Sumut Terkini

Tanggapi soal Pemindahan 4 Pulau Aceh ke Sumut, Begini Pesan Gubernur Sumut Bobby Nasution

Gubernur Sumut Bobby Nasution merespon kembali soal pemindahan empat pulau aceh ke Sumut.

Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/ANISA RAHMADANI
PULAU ACEH: Perpindahan 4 Pulau Aceh- Gubernur Sumut Bobby Nasution saat diwawancarai di Regale Convention Hall. Bobby menjelaskan soal empat pulau Aceh yang dipindahkan ke Sumut 

TRIBUN-MEDAN.com,MEDAN - Gubernur Sumut Bobby Nasution merespon kembali soal pemindahan empat pulau aceh ke Sumut.

Dalam hal ini, ia meminta agar permasalahan ini tidak di panas-panasi oleh berbagai pihak. 

Dikatakan Bobby Nasution, jangan sampai warga Sumut anti melihat nomor (Kendaraan Bermotor) plat BL (Aceh) dan begitupun Orang Aceh anti melihat nomor (Kendaraan Bermotor) plat BK. (sumut).

Dijelaskan Bobby Nasution, sebab saat ini banyak warga Sumut yang tinggal di Aceh, begitupun warga Aceh banyak yang tinggal di Sumut.

"Kami ingin menjalin keharmonisan. Karena banyak warga Aceh tinggal di Sumut, banyak warga Sumut yang tinggal di Aceh. Kalau di panas-panasin jangan sampai warga Sumut anti melihat Plat BL atau warga Aceh anti melihat plat BK. Kita enggak mau seperti itu," jelasnya.

Bobby menegaskan, perpindahan empat pulau Aceh ke Sumut bukanlah menjadi wewenang pihaknya. 

"Saya sampaikan kemarin secara wilayah tidak ada wewenang Provinsi Sumut dan juga setahu saya Aceh mengambil pulau, menyerahkan daerah, itu enggak bisa," jelasnya.

Dikatakannya, semua ada aturan dan prosedur yang telah diatur. Selain itu, ada batasan wewenang di setiap provinsi yang harus ditaati.

"Semua itu ada aturannya, kami pemerintah daerah ada batasan wewenangnya," jelasnya.

Bobby juga mengatakan, jika pemerintah pusat hendak melakukan kajian ulang, pihaknya siap melakukan kajian ulang bahkan melepaskan kembali empat pulau tersebut. 

"Kalau mau dikaji ulang (masalah pulau), kaji ulang saja. Kami bersedia. Tapi bukan kami, seolah-olah, kami Sumut dengan leluasa, dengan kebesaran hati melepaskan. Enggak bisa seperti itu. Ada mekanismenya," jelasnya.

Bobby juga mengatakan, hasil pertemuan dengan Gubernur Aceh beberapa waktu lalu ialah membahas empat pulau tersebut 

"Dalam pertemuan itu, yang kami tekankan keharmonisan. Jika nanti empat pulau itu berpotensi untuk jadi tempat wisata maka akan dikelola sama-sama," jelasnya.

Diketahui, berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri (Kepmendagri) Nomor 300.2.2-2138 Tahun 2025 berisi tentang wilayah administratif empat pulau Aceh pindah ke wilayah Provinsi Sumut.

"Pemberian dan Pemutakhiran Kode serta Data Wilayah Administrasi Pemerintahan dan Pulau yang ditetapkan pada 25 April 2025. Dengan objek lokasi yakni Pulau Lipan, Pulau Panjang, Pulau Mangkir Ketek, Pulau Mangkir Gadang, yang berada di wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah, berbatasan dengan Kabupaten Aceh Singkil,"isi dalam surat kemendagri tersebut

Proses perubahan status keempat pulau tersebut telah berlangsung sebelum tahun 2022, jauh sebelum Gubernur Muzakir Manaf dan Wakil Gubernur Fadhlullah menjabat. 

"Pada tahun 2022, beberapa kali telah difasilitasi rapat koordinasi dan survei lapangan oleh Kementerian Dalam Negeri," kata Kepala Biro Pemerintahan dan Otonomi Daerah Sekretariat Daerah Aceh, Syakir, dalam keterangannya, Senin (26/5).

Menurutnya, Pemerintah Aceh berkomitmen memperjuangkan peninjauan ulang keputusan tersebut sehingga keempat pulau kembali masuk wilayah administratif Aceh.

Ketika proses verifikasi dilakukan beberapa waktu lalu, Pemerintah Aceh bersama tim Kemendagri telah turun langsung ke lokasi untuk melakukan peninjauan keempat pulau.

Dalam verifikasi, Pemerintah Aceh disebut menunjukkan berbagai bukti otentik, termasuk infrastruktur fisik, dokumen kepemilikan, serta foto-foto pendukung.

 Verifikasi ini juga melibatkan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah, dan Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil.

Di Pulau Panjang, misalnya, Pemerintah Aceh memperlihatkan sejumlah infrastruktur yang dibangun Pemerintah Aceh dan Pemkab Aceh Singkil, seperti tugu selamat datang, tugu koordinat yang dibangun oleh Dinas Cipta Karya dan Bina Marga pada tahun 2012, rumah singgah dan mushala (2012), serta dermaga yang dibangun pada tahun 2015.

(Cr5/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter   dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved