Saya merasa seperti tak memiliki hidup dan menegaskan bahwa saya tidak menginginkan kehidupan ini lagi," kata Jerusha Sanjeevi.
Jerusha Sanjeevi meninggal karena keracunan karbon monoksida akut pada 22 April 2017 dan tubuhnya ditemukan dua hari kemudian.
Baca: Nasib Jenderal LB Moerdani Berani Tegur Soeharto soal Bisnis,Hubungan Memburuk Panglima ABRI Dicopot
Baca: Pasutri Terekam CCTV Curi Barang Minimarket di Pancing, Bawa Anak saat Lakukan Aksinya. .
Menurut Daily Beast, sebuah catatan ditemukan di tempat kematiannya, yang berbunyi,
“Saya telah hidup dengan depresi selama lebih dari setengah hidup saya, dan entah bagaimana selalu selamat.
Tetapi setiap gelombang kesedihan menjadi lebih gelap dan lebih lama.
Saya mencari dan mencari garis hidup.
Sampai saya menyadari bahwa saya tidak pantas mendapatkannya.
Karena [kampus] berhasil mengajari saya apa yang tidak pernah dilakukan kemiskinan, kekerasan, pemerkosaan, dan kelaparan,” tulisnya dalam pesan.
Sementara itu, pihak kampus membantah tuduhan itu dan mengatakan bahwa mereka selalu mengatasi masalah antarpribadi siswa.
“Kami percaya Universitas Utah mengambil semua tindakan yang sesuai untuk mengatasi masalah antarpribadi antara mahasiswa di departemen,” kata juru bicara kampus.
Sementara itu, pengacara yang mewakili pacar Jerusha, yang mengajukan gugatan, dikutip oleh The Herald Journal mengatakan,
"Aku berharap USU (Universitas Utah) bisa bercermin," katanya.
“Saya berharap kejadian ini menjadi pengingat betapa pentingnya menghormati perbedaan di sana.
Dan untuk menghindari hubungan seperti ini.
Dan saya juga berharap dapat membantu keluarga di Malaysia dengan keadaan mereka secara finansial. "
#Mahasiswi S-3 Bunuh Diri karena Tak Tahan Diejek, Pacarnya Tuntut Pihak Kampus
(cr12/tribun-medan.com)