Berita Internasional

Awalnya Bangga Menikah dengan Pria Mapan dan Tampan, Wanita Ini Kaget Setelah Serumah dengan Mertua

Hanya dalam waktu tiga bulan berkenalan, ia memutuskan untuk menikah karena merasa cocok dan yakin dengan kepribadian serta kemapanan sang pria.

SANOOK.COM
MERTUA DAN MENANTU: Ilustrasi Wanita kaget. Awalnya bangga dan Bahagia bisa menikah dengan pria tampan dan mapan, namun setelah tinggal bersama mertua, nasib wanita ini berujung pilu, Senin (30/6/2025). ( 

TRIBUN-MEDAN.com - Pernikahan yang semula diharapkan menjadi awal kehidupan yang indah justru berubah menjadi pengalaman penuh tekanan bagi seorang wanita muda di Vietnam.

Bu B, wanita berusia 27 tahun asal Kota Ho Chi Minh, membagikan kisah pilunya setelah menikah dengan pria yang awalnya dianggap sebagai pasangan idaman, tampan, mapan, dan perhatian.

Namun, segalanya berubah setelah ia hidup serumah dengan ibu mertua.

Dikutipd ari Eva.vn Senin (30/6/2025), Bu B mengaku pertama kali bertemu suaminya dalam pesta ulang tahun seorang teman.

Hanya dalam waktu tiga bulan berkenalan, ia memutuskan untuk menikah karena merasa cocok dan yakin dengan kepribadian serta kemapanan sang pria.

“Saya pikir hidup akan berwarna. Saya ingin mendukung kariernya dari belakang, menjadi istri rumah tangga yang baik,” ujarnya.

Keluarga suami menyambutnya hangat, bahkan sang ibu mertua kerap memberikan hadiah sebelum pernikahan.

Namun, setelah resmi menjadi menantu, kenyataan yang ia hadapi berbanding terbalik. Ia diminta berhenti bekerja untuk menjadi ibu rumah tangga penuh waktu, atas permintaan ibu mertua.

“Saya percaya ini bentuk pengorbanan yang wajar dalam rumah tangga. Tapi lama-lama peran saya berubah seperti asisten rumah tangga,” tutur Bu B.

Suaminya, yang hampir berusia 30 tahun, ternyata sangat bergantung pada sang ibu dan tak terbiasa mandiri.

Segala keperluan pribadi dari sikat gigi hingga sarapan harus disiapkan Bu B setiap pagi. Ia juga harus menyetrika baju suami di malam hari, mengurus rumah, memasak, hingga merawat anak seorang diri.

Sang ibu mertua menekankan bahwa tugas utama menantu adalah melayani suami, dan melarang suami menyentuh pekerjaan rumah sedikit pun.

Ketegangan meningkat setelah dua bulan menikah, ketika ayah mertua meninggal dunia. Ibu mertua meminta tidur sekamar dengan pasangan muda itu dengan alasan takut tidur sendiri.

Sang suami pun menolak tidur di lantai karena dikhawatirkan akan sakit, dan akhirnya Bu B yang sedang hamil terpaksa tidur di lantai selama berbulan-bulan hingga melahirkan.

Dalam hal keuangan, semua kendali ada di tangan ibu mertua. Suaminya menyerahkan seluruh gaji kepada ibunya, dan Bu B tak diberi akses mengatur belanja rumah tangga. Ia bahkan merasa makanan yang disiapkan lebih memperhatikan kebutuhan suaminya ketimbang dirinya dan anak yang masih kecil.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved