Berita Viral
PESAN HARU Ayah Reynanda Primta Ginting di Hadapan Jampidsus dan Kapuspenkum Kejagung
Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (JAM Pidsus) Kejaksaan Agung RI, Febrie Adriansyah, turut hadir melepas jenazah calon jaksa, Reynanda Primta.
Nahas, Reynanda dan Fahri malah hanyut terseret arus.
"Tapi, karena si Fahri ini kelelahan, dibantu sama calon jaksa itu. Dua-duanya kelelahan akhirnya keduanya terseret arus," ungkap Edi seorang warga, Kamis (3/7/2025).
Sementara itu, Pangulu (Kepdes) Banjar Hulu Kabupaten Simalungun, Kardianto, bersama stafnya telah diamankan oleh Tim Pidsus Kejaksaan Negeri Asahan yang bekerja sama dengan Kejari Simalungun.
Kardianto diduga menggelapkan Dana Desa.
Sebagaimana diketahui Kecamatan Ujung Padang merupakan daerah terluar dari Kabupaten Simalungun yang berbatasan dengan Kabupaten Asahan, Sumatra Utara.

Baca juga: Calon Jaksa yang Hanyut karena Kejar Tersangka Korupsi di Sungai Silau Asahan Ditemukan Meninggal
Rangkai Kejadian
Peristiwa ini terjadi saat tim Pidsus Kejari Simalungun tengah melakukan penjemputan terhadap dua saksi dugaan tindak pidana korupsi dana desa di Nagori (Desa) Banjar Hulu, Kabupaten Simalungun.
Kedua saksi itu adalah Pangulu (Kepala Desa) bernama Kardianto dan bendaharanya bernama, Bambang Surya Siregar, yang saat itu sedang berada di sebuah kafe di tepi Sungai Silau, Kisaran.
Mulanya tim Pidsus datang ke lokasi untuk menjemput dan memeriksa saksi dalam kasus korupsi dana desa.
Namun, dalam penjemputan tersebut tidak berjalan mulus.
Salah satu saksi, Pangulu (Kepdes) Kardianto melakukan perlawanan dan melarikan diri dengan melompat ke Sungai Silau.
Reynanda Primta Ginting kemudian mengejar ke dalam sungai untuk menangkap sekaligus menyelamatkan Kardianto yang tampak kesulitan di tengah arus.
“Dia (Reynanda) melihat Kardianto akan tenggelam, lalu mengejar dan berhasil menariknya ke pinggir sungai,” ujar Kasi Intelijen Edison Situmorang.
Setelah berhasil menyelamatkan Kardianto, Reynanda justru ikut terseret pusaran arus deras dan menghilang.
Melihat Reynanda terseret arus, adik dari pemilik kafe bernama Fahri langsung melompat untuk menyelamatkannya.
Sayangnya, Reynanda dan Fahri malah tidak berhasil menyelamatkan diri, keduanya pun hanyut. jenazah Reynanda telah ditemukan, sementara Fahri belum.
Diinformasikan, Kejaksaan Negeri Simalungun sudah melakukan pemanggilan hingga 3 kali kepada Kardianto untuk dimintai keterangannya sebagai saksi dalam perkara dugaan korupsi Dana Desa (DD) Nagori (Desa) Banjar Hulu 2024 senilai Rp 400 juta. Namun ketiga panggilan tersebut tidak diindahkan oleh Kardianto.
Akibat dugaan korupsi ini, masyarakat Banjar Hulu sudah beberapa kali melakukan aksi unjuk rasa, baik di Kantor Kejaksaan Simalungun, Kantor DPRD Simalungun, dan Kantor Bupati Simalungun.
Masyarakat Banjar Hulu meminta Kardianto untuk mempertanggungjawabkan dana desa tersebut.
Sementara itu, Pangulu (Kades) Banjar Hulu, Kardianto, yang sempat melarikan diri hingga menyebabkan Reynanda terjebak dan tenggelam, kini telah berhasil ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka.
Proses hukum terhadap pelaku akan dijalankan sesuai mekanisme yang berlaku. “Pelaku sudah diamankan, proses selanjutnya silakan teman-teman media mengikuti karena akan dilakukan sesuai mekanisme hukum,” kata Kapuspenkum Harli.
Reynanda saat itu tengah berupaya mengejar dan menangkap Kardianto, Kepala Desa Banjar Hulu, yang menjadi buronan kasus dugaan korupsi dana desa.
Pesan Ayahanda dari Reynanda Primta Ginting
Sementara, Suasana haru dan duka mendalam menyelimuti pemakaman Reynanda Ginting, yang gugur saat menjalankan tugas penegakan hukum.
Isak tangis pecah di Jambur Taras, Jalan Namorih, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, saat jenazah Reynanda dilepas secara resmi oleh jajaran Kejaksaan pada Sabtu (5/7/2025).
Keluarga Reynanda Primta Ginting menyampaikan pesan kepada pihak Kejaksaan saat upacara penyerahan jenazah di Jambur Taras 212, Kecamatan Pancurbatu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Sabtu (5/7/2025).
Ayah Reynanda, Pasti Ginting, mengungkapkan rasa bangga keluarga karena anaknya telah meninggal dunia dalam menjalankan tugas penegakan hukum.
"Kami sebagai orangtua bangga. Lebih bangga lagi jika Korps Adhyaksa mengikuti jejak anak kami dalam menegakkan hukum. Itu harapan kami, sehingga kebanggaan kami tumbuh dan pengorbanan anak kami tidak sia-sia," ucap Pasti Ginting.
Meskipun demikian, ia percaya bahwa Kejaksaan dapat menegakkan hukum demi mencapai keadilan.
Pesan tersebut disampaikan di hadapan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus), Febrie Adriansyah, dan Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung (Kapuspenkum), Harli Siregar.
(cr17/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.