Penerapan Sekolah Lima Hari di Tingkat SD dan SMP di Sumut Dikaji
Gubernur Sumut Bobby Nasution meminta bupati dan wali kota untuk mengkaji ulang penerapan sekolah lima hari.
Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Truly Okto Hasudungan Purba
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Gubernur Sumut Bobby Nasution meminta bupati dan wali kota untuk mengkaji ulang penerapan sekolah lima hari di tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) negeri.
Hal itu dikarenakan Pemprov Sumut akan menerapkan program belajar lima hari di tingkat Sekolah Menengah Atas/Kejuruan/ Luar Biasa (SMA/K/SLB) Negeri dan swasta di pertengahan Juli ini.
"Kalau boleh ini dikaji juga oleh bupati dan wali kota, apabila diterapkan dari SD sampai SMP bagaimana penerapannya kalau sekolah lima hari apa manfaatnya,” katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (4/7).
Menurut Bobby, kebijakan sekolah lima hari ini dapat meningkatkan peran orangtua dalam mendidik dan membangun karakter anak dengan tambahan waktu libur yang diberikan. "Maka dari orangtua kita inginkan ada khusus sehari dua hari peran orang tua terlibat, jangan juga setelah program ini kita buat justru masuk ke Bimbel (bimbingan belajar) semua,"jelasnya.
Sebagai informasi, Pemprov Sumut hanya memiliki wewenang pada SMA, SMK dan SLB. Sementara bupati dan wali kota memiliki wewenang pada SD hingga SMP. Selain program lima hari sekolah, Bobby juga menyiapkan program sekolah gratis di Sumut. Ia pun meminta Kepala Dinas Pendidikan Sumut agar program itu segera berjalan.
Menurutnya, program tersebut sejalan dengan program Presiden Prabowo Subianto.
Penerapan sekolah lima hari telah mendapat dukungan dari berbagai pihak. Salah satu pihak yang mendukung adalah Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumut Erni Ariyanti. “Pada prinsipnya kami DPRD Sumut mendukung program baik yang dilakukan Bapak Gubernur Sumut,” kata Erni.
Dinas Pendidikan Sumut juga elah melakukan berbagai langkah terkait persiapan penerapan lima hari sekolah ini.
Mulai dari menyusun kajian akademik, melaksanakan diskusi internal dan lintas bidang, sosialisasi hingga siswa dan orang tua, melaksanakan survei publik, dan pengembangan sistem pelaporan dan pemantauan.
Baca juga: Penerapan Sekolah Lima Hari Segera Dimulai, Gubsu Bobby: Jangan Masukkan Anak ke Bimbel
Anak Dimasukkan ke Bimbel
GUBERNUR Sumatera Utara, Bobby Nasution mengatakan, program lima hari skeolah ini diadakan agar orangtua memiliki waktu bersama anak. "Untuk memfokuskan juga salah satunya dari orang tua kita juga inginkan ada fokus di satu hari atau dua hari khusus peran orang tua bisa terlibat di sini," jelasnya.
Dijelaskannya, jangan sampai setelah adanya program ini, anak-anak malah diminta menghabiskan waktunya di tempat Bimbingan Belajar (Bimbel).
"Makanya kita minta, jangan juga setelah program ini dibuat justru anak-anaknya dimasukkan ke bimbel semua. Makanya saya bilang saya minta juga tolong dilihat juga nanti tempat bimbel jadi buka paket diskon untuk hri sabtu gitu gitu tolong diperhatikan," jelasnya.
Menurutnya, program ini beda dengan boarding school pada umumnya.
"Kan tadi kita inginkan peran orangtua karena ini bukan tadi saya sampaikan ini beda dengan soal boarding school ya beda dengan boarding yang memang kegiatan tanggung jawab disiplin dan hal yang lain di luar akademik tanggung jawab sekolah," ucapnya. (cr25/Tribun-Medan.com)
Disdik Sumut Sudah Edarkan Juknis Penerapan Sekolah Lima Hari ke Sekolah, Belajar Sampai Jam 4 Sore |
![]() |
---|
Disdik Sumut Sudah Edarkan Juknis Penerapan Sekolah 5 Hari ke Sekolah, Belajar Sampai Jam 4 Sore |
![]() |
---|
Pemkab Deli Serdang Siap Berlakukan Waktu Belajar 5 Hari untuk SD dan SMP, DPRD Kurang Setuju |
![]() |
---|
Bobby Nasution Minta Kadis Pendidikan Sumut Segerakan Program 5 Hari Sekolah dan Sekolah Gratis |
![]() |
---|
Permintaan Gubsu Bobby Nasution pada Bupati dan Wali Kota soal Penerapan Sekolah 5 Hari di SD/SMP |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.