Berita Viral

PILU Iman Kurnia, Ojek Pangkalan Tewas di Tangan Begal Saat Berjuang Nafkahi Lima Anak

Iman adalah tulang punggung keluarga. Ia bekerja dari pagi hingga dini hari demi menghidupi lima anaknya.

|
TRIBUN MEDAN/FREDY SANTOSO
TEWAS DIBEGAL - Sriana (42) istri dari Iman Kurnia Abadi (45) tukang ojek pangkalan yang diduga tewas akibat dibegal di Jalan Yos Sudarso, depan Gang Taik, Kelurahan Belawan Bahari Kecamatan Medan Belawan, ketika diwawancarai, Rabu (30/7/2025). Ia tak kuasa membendung air matanya saat menceritakan kepedihan hatinya karena sang suami meninggal tragis. 

TRIBUN-MEDAN.com - Pilu Iman Kurnia, ojek pangkalan tewas di tangan begal saat berjuang nafkahi lima anak.

Sang istri menangis mengingat mimpinya dan sang suami membesarkan anak-anak mereka pupus.

Apalagi selama ini ia dan suami rela terpisah jauh menahan rindu demi membiayai anak-anak mereka.

Baca juga: Ramalan Shio Hari Ini 31 Juli 2025, Shio Ular Rezekinya Gacor

Kisah perjuangan Iman Kurnia Abadi mencarikan nafkah untuk lima anaknya sebagai ojol dihentikan begal.

Kini pria berusia 45 tahun itu meninggal dunia setelah menjadi korban begal di  di Kampung Kurnia, Kecamatan Medan Belawan, Rabu (9/7/2025) dini hari. 

Nasib lima anaknya juga pilu, kini mereka manjadi seorang yatim.

Baca juga: Lagi-lagi Kandas Usaha Roy Suryo Bukti Ijazah Jokowi Memang Palsu, Ini Hasil Gelar Perkaranya

Kronologi

Saat kejadian, Iman pulang mengendarai sepeda motor usai mengantar penumpang. 

Ia melintas sendirian sekitar pukul 03.30 WIB tanpa mengenakan helm.

Tiba-tiba, tiga orang pelaku keluar dari dalam gang dan menyerangnya.

“Kalau dari video CCTV, pelaku ada tiga orang,” kata Sriana (42), istri korban, saat diwawancarai di rumahnya di Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Labuhan, Rabu (30/7/2025).

Sriana (42) istri dari Iman Kurnia Abadi (45) tukang ojek pangkalan yang diduga tewas akibat dibegal di Jalan Yos Sudarso, depan Gang Taik, Kelurahan Belawan Bahari Kecamatan Medan Belawan, ketika diwawancarai, Rabu (30/7/2025). Ia tak kuasa membendung air matanya saat menceritakan kepedihan hatinya karena sang suami meninggal tragis.
Sriana (42) istri dari Iman Kurnia Abadi (45) tukang ojek pangkalan yang diduga tewas akibat dibegal di Jalan Yos Sudarso, depan Gang Taik, Kelurahan Belawan Bahari Kecamatan Medan Belawan, ketika diwawancarai, Rabu (30/7/2025). Ia tak kuasa membendung air matanya saat menceritakan kepedihan hatinya karena sang suami meninggal tragis. (TRIBUN MEDAN/FREDY SANTOSO)


Salah satu pelaku melempar balok kayu ke arah kepala Iman hingga ia terjatuh dan terseret beberapa meter.

Saat para pelaku hendak mendekat, warga datang dan membuat mereka melarikan diri.

Sepeda motor korban tidak sempat diambil.

“Sejak itu suami saya tidak sadarkan diri. Motornya tak diambil karena langsung ditolong warga,” ujar Sriana.

Baca juga: Pantas Dirahasiakan, Motif Diplomat Arya Daru Akhiri Hidup, Susno: Tak Etis Disampaikan ke Publik

Awalnya, warga dan polisi mengira Iman mengalami kecelakaan.

Namun setelah melihat rekaman CCTV, diketahui bahwa Iman menjadi korban pembegalan.

Ia sempat dilarikan ke Rumah Sakit Prima Husada Cipta, lalu dirujuk ke RSU Bina Kasih.

Setelah dirawat selama tiga hari dua malam, Iman meninggal pada Jumat (11/7/2025) sekitar pukul 12.30 WIB.

Baca juga: Cuma 4 Bulan Jadi Suami Yuni Shara, Raymond Manthey Bantah KDRT, Ancam Bongkar Rahasia 32 Tahun

“Dia mengalami pendarahan di kepala dan patah tulang di bagian bahu kanan.

Sampai meninggal dia tidak siuman, tapi mengeluarkan air mata,” ucap Sriana.

Iman adalah tulang punggung keluarga.

Ia bekerja dari pagi hingga dini hari demi menghidupi lima anaknya.

Anak bungsunya baru berusia satu tahun delapan bulan, sementara anak lainnya masih duduk di bangku SD dan SMP.

Untuk mencukupi kebutuhan, Sriana bahkan bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Malaysia sejak sepuluh bulan lalu.

Baca juga: Lagi-lagi Kandas Usaha Roy Suryo Bukti Ijazah Jokowi Memang Palsu, Ini Hasil Gelar Perkaranya

Selama itu, Iman mengasuh anak-anaknya sendiri.

“Selama saya pergi ke Malaysia, dia yang ngurus anak paling kecil. Berusaha kali dia. Memang kami butuh uang untuk membesarkan anak-anak dan sekolah mereka,” ujarnya.

“Dia sering kali menelpon karena rindu. Tapi sekarang apa? Mimpinya pupus di tangan pelaku begal itu,” ucap Sriana sambil menangis.

Sriana bahkan tidak sempat bertemu suaminya untuk terakhir kali.

Ia baru tiba di Medan pada Jumat malam, beberapa jam setelah Iman mengembuskan napas terakhir.

“Harapan saya, pelakunya ditangkap semua. Diberi hukuman seberat-beratnya. Mereka telah mengambil nyawa orang yang sangat penting bagi lima orang anak kami,” ujar Sriana.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Belawan, AKP Riffi Noor Faisal, menyatakan pihaknya masih menyelidiki kasus tersebut.

“Saat ini kasus itu masih diselidiki. Para pelaku sedang diburu,” kata Riffi kepada Kompas.com melalui sambungan telepon.

Terlilit Utang Biaya Rumah Sakit

Sriana menceritakan, selepas suaminya meninggal diduga akibat dibegal dan pelakunya belum ditangkap, muncul permasalahan baru.

Beberapa diantaranya, kesulitan mencari nafkah hingga terlilit utang ke RSU Bina Kasih Medan.

Sriana menanggung utang perawatan suaminya selama 3 hari 2 malam, sekitar Rp 20 juta.

Sebab, perawatan suaminya tak bisa ditanggung Jasa Raharja lantaran Iman korban kejahatan, bukan kecelakaan.

Akibatnya, kini ia putar otak supaya bisa membayar utang sebesar Rp 17 Juta tersebut.

Biaya perawatan suaminya sebenarnya sebanyak Rp 38 juta. Namun pihak RS memberikan keringanan menjadi Rp 20 juta.

Akan tetapi Sriana baru membayar biaya RS sebesar Rp 3 juta. Itupun diambil dari tabungan ia dan suami selama ini.

Apalagi ia yang bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) di Malaysia selama 10 bulan belakangan, belum memiliki uang sebanyak itu.

Ia mengatakan tak mampu membayar uang sebesar itu

"Biaya RS saya tanggung pribadi Rp 38 juta. Belum bayar karena gak ada uang,"ungkapnya.

Uang simpanannya selama 10 bulan merantau menjadi asisten rumah tangga di Malaysia habis untuk ongkos pulang ke Kota Medan, dengan berbagai rintangan.

Kini, ia pun kebingungan untuk membagi waktu dan pikirannya.

Ia masih mondar-mandir menjalani pemeriksaan di kantor Polisi, dan ke rumah sakit.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja ia kewalahan.

Gaji 2 anaknya yang sudah bekerja pun tak mencukupi, sebab sudah habis untuk kebutuhan sehari-hari setelah ayah mereka dirawat.

"Saya bingung untuk bertahan hidup, saya gak tahu bagaimana lagi karena masalah ini belum selesai. Saya bolak balik ke rs, polisi, dan saya gak fokus nyari uang untuk biaya anak,"ungkapnya.

"Saya belum mampu. Pertama, pikiran saya masih kacau, mau buka usaha juga butuh dana juga. sementara saha masih berpikir dana untuk biaya rumah sakit,"sambungnya.

Sriana menjelaskan, pada 14 Agustus mendatang diundang untuk mediasi dengan RSU Bina Kasih Medan Sunggal mengenai utang perawatan suaminya sebesar Rp 17 juta lagi.

Pihak rumah sakit meminta Sriana melunasi seluruh tunggakan.

Apabila belum sanggup, ia diminta menyerahkan surat berharga sebagai jaminan.

"Nanti kalau gak bawa, saya disuruh bawa surat berharga, surat tanah dan lain-lain."

Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com 

(*/Tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved