"Kalau lewat dia, sering saya bercandain. Saya tanya orang mana kau. Woi orang wong kito galo," ucapnya.
"Makanya pas lihat dia meninggal gantung diri terkejut kali saya. Kenapa berpikirnya pendek kali," sambungnya.
Lebih lanjut, Elly juga mengatakan bahwa korban tidak begitu terbuka setiap ada masalah.
Dia tidak mau bercerita kepada teman-teman dekatnya dan hanya memendam masalah itu sendirian.
"Dia pun anaknya nggak terbuka. Kalau dia mau cerita pasti kejadian seperti ini nggak bakal terjadi," pungkas Elly
Pencegahan Bunuh Diri
Tahun lalu, Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) memperkirakan bahwa setiap 40 detik, seseorang di dunia mengakhiri hidupnya.
Angka tersebut setara dengan 800.000 juta jiwa setiap tahun yang kehilangan nyawa akibat bunuh diri.
Laporan tersebut menunjukkan makin banyak orang yang berpikir melakukan tindakan bunuh diri. Salah satu pemicu bunuh diri adanya depresi.
"Orang yang depresi merasa tidak ada harapan akan kehidupan atau putus asa.
Kondisi ini diikuti dengan gejala lain seperti susah konsentrasi, malas, tidak bertenaga, tidak nafsu makan, dan sering ada ide untuk bunuh diri," kata dr Andr Sp.KJ kepada Kompas.com, Sabtu (18/03/2017).
Sayangnya, depresi sering kali tidak disadari kemunculannya. Bahkan oleh orang yang mengalaminya.
Itu karena para penderita depresi dan orang di sekitarnya tidak mengenali gejala depresi.
Dalam tulisannya di laman Kompas.com, Retha Arjadi, M.PSI menulis depresi bisa diartikan sebagai sebuah kondisi gangguan psikologis dengan ciri adanya perasaan sedih atau kekosongan mendalam.
Orang yang depresi biasanya merasa bahwa mereka seolah masuk ke dalam lubang yang dalam, gelap, dan sulit untuk keluar dari sana.