Israel vs Iran

Intelijen Israel Mossad Jadi Sorotan, Menyusup dan Bikin Petinggi Militer Iran Kumpul di Satu Tempat

Para agen Mossad bukan cuma menyusup ke Iran, tapi juga menyembunyikan alat tempur secara diam-diam, termasuk drone bermuatan bahan peledak

Editor: Juang Naibaho
istimewa
Israel melakukan serangan mematikan terhadap Iran pada hari Jumat (13/6/2025) dini hari waktu setempat. Israel menyebut serangan itu diberi sandi Operasi Singa Bangkit. Serangan 200 jet tempur ini merupakan awal dari apa yang disebutnya sebagai operasi berkelanjutan untuk mencegah Teheran memproduksi senjata nuklir, demikian dilansir dari Al Arabiya, Jumat (13/6/2025). (Istimewa) 

Asap hitam tampak mengepul dari kawasan tersebut. 

Militer Israel mengeklaim telah menghancurkan puluhan instalasi radar dan peluncur rudal permukaan-ke-udara di Iran bagian barat. 

Fasilitas pengayaan uranium serta sistem pertahanan udara Iran menjadi sasaran utama. 

Tak hanya fasilitas, serangan ini juga menewaskan sejumlah petinggi militer Iran. 

Di antaranya Jenderal Hossein Salami (kepala Garda Revolusi), Mohammad Bagheri (kepala staf militer), Gholam Ali Rashid (kepala komando darurat), dan Amir Ali Hajizadeh (komandan pasukan kedirgantaraan Garda Revolusi). 

Baca juga: SERANGAN Israel ke Iran, Sebanyak 20 Tokoh Penting dan 86 Warga Lainnya Tewas, Serta 341 Terluka

Salah satu strategi utama Mossad adalah menyesatkan para pemimpin militer Iran agar berkumpul dalam sebuah rapat sebelum mereka dijadikan target serangan.

“Kami melakukan kegiatan khusus untuk membantu kami mempelajari lebih lanjut tentang mereka, dan kemudian menggunakan informasi itu untuk memengaruhi perilaku mereka,” ujar seorang pejabat Israel kepada Fox News. 

“Kami tahu ini akan membuat mereka bertemu, tetapi yang lebih penting, kami tahu cara membuat mereka tetap di sana,” imbuhnya, tanpa merinci bagaimana caranya.

Menurut sumber lain, pengumpulan intelijen dilakukan bersamaan dengan pengawasan intensif terhadap anggota senior lembaga pertahanan dan ilmuwan nuklir Iran. 

Hal ini dimaksudkan untuk memperberat posisi mereka sebelum dihabisi. 

Iran dengan cepat mengecam serangan itu sebagai “deklarasi perang”. 

Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei menyatakan akan memberikan “hukuman berat”, sementara Presiden Masoud Pezeshkian bersumpah akan membuat Israel “menyesali tindakan bodohnya”. 

Serangan ini disebut sebagai yang paling signifikan terhadap Iran sejak Perang Iran-Irak pada 1980-an. 

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membela operasi tersebut sebagai upaya untuk menjaga kelangsungan hidup negaranya. 

"Jika kita tidak bertindak sekarang, kita tidak akan berada di sini. Kita telah menghayati pelajaran sejarah. Ketika musuh mengatakan dia bermaksud menghancurkan Anda, percayalah padanya," ujar Netanyahu. 

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved