"Saya berharap masalah "critical support" terhadap koalisi kami yaitu Prabowo-Sandi biar kami akan selesaikan. Kalaupun ada yg menempuh jalur hukum itu bukan pilihan kami walu tak bisa melarang. Anak dan Istri saya agak terganggu dengan reaksi yg saya gak duga ini. Mohon maklum" terang Andi
Sehari sebelumnya, Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera, Mardani Ali Sera mengatakan, DPP PKS memang sudah melaporkan Wasekjen Partai Demokrat, Andi Arief ke kepolisian. Andi dilaporkan ke polisi karena menuduh PKS dan Partai Amanat Nasional menerima Rp500 miliar agar Sandiaga Uno bisa menjadi cawapres Prabowo Subianto.
"Setahu saya kasusnya jalan, laporan polisi jalan. DPP (yang melaporkan)," kata Mardani saat ditemui di gedung DPR, Jakarta.
Ia mengatakan, Partai Demokrat sendiri belum ada klarifikasi. Hingga kini, laporan tersebut juga tak dicabut.
Pelaporan Andi Arief ke polisi memang sebelumnya santer didengung-dengungkan.
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berang dengan tudingan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief bahwa dipilihnya Sandiaga Uno sebagai calon wakil presiden pendamping Prabowo Subianto merupakan hasil dari politik transaksional.
Juru bicara DPP PKS Muhammad Khalid menegaskan, pihaknya akan melaporkan Andi ke kepolisian terkait pernyataannya yang pertama kali diunggah melalui akun Twitter tersebut.
"Itu jelas fitnah dan kami akan memproses itu," ujar Khalid.
Tidak hanya mengancam akan melaporkan ke Polisi, PKS juga menuntut Andi meminta maaf dan memberi klarifikasi kepada publik.
Baca: Andi Arief Bocorkan 4 Nama soal Mahar 500 M ke PKS-PAN, hingga Tudingan Ahmad Dhani
Baca: Dugaan Mahar Rp 500 Miliar untuk PKS dan PAN, Andi Arief: Saya Diperintahkan Partai. .
Tudingan Mahar Rp 500 M Memanas
Tudingan soal mahar Rp 500 miliar ke PAN dan PKS masih memanas.
Kondisi ini yang mengubah situasi politik jelang terpilihnya Sandiaga Uno sebagai cawapres Prabowo Subianto, yang dianggap mengejutkan.
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Andi Arief akhirnya menjelaskan tudingannya mengenai mahar Rp 500 miliar dari cawapres Sandiaga Uno kepada PAN dan PKS.
Dijelaskan Andi, informasi soal mahar itu didapat dari politisi Gerindra, Fadli Zon, Dasco Ahmad, Prasetyo, dan Fuad Bawazier.
Dalam cuitannya di laman Twitter @AndiArief_ pada Sabtu (11/8/2018) disebutkan, usia mendapat informasi tersebut, Andi Arief langsung mengunggah postingan mengenai 'Jenderal Kardus' yang kemudian menjadi polemik.
"Soal Mahar ke PKS dan PAN maaing2 500 M ini penjelasan Saya: Sekjen Hinca, Waketum Syarief Hasan dan sekrt Majelis tinggi partai Amir Syamaudin mendapat penjelasan itu langsung dari tim kecil Gerindra Fadli zon, Dasco, Prasetyo dan Fuad Bawazier 8 Agustus 2018 pk 16.00 .
Soal Mahar 500 M masing 2 pada PAN dan PKS itu yang membuat malam itu saya mentuit jendral kardus.
Besar harapan saya dan partai Demokrat Prabowo memilih Cawapres lain agar niat baik tidak rusak.
Tanggal 9 Agustus pagi, pertemuan SBY-Prabowo membahas soal bagaimana kembalikan politik yang baik dan terhormat tanpa mahar.
SBY usulkan Prabowo cari cawapres lain yang bukan Sandi, bukan AHY, bukan Zul hasan, bukan Salim Al jufri seperti permintaan Zul has agar tokoh netral.
Prabowo tetap tak hiraukan usul SBY soal tokoh netral.
Herannya Zul Has dan Salim Al Jufri juga berubah pendiriannya dari harus figur dari PAN atau PKS atau tokoh netral tiba2 sepakat memilih setuju Sandi yang juga dari gerindra, ada apa?
Semua sudah terjadi, tapi proses ini pubik harus mengerti," tulis Andi Arief.
Cuitan lainnya:
Diberitakan sebelumnya, tersingkirnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) disebut-sebut lantaran Wakil Gubernur Jakarta, Sandiaga Uno membayar PAN dan PKS masing -masing Rp 500 miliar demi diusung menjadi Calon Wakil Presiden Prabowo.
Hal itu diutarakan oleh Wakil Sekretaris Jenderal Demokrat, Andi Arief.
"Bahwa di luar dugaan kami ternyata Prabowo mementingkan uang ketimbang jalan perjuangan yang benar. Sandi Uno yang sanggup membayar PAN dan PKS masing-masing 500 M menjadi pilihannya untuk cawapres. benar-benar jenderal di luar dugaan," kata Andi Arief saat dihubungi Kompas.com, Rabu malam, (8/8/2018).
Oleh karena itu menurut Andi, Demokrat akan keluar dari Poros Gerindra. Demokrat akan berkonsentrasi pada Pemilu legislatif 2019.
"Baru tadi malam Prabowo datang dengan semangat perjuangan. hanya hitungan jam dia berubah sikap karena uang. Besar kemungkinan kami akan tinggallkan koalisi kardus ini."
"Lebih baik kami konsentrasi pada pencalegan ketimbang masuk lumpur politik PAN PKS dan Gerindra," imbuh Andi Arief.
Lapor Polisi
(tribun-medan.com/kompas.com)
Baca: Ketum PKB Tanggapi Kekecewaan Pendukung Ahok soal Maruf Amin Bakal Cawapres Jokowi
Baca: Pilih Jokowi atau Prabowo? Video Ustaz Abdul Somad (UAS) dan Felix Siauw Ini Gak Disangka
***
BACA BERITA TERPOPULER LAINNYA:
Mahfud MD Bongkar Intrik Politik yang Menggagalkan Dirinya Mendampingi Jokowi di Pilpres 2019
Kicauan Pertama Mahfud MD setelah Blak-blakan Bongkar Intrik yang Menggagalkan Dirinya jadi Capres
CPNS 2018 - Menteri PAN-RB Diganti, Begini Kabar Terbaru BKN soal Penerimaan Pegawai Pemerintah
PKS Akhirnya Laporkan Andi Arief ke Polisi, Wasekjen Partai Demokrat Ini Tidak Takut, Saya Tunggu
Inilah 11 Fakta hingga Foto-foto Mencuatnya Kembali Kasus Video Panas Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari
Ini Penyebab Siska Susanti Paskibra Sergai Harus Meninggal Dunia, Benarkah Jalani Latihan Berat?
Diterkam Buaya, Nasib Pria Nekat Mancing di Sarang Reptil Raksasa hingga Ditemukan tanpa Kepala