Berita Viral

SOSOK SP Terduga Eksploitasi Anak di Boyolali Ternyata Pensiunan ASN, Bikin Pesantren Bodong

Kaki kanan VMR dan IAR saling dihubungkan dengan rantai oleh tersangka dengan dalih agar kedua bocah itu  itu menjadi "santri" yang baik.

Ist/TribunSolo.com
EKSPLOITASI ANAK - Kolase anak yang diduga jadi korban penelantaran, kekerasan dan eksploitasi serta rumah diduga pelaku yang melakukan eksploitasi anak di Desa Mojo, Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali, Senin (14/7/2025). Warga digegerkan oleh temuan 4 bocah yang diduga disiksa dan dieksploitasi, Minggu (13/7/2025). Kaki mereka dirantai dan mengalami luka akibat kekerasan. 

TRIBUN-MEDAN.com - Inilah sosok SP, terduga eksploitasi anak di Boyolali ternyata pensiunan Aparatur Sipil Negara (ASN).

Pria 65 tahun itu membuat pesantren bodong.

Dengan kedok belajar agama, SP mlah menyiksa anak-anak yang dititipkan di tempatnya.

Baca juga: Hari Nasional Prancis Diisi Pertunjukan Budaya, Pererat Hubungan Bilateral

Kini warga Dukuh/ Desa Mojo, Kecamatan Andong itu pun telah ditetapkan sebagai tersangka kekerasan terhadap anak.

Kasus kekerasan terhadap anak itu menggemparkan publik  lantaran  dua bocah dirantai besi oleh SP.

Kaki kanan VMR dan IAR saling dihubungkan dengan rantai oleh tersangka dengan dalih agar kedua bocah itu  itu menjadi "santri" yang baik.

"Pekerjaan SP dari hasil pemeriksaan itu, dulu pernah menjadi pegawai negeri namun pensiun dini," kata Kasat Reskrim Polres Boyolali AKP Joko Purwadi.

Baca juga: Dilaporkan ke Polisi, Mantan Wali Kota Diduga Belum Bayar Utang Kampanye 

Setelah pensiun, SP memutuskan untuk membina anak-anak kurang mampu di rumahnya.

Ada 4 anak yang dibina di rumahnya. 

SAW (14) dan IAR (11), kakak beradik dari Kabupaten Semarang yang berada di Mojo sejak 1 tahun 

Baca juga: Operasi Patuh Toba 2025, Subsatgas Preventif Polres Palas Melaksanakan Penyuluhan Lalu Lintas

Sementara MAF (11) dan adiknya VMR (6) anak yatim dari  Kabupaten Batang sudah dua tahun ikut SP.

"Jadi di Desa Mojo itu, SP tidak mempunyai pondok pesantren. Itu hanya di rumah. Cuma memberikan pembelajaran ilmu agama," tambahnya.

Dalam memberikan pelajaran agama itu, SP cukup keras.

Tersangka cukup ringan tangan.

EKSPLOITASI ANAK - Kolase anak yang diduga jadi korban penelantaran, kekerasan dan eksploitasi serta rumah diduga pelaku yang melakukan eksploitasi anak di Desa Mojo, Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali, Senin (14/7/2025). Warga digegerkan oleh temuan 4 bocah yang diduga disiksa dan dieksploitasi, Minggu (13/7/2025). Kaki mereka dirantai dan mengalami luka akibat kekerasan.
EKSPLOITASI ANAK - Kolase anak yang diduga jadi korban penelantaran, kekerasan dan eksploitasi serta rumah diduga pelaku yang melakukan eksploitasi anak di Desa Mojo, Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali, Senin (14/7/2025). Warga digegerkan oleh temuan 4 bocah yang diduga disiksa dan dieksploitasi, Minggu (13/7/2025). Kaki mereka dirantai dan mengalami luka akibat kekerasan. (Ist/TribunSolo.com)

Besi bekas antena tak segan diberikan kepada anak yang bermasalah.

Kasat menambahkan, aktivitas anak di rumah tersebut memang diketahui warga sekitar.

Hanya saja warga tak menaruh kecurigaan adanya tindakan kekerasan.

"Untuk belajar agama tetangga tau. Tapi kalau kekerasan terhadap anak ini masih didalami," pungkasnya. 

