Berita Nasional

Isi Surat Prof Sofian Effendi, Mantan Rektor UGM Mohon Maaf Soal Ijazah Jokowi: Tarik Semua Ucapan

Profesor Sofian Effendi, mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), mengungkap fakta mengejutkan soal masa kuliah Joko Widodo (Jokowi).

Youtube Balige Academy/tangkap layar X
SURAT MANTAN REKTOR - Surat Mantan rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) 2002-2007, Prof. Sofian Effendi secara resmi menarik semua pernyataannya terkait ijazah Jokowi yang tayang di kanal YouTube. 

TRIBUN-MEDAN.com - Mantan rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) 2002-2007, Prof. Sofian Effendi secara resmi menarik semua pernyataannya terkait ijazah Jokowi yang tayang di kanal YouTube. 

Dalam surat yang beredar, ia menarik semua pernyataannya yang ada di dalam video tersebut .

Seperti diketahui, Profesor Sofian Effendi, mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), mengungkap fakta mengejutkan soal masa kuliah Joko Widodo (Jokowi).

Dalam wawancara di kanal YouTube Balige Academy, Prof. Sofian menyebut Jokowi tidak lulus evaluasi akademik pada tahun 1982, bahkan skripsinya tidak pernah diuji dan diduga hasil mencontek pidato seorang dekan.

Ia juga menyebut IPK Jokowi tak sampai 2, dan jika sistem berjalan normal saat itu, Jokowi seharusnya drop out atau hanya berhak menyandang gelar BSc, bukan sarjana penuh.

Pernyataan ini sontak mengundang perhatian publik, mengingat Prof. Sofian adalah mantan pejabat yang pernah dilantik Jokowi sendiri sebagai Komisioner KASN pada 2014.

Video pengakuan itu pun beredar luas di media sosial, hingga akhirnya Sofian Effendi menarik pernyataannya terkait keabsahan ijazah mantan Presiden Joko Widodo .

Berikut isi suratnya:

POLEMIK IJAZAH JOKOWI - Kolase foto Profesor Sofian Effendi mantan rektor UGM, sebut perbedaan Jokowi dan Mulyono semasa kuliah. Kamis (17/7/2025).
POLEMIK IJAZAH JOKOWI - Kolase foto Profesor Sofian Effendi mantan rektor UGM, sebut perbedaan Jokowi dan Mulyono semasa kuliah. Kamis (17/7/2025). (Tangkapan layar Youtube Balige Academy)

Pernyataan Sofian Effendi

Terkait dengan informasi yang tersebar dari live streaming di kanal YouTube Langkah Update dengan Judul "Mantan Rektor UGM Buka-Bukaan! Prof Sofian Effendy Rektor 2002-2007! Ijazah Jokowi & Kampus UGM!" pada tanggal 16 Juli 2025 tentang ijazah atas nama Bapak Joko Widodo, saya menyatakan bahwa pernyataan Rektor UGM Prof. Dr. Ova Emilia tertanggal 11 Oktober 2022 memang sesuai dengan bukti-bukti yang tersedia di Universitas. 

Sehubungan dengan itu, saya menarik semua pernyataan saya di dalam video tersebut dan memohon agar wawancara dalam kanal YouTube tersebut ditarik dari peredaran. 

Saya mohon maaf setulus-tulusnya kepada semua pihak yang saya sebutkan pada wawancara tersebut. 

Demikian pernyataan saya dan saya sangat berharap agar wacana tentang ijazah tersebut dapat diakhiri. Terima kasih. 

Yogyakarta, 17 Juli 2025

Lebih lanjut, Prof. Sofian juga menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada semua pihak yang disebut dalam wawancara itu.

Ia berharap agar polemik mengenai ijazah Presiden Jokowi segera dihentikan.

Sebut Jokowi Tak Lulus S1

Sebelumnya mantan Rektor UGM, Prof Sofian Effendi buka-bukaan soal Skripsi Jokowi .

Ia menyebutkan bahwa Jokowi tidak memenuhi syarat untuk menulis skripsi dan nilai Jokowi saat kuliah di Universitas Gadjah Mada bermasalah.

Hal tersebut karena Indeks Prestasi Kumulatif atau IPK Jokowi tidak sampai 2.

Dengan nilai yang minim, Jokowi disebut tidak memenuhi syarat untuk mengajukan skripsi.

Mantan Rektor UGM, Prof Sofian Effendi mengaku sudah mencari informasi dari rekan-rekannya pengampu di Fakultas Kehutanan.

