Anggota Bawaslu Rahmat Bagja memberikan peringatan kepada peserta agar tidak melakukan kampanye.
Hal ini lantaran kampanye dengan cara rapat terbuka hanya dapat dilakukan, pada 23 Maret-12 April 2019.
Kemudian, jika memang akan melangsungkan aksi kampanye terbuka, para peserta aksi hanya boleh melakukan setelah mendapat izin dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Izin ke KPU ada surat tanda. Mereka melakukan pertemuan terbatas. Kalau di arena terbuka jangan, kalau tertutup di gedung boleh silakan," ujar Bagja, kepada wartawan, Jumat (30/11/2018).
Bagja juga meminta kepada peserta atau panitia reuni 212 dilarang menghina atau menyampaikan ujaran kebencian yang ditujukan kepada peserta pemilu.
"Pertama, dilarang kampanye, baik capres, parpol, caleg, dan calon anggota DPD, semua nggak boleh. Kedua, menghina atau menyampaikan ujaran kebencian. Kemudian, mengganggu ketertiban juga tak boleh," tambahnya.
Jangan Mengotori Lingkungan
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Isnawa Adji mengatakan, dalam aksi ini, ia meminta para peserta menciptakan suasana tertib dan nyaman, termasuk kedisiplinan massa dalam mengumpulkan sampah dan memasukkannya ke dalam karung, dilansir dari Tribunnews.
Karena hal itu lebih memudahkan petugas pasukan oranye Dinas Lingkungan Hidup dan PPSU kelurahan dalam penanganannya.
Selain itu, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta telah siapkan sejumlah sarana dan prasarana penunjang.
Mengerahkan 500 personil di lapangan, Dinas Lingkungan Hidup juga menyediakan truk sampah organik, Kijang Lintas, dan mobil road sweeper, dengan jumlah masing-masing sebanyak 10 unit.
Ada pula 10 ribu kantong plastik, 300 sapu lidi dan pengki, serta enam bus toilet telah disiapkan.
Isnawa Aji juga menuturkan, pihaknya akan menyebar ratusan petugas di sekitar Masjid Istiqlal, kawasan jalan Medan Merdeka, Monas, Patung Tugu Tani, dan area patung Arjuna Wiwaha (patung Kuda).
"Bersamaan dengan Car Free Day (CFD) saya juga libatkan perkuatan dari sudin LH Jakbar dan Jaksel dan siagakan semua wilayah. Karena peserta akan berdatangan dari semua wilayah, meski fokus penanganannya disekitar Monas sampai dengan HI," ujar Isnawa saat dihubungi, Jumat (30/11/2018).
Dari pantauan Warta Kota, peserta sudah mulai memadati Jalan sekitar Tugu Tani dengan berjalan kaki, Minggu (2/12/2018).
Sejumlah kendaraan beragam mulai dari bus, angkutan umum, pikup, mobil pribadi hingga motor diparkir sepanjang Jalan MI Ridwan Rais, Kebon Sirih sampai Kramat Kwitang.
Mengenakan baju berwarna senada yakni putih ataupun hitam, mereka membawa bendera sambil bersholawat.
"Shallallahu alaihi wa saalam," ucap para peserta, Minggu (2/12/2018).
Diberitakan sebelumnya oleh Tribunnews.com, Ustaz Al Khaththat menuturkan jamaah yang hadir diperkirakan sekitar 4 juta orang.
Al Khaththat menyebut massa itu terdiri dari sejumlah komunitas dan ormas islam yang tersebar di Indonesia.
Al Khaththat juga mengatakan kepada massa yang ingin hadir, tidak perlu takut jika ada ancaman.
"Masyarakat tidak perlu takut datang ke Monas meskipun mendapatkan ancaman-ancaman," ujarnya di Gedung Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (28/11/2018).
Menyinggung massa yang hadir pada tahun lalu, yakni ada 7 juta jamaah yang hadir. Al Khaththat membantah jumlah tersebut mengalami penurunan.
"Jadi begini, di tahun 2017 yang 7 juta itu, kami tidak pernah memprediksi yang hadir itu berapa, sama halnya dengan yang 4 juta untuk tahun ini," imbuhnya.
"Kita berkumpul peringati persatuan umat pada 212 tahun 2016 lalu. Ini nikmat Allah 2 tahun lalu yang efeknya bisa kita rasakan," tegasnya.
(TribunWow.com/Roifah)
Reuni 212, Anies Baswedan Sampaikan Pidato, Rumah DP Nol Rupiah hingga Reklamasi Teluk Jakarta
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Di Panggung Reuni 212, Anies Baswedan Pidato Sejarah Monas sampai Menghentikan Reklamasi dan telah tayang Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Peserta Reuni 212, Imbauan Panitia hingga Dinas Kebersihan