Kapolrestabes Medan Kombes Pol Dadang Hartanto memberikan keterangan usai penanganan aksi unjuk rasa di Gedung DPRD Sumut yang berakhir ricuh, Selasa (24/9/2019).
Dadang mengatakan bahwa untuk penanganan unjuk rasa telah dimulai pukul 11.00 WIB. Kemudian pukul 15.00 WIB sudah mulai dorong-dorongan pagar di rusak.
"Mereka berusaha untuk naik pagar kami tertibkan agar tidak anarkis. Tiba-tiba ada pelemparan-pelemparan kami sudah bertahan, akhirnya karena untuk menjaga kondusifitas wilayah kita lakukan upaya paksa dengan menembakkan water Canon," kata Dadang.
"Hingga pukul 18.25 situasi kondusif. Untuk kendaraan rusak ada 7 kendaraan dinas roda empat. Beberapa pelaku provokator sudah kita proses nanti perkembangan saya sampaikan. Jangan ada hoaks tidak ada yang meninggal dunia. Semuanya dalam keadaan baik. Korban pihak Polri masih diidentifikasi," sambungnya.
Dadang menjelaskan kedepan semoga pelaksanaan unjuk rasa berjalan dengan tertib. Ia mengimbau agar dalam menyampaikan pendapat boleh, tapi lihat aturan.
"Kita harapkan Medan kondusif tidak terjadi apa-apa. Situasi saat ini baik dan lancar dan tinggal pembersihan," tuturnya.
Soal mahasiswa yang diamankan, apakah mahasiswa semua. "Nanti kita sampaikan," ujarnya.
"Untuk 7 unit kendaraan yang rusak akan dilakukan olah TKP dan ditemukan para pelaku yang akan bertanggungjawab," tutup Dadang.
Baca: VIDEO Massa Aksi Bakar Spanduk di Depan Gedung DPRD Sumut
Amatan Tribun, 16.25 WIB para massa aksi telah dipukur mundul dari depan Gedung DPRD Sumut hingga ke Jalan Pengadilan.
Tepat di persimpangan jalan, aparat kepolisian membuat barikade menggunakan tameng serta mobil water cannon.
Para aksi massa tampak melempari para aparat dengan batu-batu kecil. Dan dibalas oleh aparat kepolisian dengan gas air mata serta siraman air dari mobil water cannon.
Para pengunjung juga tampak berhamburan ke luar sidang untuk menyaksikan aksi lempar-lemparan tersebut.
Saat aparat kepolisian melemparkan gas air mata, beberapa masa aksi tampak berteriak. "Ini rumah sakit woi jangan tembak ini," teriak para mahasiswa.
Para satpam di Pengadilan Negeri Medan juga tampak meminta aparat tidak menembakkan gas air mata ke arah pengadilan.
SOSOK RSL