Selang 15 menit kemudian, petugas berhasil melumpuhkan lima terduga teroris lainnya.
Dia menuturkan, untuk terduga pelaku ED sudah cukup lama tinggal di Desa Kuapan.
Namun, kesehariannya dia terkenal tertutup dan jarang berinteraksi dengan warga sekitar.
"Yang dua itu dulu dibawa sama ED ke kampung ini. Udah lama juga disini. Tapi gak mau bergaul sama kita," tutur Kadindin.
Sementara itu, petugas menggeledah sebuah rumah kayu yang berada di pinggir jalan di Desa Kuapan, yang dijadikan tempat tinggal oleh sejumlah pelaku.
Di tempat lain, petugas juga menemukan gubuk yang diduga tempat latihan para terduga teroris.
Gubuk itu berada di dalam hutan dekat kebun warga, yang berjarak sekitar 5 kilometer dari permukiman warga.
Dari penangkapan terduga teroris ini, tim Densus menyita sejumlah barang barang bukti yakni busur dan anak panah, besi yang diruncing, pipa yang diduga dirakit jadi bom, parang, ketapel, buku tentang jihad, gunting, serta sarung tangan.
Kelompok JAD Pro ISIS
Dikutip dari Tribunnews.com, Mantan Pimpinan Jamaah Islamiyah (JI) Nasir Abbas yakin pelaku bom bunuh diri Polresta Medan Sumatera Utara hari ini, Rabu (13/11/2019) adalah bagian dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) atau mereka yang tergabung dengan kelompok NII pro ISIS.
"Sudah pasti yang dilakukan adalah aksi bom bunuh diri. Pelakunya melakukan aksi teror. Siapa pelakunya, kalau saya bisa sebut dari modus operandinya, teknis pelaksanaannya kalau bukan kelompok JAD, ya kelompok NII yang pro ISIS," kata Nasir Abbas saat dikonfirmasi tribunnews.com, Rabu (13/11/2019).
Nasir Abbas menjelaskan kedua kelompok ini JAD dan anggota NII pro ISIS banyak tersebar di wilayah Sumatera Utara.
Teror yang terjadi di Sibolga beberapa waktu lalu, Nasir Abbas menjelaskan dilakukan oleh anggota NII pro ISIS.
"Jadi yang pro ISIS bukan hanya kelompok JAD saja tapi juga ada yang dari NII," Nasir Abbas menegaskan.
Pelaku bom bunuh diri di Mapolresta Medan, Nasir Abbas yakin dilakukan oleh warga setempat yang berafiliasi dengan JAD atau NII pro ISIS.