Viral Medsos

Begini Kode Mahasiswi hingga SPG yang Menawarkan Diri Melalui Media Sosial Selama Pandemi Covid-19

Editor: AbdiTumanggor
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi prostitusi diamankan.

TRIBUN-MEDAN.COM -- Selama pandemi covid-19 ini banyak dijumpai sejumlah perempuan menawarkan diri melalui media sosial.

Sebut saja di faceboook, mereka membuat grup tersendiri yang berisi para wanita memajang foto-foto dan tarif "kencan".

Nama dan foto profile di grup itu tersamarkan sehingga hanya orang tertentu yang mengenalinya.

Ternyata Ini Istilah atau Kode yang Sering Digunakan Para Pelaku Prostitusi Online di Media Sosial

Berdasar penelusuran Tim Tribunjateng.com, selain di Facebook ada juga aplikasi yang sering dimanfaatkan oleh para PSK menjajakan diri.

Mereka menawarkan diri sendiri. Bukan "menjual" nama orang lain. Entah ada yang mengkoordinir atau tidak, belum diselidiki.

Dalam status yang mereka pajang, ada yang blak-blakan siap dibooking dan layani seks namun sebagian disamarkan dikemas sebagai paket pijat plus.

Mereka siap dipanggil ke rumah, namun lebih banyak perempuan itu menawarkan diri siaga di kamar hotel/penginapan menunggu "pemesan" datang atau di kamar kos.

Operasional mereka sebagian menggunakan aplikasi Michat.

Istilah yang mereka pakai untuk menarik pengguna jasa (pria hidung belang) antara lain Valid, Hanya yang Serius, Siap BO, ST saja, stay hotel, nawar nggak logis auto blok, hanya teman tak lebih, Ready, Chat di Bandungan, Hargai profesi, Need Valid, dan sebagainya.

Atris berinisial VS saat ditangkap diduga terkait prostitusi online di Bandar Lampung, Rabu (29/7/2020) (Tribun Lampung Deni Saputra)

Tribunjateng.com berhasil mewawancarai PSK online yang dia tekuni dari mahasiswi hingga bekerja di perusahaan swasta.

Sejak menempuh pendidikan di sebuah universitas di Kota Semarang, Bunga (nama samaran), sudah mulai terbiasa melakukan hubungan badan di luar nikah.

Semula hal itu ia lakukan bersama pacar yang dikenalnya sejak semester 2.

Namun lambat laun ketika ditinggal sang pacar, Bunga merasa perlu melampiaskan hasrat nafsunya kepada seseorang. Terlebih saat itu dia butuh duit.

"Bapak ibu di kampung halaman belum bisa memenuhi kebutuhan saya di kota. Apalagi kadang saya telat bayar kuliah, karena kondisi ekonomi orangtua.

Sempat malu dengan teman-teman. Makanya saya sempat ditawari teman untuk mencoba menjual diri. Tapi ajakan itu tidak langsung saya iyakan," ucapnya.

Berikut Ini Bincang-bincang Santai dengan Mbah Kung yang Kerap Disebut Kakek Sugiono versi Indonesia

Halaman
1234

Berita Terkini