BAYI BERMATA SATU (Cyclopia) di Riau hanya Bertahan 2 Jam setelah Lahir, Ini Penjelasan Dokter
Bayi bermata satu meninggal dunia setelah dua jam menjalani perawatan di Rumah Sakit Daerah Tengku Rafian Siak, Riau, Kamis (19/9/2019).
BAYI BERMATA SATU di Riau hanya Bertahan 2 Jam setelah Lahir, Ini Penjelasan Dokter
TRIBUN-MEDAN.com - Saat Riau dilanda kebakaran hutan dan lahan yang parah hingga Presiden Jokowi harus turun tangan, ada berita kelahiran bayi bermata satu di Riau.
Bayi bermata satu meninggal dunia setelah dua jam menjalani perawatan di Rumah Sakit Daerah Tengku Rafian Siak, Riau, Kamis (19/9/2019).
Bayi yang juga tidak memiliki hidung itu awalnya dirujuk dari Bidan Kampung Tumang, Kecamatan Siak ke RSUD Tengku Rafian sekitar pukul 09.44 WIB.
Saat tiba, bayi dalam kondisi sesak napas berat.
Napasnya cepat dan mulai membiru.
Pihak medis rumah sakit berupaya memberikan penanganan darurat dengan memberi pernapasan bantuan dan juga ditangani dokter anak.
Pada pukul 10.00 WIB, bayi sudah diberikan ventilasi untuk memberikan tekanan positif.
Hingga akhirnya pukul 12. 00 WIB, bayi tersebut meninggal dunia dan dipulangkan ke rumah orangtuanya di Kampung Tumang untuk proses pemakaman.
"Kondisi bayinya kongenital, cacat bawaan.
Iya matanya satu, hidungnya juga tidak ada," kata dokter umum RSUD Tengku Rafian, Pofi Risanti Yarsi di Siak, Sabtu.
Direktur RSUD Tengku Rafian Siak, Benny Charuddin membenarkan pihaknya menerima pasien bayi baru lahir dalam kondisi cacat bawaan.
Menurutnya, cacat bawaan itu sejak bayi berada dalam kandungan.
Cacat bawaan ini biasanya memiliki kelainan di jantung dan paru-paru.
Tangkapan oksigen berkurang sehingga peredaran darah terganggu dan tubuhnya membiru.