"Coba perhatikan tiang ini baik-baik, kenapa kita bisa berdiri tegak, jangan lupa di dalamnya ada besi sebagaimana pemimpin di Sumatera Utara."
"Tapi besi tidak bisa berdiri sendiri Ia musti dibantu oleh batu kerikil siapakah itu?
Itulah Wakil Gubernur Sumut, dan yang menyatukan kerikil dan besi adalah semen, semen itu adalah ulama maka kalau yang kedua ini baik, negeri ini menjadi baik," katanya.
Meski demikian, kata Ustadz Abdul Somad, semen, kerikil, batu bata, dan lainnya tidaklah terlihat sehingga mereka kuat.
Dan yang terlihat adalah cat tembok yang kerap mendapatkan goresan karena berada di luar.
"Semen tak nampak, kerikil tak nampak, batu juga tak nampak, tapi yang telihat itu yang paling lemah yaitu cat, yang di hadapan kalian ini yang paling lemah, yang digesek dan dicoret," katanya
Ia pun mengaitkan kasus yang sedang menimpanya, dan menjelaskan bahwa ceramahnya saat itu dilaksanakan di masjid dan di tengah umat muslim.
"Saya berceramah dalam masjid, di tengah orang Islam, orang bertanya tentang patung saya jawab menurut hadis nabi, dilaporkan.
Tak takut kah Abdul Somad? Apa yang kutakutkan sebanyak ini yang membela?"
"Ya, dalam masjid.
Kalau di luar nanti? Ngeri-ngeri sedap juga kurasa," katanya sambil tertawa.
Ribuan umat muslim kota Medan dan sekitarnya berbondong-bondong hadiri Tabligh Akbar yang akan diisi oleh Ustadz Abdul Somad di masjid Agung Medan Jalan Pangeran Diponegoro, Madras Hulu, Kecamatan Medan Polonia, Selasa (20/8/2019). (Tribun Medan/Gita Tarigan)
Ia pun memberikan ceramah kepada masyarakat agar senantiasa ringan saat berbagi, jangan perhitungan.
"Andai Abdul Somad hilang, andai Abdul Somad lenyap, Andai Abdul Somad mati, 1.000 Abdul Somad akan hadir dari Sumatera Utara."
"Oleh sebab itu, harmonis ini harus tetap terjaga, semen, kerikil, batu bata, pasir, cat mereka berjasama maka berdirilah masjid yang gagah ini, Masjid Agung Sumatera Utara," katanya.
(mft/tribun-medan.com)