Sang Istri Izin Pulang

Terduga pelaku eksploitasi anak di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, SP (65), ternyata memiliki seorang istri yang bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).

Diketahui, SP melakukan penganiayaan dan penyekapan terhadap 4 anak di Desa Mojo, Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali. Ke-4 anak bahkan dirantai dan dipaksa mengurusi 9 ekor kambing peliharaan SP.

Sang istri, berinisial P, diketahui seorang kepala seksi (kasi) perangkat desa di Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.

Baca juga: JADWAL Drawing Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, Menentuan Lawan Timnas Indonesia


Lantas apakah sang istri ikut terlibat dalam dugaan eksploitasi anak di Kabupaten Boyolali?

Sampai saat ini belum ada informasi lebih lanjut apakah ada keterkaitan antara ASN ini dengan terduga pelaku dalam kasus eksploitasi anak.

Camat Miri, Ali Rahmanto, membenarkan bahwa P adalah istri SP.

Namun, pihaknya belum dapat memberikan keterangan apapun karena belum bertemu dengan P.

Baca juga: ALASAN Hotman Paris Setia Dampingi Nadiem Makarim yang Tersandung Kasus: Kadang Aku Cubit Kupingnya

P rencananya akan dipanggil ke kantor kecamatan guna menghadap camat.

"Jika yang di pemberitaan benar yang dimaksud SP, benar istrinya berinisial P, salah satu kasi di Kecamatan Miri," kata Ali dikutip dari TribunSolo, Senin (14/7/2025).

Ali mengatakan dalam waktu dekat akan memanggil P untuk dimintai penjelasan.

"Kami belum bisa konfirmasi kepada yang bersangkutan, setelah saya selesai rapat, yang bersangkutan tidak berada di kantor," jelas Ali.

Diketahui, P sempat masuk kerja, namun ia meminta izin pulang lebih awal.

"Saya telepon, yang bersangkutan sedang perjalanan pulang dan meminta izin pulang lebih awal, secepatnya akan kami panggil lagi," lanjut Ali.

Kasus Ditangani Polres Boyolali

Kini, kasus dugaan eksploitasi anak ini tengah ditangani oleh Polres Boyolali.

Sebelumnya, Kepala Desa Mojo, Bagus Muhammad Mukhsin, melaporkan SP ke polisi.

Ia dilaporkan karena diduga melakukan penyiksaan, pengurungan hingga eksploitasi ke empat bocah di bawah umur.

Baca juga: Sat Lantas Polres Dairi Gelar Operasi Patuh Toba 2025, Ada 37 Kendaraan Terjaring Razia

Mereka berasal dari luar daerah dan disebut-sebut dikirim untuk menjalani pendidikan agama di pondok pesantren gadungan yang dibuat SP.

Namun, keempat anak itu justru mengalami perlakuan tidak manusiawi.

Mereka tak diberi makan layak, hanya singkong rebus, tidur di teras dan dirantai.

Atas perbuatannya, kini SP telah ditetapkan sebagai tersangka oleh pihak kepolisian.

4 Bocah Diberi Pendampingan

Sementara itu, empat bocah korban dugaan eksploitasi ini diberikan pendampingan psikologis oleh Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Boyolali.

Penyuluh sosial DP2KBP3A Boyolali, Sri Hastuti mengatakan, anak-anak yang menjadi korban kekerasan fisik dan psikis dipastikan mengalami trauma psikologis. 

Namun, pihaknya belum dapat mengungkap seberapa berat tingkat trauma yang dialami para korban.

Sebab, saat ini masih dalam tahap awal proses pendampingan.

“Anak-anak yang mendapat perlakuan kekerasan pasti mengalami trauma psikologis. Bisa ringan, sedang, hingga berat,” ujar Sri Hastuti, Selasa (15/7/2025) dikutip TribunSolo.

Sri menambahkan, pihaknya berkomitmen untuk memberikan pendampingan psikologis secara berkelanjutan.

Ia berharap, kondisi mental anak-anak yang sempat mengalami masa kelam itu bisa pulih untuk dapat menata kembali masa depan yang sempat terenggut.

“Pada prinsipnya kami siap melakukan pendampingan agar anak bisa kembali normal, bisa meniti masa depannya dengan baik,” ucap Sri Hastuti.

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com 

(*/ Tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Sumber: Tribun Solo
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved