Sumut Terkini
Kajari Binjai Baru Ngaku Tak Tahu Soal Dugaan Korupsi Isentif Fiskal, Pengamat: Potensi Pengaburan
Pasalnya sudah empat bulan, penyelidik belum mampu menyelesaikan ataupun menetapkan tersangka dalam perkara tersebut.
Penulis: Muhammad Anil Rasyid | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, BINJAI- Penyelidikan dugaan korupsi Dana Isentif Fiskal (DIF) yang saat ini sedang ditangani oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Binjai, diduga jalan ditempat.
Pasalnya sudah empat bulan, penyelidik belum mampu menyelesaikan ataupun menetapkan tersangka dalam perkara tersebut.
Teranyar Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Binjai, Iwan Setiawan saat dikonfirmasi belum lama ini, mengaku tak tau apa-apa soal penanganan kasus dugaan korupsi dana isentif fiskal yang diperoleh Pemerintah Kota Binjai berjumlah Rp 20,8 miliar pada tahun 2024.
"Saya belum tau apa-apa, nanti ya," ujar Iwan.
Diketahui Iwan Setiawan adalah Kajari Binjai yang baru. Di mana sebelumnya ia menggantikan Jufri yang saat ini menjabat sebagai Kepala Subdirektorat Penuntutan pada Direktorat pelanggaran Hak Asasi Manusia Berat Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Agung (Kejagung).
Sedangkan itu, Koordinator Lingkar Wajah Kemanusiaan (LAWAN) Institute Sumatera Utara, Abdul Rahim, menyoroti lambannya penanganan kasus dugaan korupsi dana insentif fiskal Kota Binjai.
Menurutnya, pergantian Kepala Kejaksaan Negeri tidak boleh dijadikan alasan untuk melemahkan atau memperlambat proses penyelidikan.
"Kami dari LAWAN Institute sangat prihatin melihat perkembangan penanganan kasus dugaan korupsi dana insentif fiskal di Kota Binjai. Kasus ini sudah cukup lama mencuat ke publik, namun hingga kini belum ada kejelasan atau transparansi dari Kejari Binjai terkait progres penanganannya," ujar Abdul Rahim, Kamis (7/8/2025).
Rahim mengaku terkejut dengan pernyataan Iwan Setiawan saat dikonfirmasi wartawan terhadap perkembangan penyelidikan kasus dugaan korupsi dana isentif fiskal.
"Dalam wawancara singkatnya, beliau menyatakan, “Saya belum tahu apa-apa, nanti yaa,”. Pernyataan tersebut mencerminkan dugaan lemahnya koordinasi internal antara pejabat lama dan pejabat baru, serta memperkuat kekhawatiran publik bahwa ada potensi kasus ini diseret ke arah dugaan pengaburan'" ujar Rahim
"Pernyataan Kajari baru itu sangat disayangkan. Di tengah harapan publik akan penuntasan kasus korupsi, ia justru memberi kesan tidak siap atau tidak ingin menanggapi secara terbuka," sambungnya.
Menurut Rahim, Ini bukan soal ketidaktahuan semata, tapi soal keberanian institusi dalam melawan praktik korupsi yang merugikan masyarakat.
Ia juga menambahkan, bahwa kasus dugaan penyimpangan dana insentif fiskal yang bersumber dari APBN tersebut harus menjadi prioritas penegakan hukum, karena menyangkut hak rakyat dan integritas tata kelola pemerintahan daerah yang transparan.
"Dukung lah Bapak Presiden Prabowo dalam memberantas korupsi, Kajari Binjai harus tunjukan komitmen dalam pemberantasan korupsi, rakyat pasti menilai," tutup Rahim.
Dikabarkan sebelumnya, penyelidik sudah mengambil keterangan terhadap sejumlah pejabat di lingkungan Pemko Binjai.
Polres Pakpak Bharat Angkat Bicara soal Istri Polisi Ngadu Tak Dinafkahi dan Diancam Ditembak |
![]() |
---|
Bocah SMP di Simalungun Tewas Misterius, Kepala Tertutup Plastik dan Rumah Dikunci dari Dalam |
![]() |
---|
5 Paket Proyek Rehab dan Pembangunan di SMPN 1 Bahorok Jadi Temuan Auditor, Kadisdik Bungkam |
![]() |
---|
Dirikan Lapak Jualan di Trotoar Pasar Sidikalang Akan Ditindak, Terancam Penjara 1 Tahun |
![]() |
---|
Rekonstruksi Pembunuhan Penjaga Kebun Sawit di Labusel, Pelaku Sempat Bersujud ke Korban |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.