"Ada tiga kaos oblong dan dua jins yang dilarikan,” ungkap Iwan.
Warga lain juga menceritakan, suara tembakan sempat terdengar dari Lapas.
Para napi yang tak ingin melarikan diri bertahan di luar Lapas.
Bagian depan penjara itu dirusak, dengan melempari gedung utama, menjebol tembok dan bahkan kendaraan dibakar.
Sebanyak sebelas unit sepeda motor dibakar dan tiga unit mobil jenis minibus juga ludes dilalap api.
Para napi sempat melawan aparat kepolisian yang mencoba mengendalikan situasi.
"Mereka baru tenang setelah 100 prajurit Yonif-8 Marinir tiba di lokasi," jelas Iwan.
Pasca kejadian mencekam tersebut, 50 personel Kodim 0203 Langkat beserta 100 personel Raider 100 tiba dan membantu mengendalikan napi.
Menjelang magrib para napi akhirnya mau dibujuk untuk kembali ke dalam Lapas.
Mereka (para napi) dikumpulkan dan diminta untuk menyampaikan tuntutannya kepada pejabat Kemenkum HAM Sumut yang sudah berada di lokasi.
Informasi lain yang berhasil dihimpun, ada sekitar 20 tuntutan para napi, di antaranya merupakan penghapusan pungli dan pelayanan terhadap warga binaan.
Setelah itu, napi dan tahanan dikembalikan ke bloknya masing-masing. Pintu Lapas pun kembali dikunci.
Informasi yang dihimpun pada Jumat (17/5/2019), Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Utara Dewa Gede menyatakan bahwa Lapas Klas III dihuni oleh 1.635 narapidana.
"Kapasitasnya 915, jumlah warga binaanya 1.635 orang,"ujarnya.
(mft/tribun-medan.com)