Dia mengatakan, Joko Widodo memang pernah tercatat sebagai mahasiswa di Fakultas Kehutanan UGM. Dia masuk pada tahun 1980.

"Jadi Jokowi kan masuk pada saat dia lulus SMPP di Solo yang menjadi SMA 6 di Tahun 1985."

"Jadi, dia itu ada sedikit masalah, masih SMPP kok bisa masuk UGM. Itu ada kontroversi. Ada masalah," kata Prof Sofian dalam sesi wawancara dengan Ahli Digital Forensik Rismon Sianipar yang ditayangkan pada Rabu (16/7/2025),

Pada 1980, menurut Prof Sofian, Jokowi masuk UGM berbarengan dengan kerabatnya yang bernama Hari Mulyono.

Menurutnya, ada perbedaan mendasar antara Jokowi dan Hari Mulyono.

Hari Mulyono, saat itu, dikenal sebagai mahasiswa yang cerdas dan aktif di berbagai organisasi.

Secara akademik, nilai Hari Mulyono cukup menjanjikan

Berbeda dengan Jokowi, menurut Prof Sofian, di dua tahun kuliahnya, nilainya buruk

"Kemudian, pada waktu tahun 1980 masuk, ada dua orang yang masih bersaudara yang masuk (fakultas) Kehutanan. Satu Hari Mulyono kemudian Joko Widodo."

"Hari Mulyono ini aktivis, dikenal di kalangan mahasiswa. Dan juga secara akademis dia perform. Dia tahun 1985 lulus. Tapi Jokowi itu menurut informasi dari para profesor dan mantan dekan, Jokowi itu tidak lulus di tahun 1982 di dalam penilaian."

"Ada empat semester dinilai kira-kira 30 mata kuliah, dia indeks prestasinya tidak mencapai," terang Prof Sofian

Transkip nilai di dua tahun pertama itulah yang ditampilkan oleh Bareskrim Polri dalam konferensi pers beberapa waktu lalu.

"Saya lihat di dalam transkip nilai itu juga yang ditampilkan bareskrim, IPKnya itu nggak sampai dua kan. Kalau sistemnya benar, dia tidak lulus atau di DO istilahnya. Hanya boleh sampai sarjana muda," katanya

Menurut Prof Sofian, tidak mungkin seorang mahasiswa bisa melanjutkan ke jenjang S1 ketika nilainya tidak memenuhi syarat.

Maka, dia pun heran ketika beredar skripsi Jokowi yang seolah-olah dibuat untuk memenuhi syarat untuk lulus S1

"Jadi (karena nilainya tidak memenuhi) dia belum memenuhi persyaratan melanjutkan ke sarjana dan menulis skripsi. Skripsinya pun sebenarnya adalah contekan dari pidatonya prof Sunardi, salah satu dekan setelah Pak Soemitro. Tidak pernah lulus. Tidak pernah diujikan. Lembar pengesahannya kosong," ungkapnya

Karena penasaran, Prof Sofian sempat menanyakan langsung kepada pihak UGM perihal sripsi Jokowi yang beredar itu.

"Saya tanya ke petugasnya, 'mbak ini kok kosong'? Dia bilang iya pak itu sebenarnya nggak diuji. Nggak ada nilainya. Makanya nggak ada tanggal, nggak ada tandatangan dosen penguji," sebutnya

Dengan tidak adanya skripsi yang disahkan, Prof Sofian memastikan jika Jokowi tidak mungkin memiliki ijazah S1.

"Kalau dia mengatakan punya ijazah BsC (sarjana muda) mungkin betul lah. Kalau yang ijazah sarjana, nggak punya dia," kata Prof Sofian

Di sisi lain, Prof Sofian juga mendengar rumor bahwa Jokowi pernah meminjam ijazah Hari Mulyono untuk kepentingan tertentu

"Hari Mulyono lulus, kawin dengan adiknya dia, Idayati, punya dua anak. Itu kabarnya dia pinjem ijazahnya Hari Mulyononya ini. Kemudian ijazah ini yang dipalsuin dugaan saya."

"Jadi itu kejahatan besar itu. Dia kan selalu mengenalkan, bahwa untuk ijazah yang dibawa-bawa oleh dia itu, itu kan bukan foto dia. Itu penipuan besar-besaran itu," jelasnya

Di kesempatan sama, Prof Sofian juga memastikan Kasmudjo tidak pernah menjadi pembimbing Jokowi, baik pembimbing akademik apalagi pembimbing skripsi.

(*/ Tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram Twitter dan WA Channel

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved