Berita Viral
PILU Alip Rahayu Ibu Muda Tewas Dijerat Suami Sendiri dengan Kabel Internet di Hutan Jati Ponorogo
Pilu nasib Alip Rahayu Arianti (30) ibu muda tewas dijerat suaminya sendiri dengan kabel internet di Hutan Jati Ponorogo
TRIBUN-MEDAN.COM – Pilu nasib Alip Rahayu Arianti (30) ibu muda tewas dijerat suaminya sendiri dengan kabel internet di Hutan Jati Ponorogo.
Nasib pilu dialami Alip Rahayu yang dihabisi suaminya sendiri.
Pelakunya tak lain adalah suaminya sendiri, Hartono, yang tega menghabisi nyawa perempuan yang selama ini berjuang seorang diri demi anaknya.
Jasad Alip Rahayu Arianti ditemukan tewas tanpa busana di kawasan Hutan Jati Petak 99 RPH Tulung, Ponorogo, pada Selasa (12/8/2025) pagi.
Kasus ini bermula pada saat korban dibonceng naik motor oleh suaminya Hartono, Alip melontarkan ucapan yang dianggap menghina orang tua Hartono. Ucapan itu memicu amarah pelaku.
Hartono membelokkan motor ke Hutan Jati Petak 99, Dukuh Boworejo, Desa Sampung, Ponorogo—area sepi dan jauh dari pemukiman.
Di dalam hutan, Hartono membenturkan kepala Alip ke batang pohon jati beberapa kali hingga korban lemah dan tak berdaya.
Setelah korban tak berdaya, Hartono mengambil kabel jaringan internet yang ada di lokasi dan menjerat leher Alip hingga tewas.
Hartono menutupi tubuh korban dengan karung, mengambil jaket dan ponsel korban, lalu meninggalkannya di hutan. Ia bahkan mengirim pesan dari ponsel korban ke teman dekatnya, seolah-olah Alip dikeroyok orang mabuk.
Baca juga: SUAMI Dea Sampai Bawa Golok Gegara Ucapan Ade, Heran Istrinya Dibunuh: Enggak Masuk Akal
Polisi menangkap Hartono kurang dari 8 jam setelah jasad ditemukan. Ia mengakui semua perbuatannya dan kini dijerat Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan.
"Motifnya pelaku sakit hati terhadap istrinya. Sakit hati atas ucapan istrinya ke orangtuanya. Pelaku berupaya menghilang jejak. Namun, penyelidikan mengarah ke pelaku," kata Kapolres Ponorogo, AKBP Andin Wisnu Sudibyo, Kamis (14/8/2025).
Sosok Alip Rahayu
Alip Rahayu Arianti bukan hanya seorang ibu muda asal Dusun Panjing, Pacitan.
Ia adalah simbol perjuangan perempuan yang bertahan dalam kerasnya hidup. Lahir dari keluarga petani kunyit yang hidup sederhana, Alip tumbuh dengan semangat belajar tinggi. Ia menyelesaikan pendidikan hingga SMA, lalu menikah muda di usia 18 tahun.
Namun, harapan akan rumah tangga bahagia tak bertahan lama. Setelah dikaruniai seorang anak laki-laki, pernikahannya diwarnai konflik dan berujung perceraian. Sejak itu, Alip menjadi single parent yang harus berjuang sendiri demi masa depan sang anak.
Ayah korban, Agus Suyatno, mengungkap putrinya sudah 2,5 bulan tidak pulang ke rumah setelah menikah dengan Hartono, pria asal Purwantoro.
Ia menyebut pernikahan keempat putrinya itu tidak harmonis dan kerap diwarnai kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
“Pernah cerita dipukuli suami,” kata Agus.
Untuk bertahan hidup, Alip bekerja serabutan. Ia menitipkan anaknya ke sang nenek di Pacitan, lalu merantau ke Wonogiri.
Baca juga: SIASAT Brigpol RK Oknum Polisi Jual Narkoba di Muratara, Pengedar Cewek Dijadikan Istri Siri
Pagi hingga sore ia bekerja di salon kecantikan, malam hari menjadi Ladies Companion (LC) di tempat hiburan. Semua itu ia lakukan bukan untuk gaya hidup, tapi demi menyekolahkan anaknya yang kini duduk di kelas 6 SD.
Meski hidupnya penuh tantangan, Alip tak pernah menyerah. Ia percaya bahwa anaknya berhak atas masa depan yang lebih baik. Dalam pesan terakhir kepada sang ayah, ia menyampaikan niat pulang ke Pacitan untuk mengantar anaknya berkemah. Tak ada yang menyangka, itu adalah kepulangannya yang terakhir.
Alip meminta dijemput oleh suaminya, Hartono, di wilayah Sumoroto, Ponorogo. Dalam perjalanan, keduanya terlibat cekcok hebat. Ucapan Alip yang dianggap menghina orang tua Hartono memicu kemarahan pelaku.
Hartono membawa Alip ke kawasan Hutan Jati Petak 99, tepatnya di wilayah wisata Gua Lowo, Kecamatan Sampung, Ponorogo. Tempat ini sepi dan jauh dari pemukiman.
Di lokasi tersebut, Hartono membenturkan kepala Alip ke batang pohon jati secara berulang hingga korban tak berdaya. Setelah itu, ia mengambil kabel jaringan internet yang ada di sekitar lokasi dan mencekik leher Alip hingga tewas.
Setelah memastikan korban meninggal, Hartono meninggalkan jasad Alip di hutan dan pulang ke rumah. Ia sempat mengirim pesan dari ponsel korban ke teman dekatnya, berpura-pura bahwa Alip dikeroyok oleh orang mabuk saat menagih utang.
Dari hasil Autopsi ditemukan luka di kepala akibat benturan benda tumpul dan bekas jeratan di leher. Alip dinyatakan tewas karena kombinasi kekerasan fisik dan cekikan
“Ada luka lecet di leher dan memar pada wajah yang diduga akibat pukulan benda tumpul,” ujar Dokter bedah forensik Polda Jatim, dr. Tutik Purwanti.
Dia menyebut jasad korban mulai membusuk saat diperiksa.
Hingga kini, aparat kepolisian masih melakukan pemeriksaan secara intensif.
“Pelaku melilit leher dan membenturkan kepalanya ke pohon Jati,” tambah Kapolres Ponorogo AKBP Andin Wisnu Sudibyo.
Sosok Alip bukan hanya korban kekerasan, tapi juga simbol keteguhan seorang ibu yang rela bekerja keras dan berkorban demi anak.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.