Breaking News

Berita Viral

PEMBERIAN Amnesti ke Hasto, PDIP Dinilai Utang Budi ke Prabowo, Bakal Mesra dan Sinyal Koalisi?

Pemberian amnesti kepada Sekjen Hasto Kristiyanto menuai spekulasi dari kalangan pengamat politik Tanah Air. 

|
HO
Prabowo Subianto tampaknya ingin tetap menjalin hubungan baik dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.  

TRIBUN-MEDAN.com - Pemberian amnesti kepada Sekjen Hasto Kristiyanto menuai spekulasi dari kalangan pengamat politik Tanah Air. 

Presiden Prabowo memberikan amnesti kepada Hasto yang sudah divonis 3,5 tahun perkara suap PAW  DPO Harun Masiku. 

Amnesti tersebut telah disampaikan melalui Surat Presiden Nomor 42/Pers/07/2025 yang diterbitkan pada Rabu (30/7/2025) dan telah disetujui DPR pada Kamis (31/7/2025).

Hasto dianggap telah bersalah dalam kasus penyuapan terkait pergantian antar waktu (PAW) DPR untuk Harun Masiku. 

Sementara di kasus lain, yakni tuduhan melakukan obstruction of justice dalam konteks kasus penghalangan penyidikan terhadap Harun Masiku, Hasto tak terbukti.

Pemberian amnesti ini seolah memperlihatkan hubungan politik Prabowo dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, semakin "mesra".

Baca juga: Dukung Edukasi Pengembangan EBT, General Manager PLN Hadir dalam FGD Bersama Mahasiswa Sumatera

Baca juga: VIRAL Momen Siswi SMKN 1 Gowa Acungkan Jari Tengah ke Wajah Gurunya, Kini Dikeluarkan dari Sekolah

Baca juga: Yasonna Laoly Mengaku Kaget Prabowo Berinisiatif Beri Amnesti ke Hasto, Tepis Ada Transaksi Politik

Sebab, keputusan Prabowo itu bersamaan dengan arahan Megawati di dalam rangkaian Bimbingan Teknis Nasional (Bimtek) yang berlangsung pada 30–31 Juli 2025 di Nusa Dua, Bali.

Megawati meminta agar seluruh kader partainya mendukung pemerintahan Prabowo.

Ini menandakan bahwa hubungan antara kepemimpinan partai dan pemerintah masih sangat dinamis, kompleks, dan saling berkaitan erat.

Arahan Megawati

Melansir WartaKotalive.com, Ketua DPP PDIP, Deddy Yevri Sitorus, membocorkan arahan Megawati dalam momen berkumpulnya pasukan banteng itu di Bali.

Deddy menjelaskan bahwa instruksi tersebut bukan dalam artian memberikan dukungan secara membabi buta, melainkan panggilan tanggung jawab untuk menjaga jalannya pemerintahan sesuai koridor kepentingan rakyat.

Megawati menekankan bahwa PDIP harus senantiasa menjadi "Saka Guru" atau penopang demokrasi dan pemerintahan.

Untuk itu, ia meminta kader PDIP untuk terlibat aktif di masyarakat seperti menyerap aspirasi akar rumput, serta menyiapkan gagasan positif agar pemerintah tetap beroperasi di "rel yang benar".

Instruksi Megawati ini, terang Deddy, ditujukan agar partai mampu mendukung pemulihan fiskal yang saat ini sedang bermasalah.

Seperti di antaranya menekan defisit anggaran, mengatasi pembayaran utang luar negeri, dan menghadapi tekanan geopolitik serta tantangan ekonomi global.

Tanpa frekuensi perjuangan yang sama antar kader, PDIP tidak akan mampu berperan efektif bagi negara.

Sehingga diperlukan soliditas untuk bisa mengawal demokrasi dengan baik dan menjaga kebijakan pemerintah tetap berpihak kepada rakyat.

Sinyal Koalisi atau Utang Budi?

Meskipun mendukung pemerintahan, bukan berarti PDIP berkoalisi.

Deddy menjelaskan, PDIP tetap akan menjalankan fungsi check-and-balance.

Dengan cara memberi kritik yang disertai solusi, tanpa mengabaikan loyalitas terhadap niat menjaga stabilitas nasional.

Megawati tidak akan menempatkan kadernya di kabinet, justru PDIP memilih fokus pada pengawasan konstruktif.

Di sisi lain, Direktur Eksekutif Lingkar Madani, Ray Rangkuti, justru membaca pemberian amnesti kepada Hasto Kristiyanto akan berdampak ke peta perpolitikan Indonesia. 

Menurut Ray, secara politik, pemberian amnesti kepada Hasto akan membuat PDIP seperti berutang budi pada Prabowo.

"Pembebasan Hasto ini tentu membuat PDIP seperti berutang budi terhadap Prabowo," kata Ray dalam keterangannya Jumat (1/7/2025).

Meski saat ini belum terlihat secara eksplisit, namun Ray menilai ke depan PDIP dan Prabowo akan sejalan.

Terlebih, hubungan Megawati dengan Prabowo kian dekat. 

Ray tidak yakin jika PDIP selamanya akan bersikap oposisi. 

"Khususnya dalam satu tahun ini, PDIP akan lebih banyak menahan diri. Tapi, mungkin, tidak setelahnya," kata Ray.

(*/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved