Berita Viral

DUDUK Perkara Dokter Syahpri Dipaksa Buka Masker, Reaksinya Menghadapi Keluarga Pasien Disorot

Dokter Syahpri Putra Wangsa menuai pujian karena begitu sabar menghadapi sikap arogan keluarga pasien.

Instagram/mimin sekayu
PAKSA DOKTER - Video momen Dokter Syahpri menjadi korban tindakan arogansi dari keluarga pasien viral di media sosial. Dokter Syahpri Putra Wangsa, Sp.PD, FINASIM dipaksa buka masker. 

TRIBUN-MEDAN.com - Beginilah duduk perkara Dokter Syahpri Putra Wangsa, Sp.PD, FINASIM dipaksa buka masker.

Video momen Dokter Syahpri menjadi korban tindakan arogansi dari keluarga pasien viral di media sosial.

Dokter Syahpri merupakan dokter RSUD Sekayu, Sumatera Selatan viral

Meski mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari keluarga pasien, sikap tenang sang dokter menuai pujian.

Baca juga: BERKACA dari Kasus Silfester Matutina, Mungkinkah Riza Chalid, Jurist Tan, hingga Cheryl Ditangkap?

Dalam video berdurasi 41 detik yang diunggah akun media sosial Muba Akor terlihat momen di ruang perawatan RSUD Sekayu.

Awalnya sang dokter tengah memeriksa pasien.

Namun ia mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari keluarga pasien.

Terlihat keluarga pasien meminta dokter melepas masker yang dikenakannya.

Permintaan tersebut ditolak secara halus oleh sang dokter karena bertentangan dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) rumah sakit. 

Baca juga: MotoGP Austria Ajang Persaingan Sengit Marc Marquez vs Bagnaia, Update Jadwal dan Klasemen MotoGP

Namun, situasi memanas ketika salah satu anggota keluarga pasien diduga memegang bagian belakang leher dokter sambil memaksa membuka masker.

Meski akhirnya dokter tersebut membuka maskernya, tindakan itu dilakukan dalam tekanan, dengan tangan keluarga pasien masih terlihat menyentuh tubuhnya.

Momen ini sontak menuai kecaman dari warganet yang menilai tindakan tersebut sebagai bentuk ketidaksopanan dan pelanggaran terhadap hak tenaga kesehatan.

Komentar publik pun membanjiri unggahan video tersebut. Akun @Apri Yanti menulis,

“Setiap tindakan pasti ada SOP. Walaupun kita mau, kita juga harus mengikuti prosedur. Sangat disayangkan tindakan itu, padahal bisa dikomunikasikan dengan baik.”

PAKSA DOKTER : Tangkapan layar video berdurasi 41 detik yang menampilkan insiden di ruang perawatan RSUD Sekayu.
PAKSA DOKTER : Tangkapan layar video berdurasi 41 detik yang menampilkan insiden di ruang perawatan RSUD Sekayu. (Instagram/mimin sekayu)

Akun @Ardie Bewe turut menyuarakan dukungan.

“Dokter itu benar, RSUD harus klarifikasi. Tidak boleh dokter dipaksa membuka masker saat bekerja, apalagi dengan cara seperti itu.”

Sementara akun @Iin Parlina menyampaikan,

“Saya tahu dr. Syafri, beliau subspesialis. Dokternya baik, sekolahnya jelas. Tolak segala bentuk ketidaksopanan dan kekerasan terhadap tenaga kesehatan.”

Mayoritas netizen berharap kejadian serupa tidak terulang, dan menegaskan pentingnya kenyamanan serta perlindungan bagi tenaga medis dalam menjalankan tugasnya.

Baca juga: AC Milan Masuk 20 Besar UEFA, Padahal Musim Ini Absen di Kompetisi Antarklub Eropa

Di sisi lain, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Muba mengecam keras insiden kekerasan fisik yang dilakukan keluarga pasien terhadap seorang dokter yang bertugas di RSUD Sekayu. 

Ketua Badan Hukum Pembela Profesi dan Advokasi (BHP2A) IDI Muba, dr. Zwesty Devi, MH, menyampaikan keprihatinannya atas tindakan yang diduga dilakukan oleh keluarga pasien terhadap dr. Sapri, salah satu tenaga medis di RSUD Sekayu.

“Tindakan kekerasan terhadap tenaga kesehatan, apalagi secara fisik, tidak dapat dibenarkan dalam kondisi apa pun. Dalam video yang beredar, terlihat adanya kontak fisik dari pihak keluarga pasien kepada dokter yang tengah menjalankan tugasnya,” tegas dr. Zwesty, Rabu (13/8/2025).

Ia menjelaskan, kejadian bermula saat dokter menjalankan tugas pemeriksaan sesuai dengan SOP, yaitu mengenakan masker saat berinteraksi dengan pasien.

TANGKAPAN LAYAR : Viral di Medsos, momen diduga tindak kekerasan terhadap dokter di RSUD Sekayu, Selasa (12/8/2025. Kejadian ini menuai beragam reaksi netizen, sebagian besar menyoroti pentingnya SOP dan perlindungan bagi tenaga kesehatan.
TANGKAPAN LAYAR : Viral di Medsos, momen diduga tindak kekerasan terhadap dokter di RSUD Sekayu, Selasa (12/8/2025. Kejadian ini menuai beragam reaksi netizen, sebagian besar menyoroti pentingnya SOP dan perlindungan bagi tenaga kesehatan. (istimewa)

Namun, hal ini justru memicu kemarahan dari pihak keluarga pasien yang kemudian berujung pada dugaan kekerasan fisik.

IDI Muba menyatakan akan melakukan pendampingan hukum kepada dr. Syahpri dan mendukung penuh langkah-langkah yang diambil pihak RSUD Sekayu dan Dinas Kesehatan Muba dalam melaporkan kasus ini ke Polres Musi Banyuasin.

“Kami akan mengawal proses hukum ini bersama RSUD Sekayu dan Dinkes Muba. Dokter adalah garda terdepan layanan kesehatan, bukan pihak yang seharusnya menjadi korban kekerasan,"ungkapnya.

IDI Muba berharap kejadian ini menjadi perhatian semua pihak agar perlindungan terhadap tenaga medis dapat ditingkatkan.

"Ini masalah profesi kami berharap peristiwa serupa tidak terulang kembali dan dokter tetap dapat menjalankan fungsinga tanpa ada ketakutan,"jelasnya.

Sosok Dokter Syahpri

Belakangan terkuak sosok Dokter Syahpri Putra Wangsa.

Di tahun 2024 ia meraih resmi mendapat gelar sebagai Dokter Konsultan di bidang Nefrologi.

Dokter Konsultan biasanya merujuk pada dokter spesialis yang memiliki keahlian mendalam di bidang tertentu dan berperan sebagai narasumber atau penasehat medis untuk pasien maupun tenaga medis lainnya.

Sedangkan Nefrologi adalah cabang ilmu kedokteran yang khusus mempelajari fungsi ginjal, penyakit ginjal, dan terapi terkait.

Sosok Dokter Syahpri Putra Wangsa

Syahpri Putra Wangsa, Sp.PD, yang menjabat sebagai dokter spesialis penyakit dalam seperti jantung, paru, saluran cerna, ginjal dan organ lainnya.

Diketahui, dr Syahpri Putra Wangsa berpraktik di RSUD Sekayu dan RS Bunda Medika Jakabaring Palembang.

Ia juga pernah bertugas di RSUD Sungai Lilin.

Pendidikan kedokterannya ditempuh di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Ia mengambil spesialis di Universitas Sriwijaya, Palembang.

Pada Oktober 2024, ia resmi mendapat gelar sebagai Dokter Konsultan di bidang Nefrologi.

Adapun gelar tambahannya: Sp.PD (Spesialis Penyakit Dalam), K.GH (Konsultan Ginjal Hipertensi), FINASIM (Fellow of Indonesian Society of Internal Medicine).

Kini, namanya ramai dibicarakan di media sosial karena videonya saat menghadapi keluarga pasien yang marah di ruang ICU VIP RSUD Sekayu.

Ia tampak tetap tenang, profesional, dan sabar hingga mendapat banyak pujian warganet.

Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com 

(*/ Tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Sumber: Tribun Sumsel
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved