Berita Viral

Anak Kepsek Aniaya Siswa SMP yang Protes Dana PIP Disunat, Posting Gambar Manusia Berkepala Tikus

DMH awalnya mengkritik dugaan pemotongan dana PIP atau Program Indonesia Pintar oleh pihak sekolah.

KOMPAS.com/ACHMAD NASRUDIN YAHYA
DIANIAYA ANAK KEPSEK - Gedung salah satu SMP swasta di Bantargebang, Kota Bekasi. Baru-baru ini, seorang siswa kelas IX SMP berinisial DMH (16), diduga menjadi korban penganiayaan oleh S (15), anak dari kepala sekolah. Semua berawal dari kritik dugaan pemotongan dana Program Indonesia Pintar (PIP) oleh pihak sekolah. 

Foto rincian biaya kelulusan siswa SMP ini diposting Ronald A Sinaga atau Bro Ron, di akun Instagramnya @brorondm.

Pada lembaran kertas itu, tertulis rincian biaya mulai dari pemotretan ijazah, sampul ijazah dan legalisir yakni Rp 125 ribu per siswa.

Kemudian biaya buku tahunan Rp 235 ribu per siswa, ada pula kenang-kenangan untuk guru Rp 21.884 per siswa.

Lalu ada biaya makan dan snack siswa saat pembuatan buku tahunan dan syuting video dokumenter.

Ada juga biaya logistik dan fee fotografer dan videografer selama syuting.


Tak hanya itu, tertulis juga DP catering untuk upacara di sekolah dengan biaya Rp 48.632 per siswa.

Total biaya yang dibutuhkan yakni Rp 178.545.000.

“Ini bang datanya itu dana yg sdh d keluarkan panitia ktnya jd 178jt d bagi jumlah siswa bang 329 siswa. Jd kami hrs byr persiswa sekitar 543rb tp ktnya d kurangi lgi 10rb jd kami hrs membayr 533rb per siswa bang. Semuanya tanpa terkecuali ank yatim dan tdk mampu pun hrs byr bang,” bunyi postingan di Instagram Bro Ron, melansir dari TribunBogor.

Menurut akun yang melapor ke Bro Ron, dirinya heran kenapa siswa harus membayar biaya ijazah lagi.

Ia mempertanyakan apakah hal itu termasuk pungli atau tidak.

Sebab menurut dia, bukankah biaya ijazah itu sudah ada anggarannya dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Pemilik akun juga menegaskan kalau rincian biaya itu bukan ditentukan oleh sekolah, melainkan panitia acara.

“Jd apakah ini ada unsur pungli ya? Sebenarnya yg menentukan nilai rupiah itu bukan pihak sekolah tapi atas dasar rancangannya ketua panitia perpisahan pak. Bukannya ijazah itu dari dana BOS. Demikian pak terimkasih,” tulisnya.

Sambil memposting rincian biaya itu, Bro Ron juga menyebutkan kalau dirinya merupakan lulusan SMP di luar negeri.

Saat ia sekolah dulu, kata Bro Ron, tidak ada acara-acara seperti itu.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved