TRIBUN WIKI

Profil Mayjen TNI Agus Hadi Waluyo, Panglima Kodam XIX/Tuanku Tambusai

Mayor Jenderal TNI Agus Hadi Waluyo resmi menjabat sebagai Panglima Kodam XIX/Tuanku Tambusai yang pertama.

Penulis: Array A Argus | Editor: Array A Argus
Instagram @penpussenarmed
PROMOSI JABATAN- Mayjen TNI Agus Hadi Waluyo mendapat promosi jabatan sebagai Panglima Kodam XIX/Tuanku Tambusai. Ia akan mengawasi dua wilayah, yakni Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau. 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Mayjen TNI Agus Hadi Waluyo ditunjuk sebagai Panglima Kodam XIX/Tuanku Tambusai yang pertama.

Seperti diketahui, Kodam XIX/Tuanku Tambusai ini merupakan markas militer yang baru.

Markas militer Kodam XIX/Tuanku Tambusai meliputi wilayah Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau.

Dahulunya, kedua provinsi tersebut masih berada di bawah kendali jajaran Kodam I/Bukit Barisan.

Baca juga: Biodata Glenny Kairupan, Kader Gerindra yang Dianugerahi Penghargaan Jenderal Bintang Tiga

Kini, kedua wilayah tersebut dikendalikan oleh markas militer yang baru, yakni Kodam XIX/Tuanku Tambusai.

Karena markas militer ini baru, pimpinannya pun baru.

Karenanya, Mabes TNI AD kemudian menunjuk Mayjen TNI Agus Hadi Waluyo sebagai Panglima Kodam XIX/Tuanku Tambusai yang pertama.

Profil dan Biodata Mayjen TNI Agus Hadi Waluyo 

Mayjen TNI Agus Hadi Waluyo merupakan lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 1995.

Ia lahir pada 22 Agustus 1973.

Pada Agustus 2025, Mayjen TNI Agus Hadi Waluyo resmi menjabat sebagai Panglima Kodam XIX/Tuanku Tambusai.

Ia menjadi jenderal bintang dua pertama yang menjabat sebagai Panglima Kodam XIX/Tuanku Tambusai.

Baca juga: Biodata Letjen TNI Endi Supardi, Panglima Korps Marinir AAL 1990 dengan Segudang Tanda Jasa

Sebab, Kodam XIX/Tuanku Tambusai sendiri baru saja dibentuk tahun 2025 untuk membawahi wilayah Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau.

Informasi yang dirangkum Tribun-medan.com, karier Mayjen TNI Agus Hadi Waluyo ini cukup cemerlang.

Ia pernah menduduki sejumlah posisi penting di militer.

Mayjen TNI Agus Hadi Waluyo pernah menjabat sebagai Danyon Armed 10/Brajamusti (2011–2013).

Kemudian, ia juga pernah berkesempatan menjabat Dandim 1624/Flores Timur (2014).

Baca juga: Biodata dan Agama Brigjen Amur Chandra, Wakapolda Sultra Jabat Kadivhubinter Gantikan Krishna Murti

Lalu, Agus juga pernah menduduki posisi Pabandya 2/Kompred Spabad 1/Ren Spersen (2016).

Selanjutnya, ia menjabat sebagai Dan Menarmed 2/1 Putra Yudha Kostrad (2018).

Tak lama kemudian, kariernya mulai menanjak dan menduduki posisi Aspers Kasdam III/Siliwangi (2021–2023).

Beberapa waktu selanjutnya, ia ditunjuk sebagai Danpusdikarmed (2023–2024).

Karena kinerjanya yang bagus, Agus lantas ditunjuk sebagai Waasspers Panglima TNI (2024).

Baca juga: Biodata dan Karier Mayjen TNI Kosasih, Pangdam III/Siliwangi yang Baru

Ia kemudian ditunjuk sebagai Danpusseenarmed (2024).

Setelahnya, ia mendapat promosi jabatan sebagai Pangdam XIX/Tuanku Tambusai (2025)

Markas Kodam XIX/Tuanku Tambusai

Kodam XIX/Tuanku Tambusai diketahui belum memiliki markas seperti kodam-kodam lainnya yang ada di Indonesia.

Tapi menurut informasi, markas Kodam XIX/Tuanku Tambusai akan menggunakan markas Komando Resor Militer (Korem) 031/Wira Bima.

Baca juga: Apa Itu Amicus Curiae, Simak Penjelasan dan Fungsi, dan Tahapannya

Markas Korem 031/Wira Bima selama ini beralamat di Jalan Mayor Ali Rasyid, Pekanbaru.

Dengan diresmikannya Kodam XIX/Tuanku Tambusai itu, maka markas Korem 031/Wira Bima akan segera beralih fungsi.

Sedangkan Korem 031/Wira Bima disebut-sebut akan dipindahkan dan dibagi menjadi dua Korem baru yang berlokasi di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) dan Kabupaten Rokan Hilir (Rohil).

Nama Kodam Baru Berasal dari Tokoh Perang Paderi

Nama Kodam baru yang akan membawahi wilayah Riau dan Kepulauan Riau diambil dari nama seorang tokoh ulama dan pahlawan di Indonesia.

Dia adalah Tuanku Tambusai.

Tuanku Tambusai merupakan tokoh pahlawan nasional Indonesia yang dikenal sebagai satu diantara pemimpin perang Paderi yang berasal dari Riau, tepatnya dari nagari Tambusai, Rokan Hulu.

Baca juga: Motif Sementara Prajurit TNI Bunuh Istri di Sunggal Deli Serdang, Begini Kata Kodam I BB

Nama aslinya adalah Muhammad Saleh, lahir pada 5 November 1784.

Dikutip dari Wikipedia dan beberapa sumber lainnya, Tuanku Tambusai merupakan tokoh ulama dan pemimpin sekaligus pejuang yang berjuang melawan penjajahan Belanda serta berperan penting dalam penyebaran ajaran Islam paderi di daerahnya.

Kiprah Tuanku Tambusai sangat luar biasa, terutama dalam melawan kolonial Belanda selama lebih dari 15 tahun.

Ia memimpin pasukan gabungan dari beberapa wilayah, termasuk Dalu-dalu, Lubuksikaping, Padanglawas, Angkola, Mandailing, dan Natal.

Jenderal Agus Subiyanto saat memberikan pengarahan kepada ribuan prajurit Kodam V/Brawijaya dalam kunjungan kerjanya di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (22/05/2025). (Puspen TNI)
Jenderal Agus Subiyanto saat memberikan pengarahan kepada ribuan prajurit Kodam V/Brawijaya dalam kunjungan kerjanya di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (22/05/2025). (Puspen TNI) (Puspen TNI)

Baca juga: Kodam I BB Turunkan 1 Kompi Pasukan Jihandak untuk Amankan Pesawat Saudi Airlines yang Diteror Bom

Ia terkenal karena kecerdasan dan keberanian militernya, sehingga Belanda sulit mengalahkannya.

Julukan yang diberikan Belanda kepadanya adalah "De Padrische Tijger van Rokan" yang berarti "Harimau Paderi dari Rokan" karena ia tidak pernah menyerah dan menolak untuk berdamai dengan Belanda.

Salah satu prestasinya yang mencolok adalah penghancuran benteng Belanda Fort Amerongen dan upaya merebut kembali Benteng Bonjol.

Selain perjuangannya melawan Belanda, Tuanku Tambusai juga menyebarkan dakwah Islam paderi di daerah tempat ia berakar.

Ia sempat menunaikan ibadah haji dan belajar agama di Bonjol serta Rao, Sumatera Barat, menguatkan ilmunya dalam agama Islam dan paham Padri.

Baca juga: Apa Itu Komcad, Fungsi dan Tugasnya, Bisakah Ikut Berperang?

Pada tanggal 28 Desember 1838, benteng Dalu-dalu yang menjadi basis perjuangannya jatuh ke tangan Belanda, namun Tuanku Tambusai berhasil meloloskan diri melalui pintu rahasia.

Setelah perlawanan yang panjang, ia kemudian mengungsi ke Seremban, Negeri Sembilan (sekarang Malaysia) dan wafat di sana pada 12 November 1882.

Atas jasa-jasanya dalam perjuangan kemerdekaan dan pembelaan Tanah Air, Tuanku Tambusai secara resmi dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Republik Indonesia pada 7 Agustus 1995 melalui Keputusan Presiden No. 071/TK/Tahun 1995.

Secara singkat, Tuanku Tambusai adalah simbol keteguhan, kecerdikan, dan keberanian rakyat Minangkabau dan Riau dalam melawan penjajahan Belanda, serta sosok yang berperan penting dalam penguatan ajaran Islam di wilayah Sumatra bagian timur laut.

Kiprahnya menjadikannya tokoh inspiratif lintas generasi bagi bangsa Indonesia.(ray/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved