Sudah 1 Tahun Kasus Nenek Dianiaya Orang Bertopeng Belum Terungkap, Ini Respons Kapolres Taput

Penulis: Arjuna Bakkara
Editor: Salomo Tarigan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Korban penganiayaan Purnama Lumban Toruan

TRI BUN-MEDAN.COM, SIBORONG-BORONG- Kecewa,  begitulah yang kini dirasakan keluarga Dedy Nababan, karena kasus kekerasan yang dialami Purnama Lumban Toruan (66) ibunya, tak kunjung terungkap.

Dedy Nababan mengatakan kasus penganiayaan yang sudah dilaporkan ke Polsek Siborong-borong Kabupaten Tapanuli Utara itu, tidak membuhkan hasil.

"23 Maret mendatang genaplah setahun kasus ini. Sejak Maret 2019 kami laporkan ke Polsek Siborongborong tidak ada hasilnya,"ujar Dedy ketika ditemui di pelataran rumahnya, di Desa Sitabo-tabo Dolok Kecamatan Siborong-borong Kabupaten Tapanuli Utara, Selasa (17/3/2020).

Purnama dianiaya pada Sabtu 23 Maret 2019 sore hari, sekitar pukul 18.00 WIB di perladangan oleh orang bertopeng.

Kejadian tersebut membuat keluarga Dedy terpukul, terlebih kasus itu menurutnya seperti "dipetieskan" pihak yang seharusnya dapat membantu pengungkapan duduk perkara.

Sampai sekarang atau setahun setelah terjadinya penganiayaan itu Purnama yang sudah tua renta itu masih trauma atas kejadian yang menimpanya pada Sabtu 23 Maret 2019 lalu.

"Kasihan ibu kami, hingga hari ini bahkan masih trauma. Tetapi kasus yang kami adukan ke Polsek Siborong-borong hingga saat ini belum ada kejelasan,"tutur Dedy Nababan

Berdasarkan surat Laporan Pengaduan (LP) yang ditunjukkan Dedy, laporan tersebut mereka buat pada Minggu Pukul 09 WIB, oleh pelapor Marlinton Nababan yang merupakan anak korban. Sebagai korban dalam laporan tersebut Purnama Lumban Toruan serta terlapor dalam Lidik sesuai dengan Nomor Polisi, Nomor : LP/16/III/2019/SU/RES TAPUT/SBRR.

Berbincang dengan Tribun Medan, Purmama mengatakan, meski sudah setahun penganiayaan itu terjadi dia masih trauma. Ketika itu, tubuhnya dihantam menggunakan balok hingga tidak sadarkan diri oleh pelaku.

"Waktu berladang, saya dihantam pakai balik dari belakang sampai terjatuh dan pingsan saya dan butuh keadilan yang seadil-adilnya,"sebut nenek bercucu 15 orang ini.

Saat melakukan penganiayaan pelaku memakai topeng.  

Terputus 2 Tahun, Akhirnya Jalan Lingkar Kabanjahe di Kacaribu Mulai Dibangun Jembatan

Pelaku datang dari arah belakang dan menghantamkan balok ke bagian kepala Purnama Lumban Toruan.

Kepala Purnama bocor sampai 4 bagian.

Bahkan, harus ditusuk 32 jahitan di kepala, serta tangan kirinya sampai patah.

BREAKING NEWS: TERKINI PERINTAH GUBERNUR EDY RAHMAYADI Siswa SMA Belajar di Rumah Kecuali yang Ujian

"Tanganku juga patah,"tambahnya.

Sesaat setelah penganiayaan, dan masih dalam keadaan pingsan Purnama ditemukan keluarganya yang merupakan abang dari almarhum suaminya "hahadoli" sudah dalam tergeletak di perladangan. 'Hahadolinya' pun memberi pertolongan pertama lalu memanggil warga sekampung.

Malam harinya beserta keluarga lainnya mereka Purnama dibawa Dedy e Klinik di desanya. Khawatir terjadi yang tidak diinginkan, ibunya pun dilarikan ke Rumah Sakit Umum Tarutung, dan akhirnya dirawat di Rumah Sakit Vita Insani di Kota Pematang Sintar untuk petawatan yang lebih baik.

"Hanya saja, sampai saat ini kami bersyukur ibu kami tidak mati"kata Dedy.

Karenaya Dedy berharap, Polri bersikap tegas serta memohon keadilan seadil-adilnya atas peristiwa yang menimpa ibunya. Sayangnya, menurut Dedy kasus yang sudah diadukan ke Polsek Siborong-borong itu tidak membuhkan hasil.

Kapolres Tapanuli Utara (Taput) AKBP Horas Marasi Silaen membenarkan adanya laporan tersebut.

Atas kasus itu kata Horas sampai saat ini masih dalam penyelidikan (Lidik) karena saksi masih nihil.

"Saksinya masih nihil, ini masih proses Lidik,"ujar Kapolres Taput.

(Jun-tribun-medan.com)

Berita Terkini