaan yang muncul mengenai sebuah video, dan menekankan pentingnya relevansi pertanyaan.
“Saya hanya jawab singkat saja, ‘Apakah itu ada pada surat laporan? Tertanggal 26 Maret 2025?’. Ketika ditanyakan tidak terkait dengan itu, ya sudah, jangan tanya saya yang tidak ada kaitannya dengan itu,” tegasnya.
Merasa laporan Jokowi cepat diproses Roy juga menyoroti proses cepatnya penanganan laporan Jokowi. Ia menyatakan, setelah Jokowi membuat laporan, langsung terbit surat penyelidikan pada hari yang sama.
“Ini luar biasa,” kata Roy Suryo.
“Hari itu juga lapor ke SPKT, hari itu juga langsung buat BAP, hari itu juga kemudian terbit surat perintah penyelidikan dan bahkan undangan,” imbuhnya.
Roy berharap agar masyarakat juga dapat merasakan kecepatan dalam memproses laporan yang mereka buat ke polisi.
“Kalau ini dilakukan oleh semua masyarakat, masyarakat tentu akan sangat senang. Karena laporan bisa cepat dan kemudian tegas, presisi, langsung,” ujarnya.
(*/ Tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Misteri Isi Chat Arya Daru Sebelum Tewas, Sempat Salah Kirim ke Istri, Sosok Vara Disorot Lagi |
![]() |
---|
6 Tahun Silfester Matutina Bebas Jadi Terpidana, Refly Harun: Bagian dari Kekuasaan Jokowi |
![]() |
---|
Angkat Terpidana Jadi Komisaris, Nasib Erick Thohir di Kasus Silfester Matutina, Bisa Jadi Tersangka |
![]() |
---|
Mengaku Bersahabat, Susno Duadji Berharap Jiwa Kesatria Silfester Matutina: Jangan Takut di Penjara |
![]() |
---|
Terbongkar Korupsi Makanan Bayi di Kemenkes, Pantas Angka Stunting Tinggi, Biskuit Isi Gula Tepung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.