Kecurigaan ini muncul setelah melihat slip gaji milik NL.
Dengan gajinya, NL dianggap tidak memiliki uang hingga Rp 200 juta untuk membayar para eksekutor pembunuhan.
"Jelas tidak nyambung, tidak berimbang jadi antara penghasilan dengan angka yang digelontorkan untuk eksekutor sangat jauh," kata Hari di Polres Metro Jakarta Utara, Koja, Rabu (27/8/2020).
Itu sebabnya, Hari menduga uang yang digunakan untuk membayar para pembunuh bayaran adalah uang hasil penggelapan pajak.
"Sangat mungkin (mengarah ke uang pajak)" kata Hari.
Namun, demi mengetahui kebenaran terkait dugaan penyalahgunaan dana pajak, Hari sudah melaporkannya kepada pihak kepolisian.
Belakangan, sebelum penembakan terjadi, Nur Luthfiah mengaku mendapatkan perilaku tidak menyenangkan dari Sugianto.
Terutama perilaku Sugianto yang kerap kali menyebutnya sebagai perempuan 'tidak laku' dan mengajaknya berhubungan badan.
Nur Luthfiah menyiapkan uang Rp 200 juta untuk membunuh bosnya.
Pada 4 Agustus, Nur Luthfiah lalu mengirimkan Rp 100 juta dari rekening miliknya ke rekening M.
Sementara Rp 100 juta diberikan secara tunai pada 6 Agustus 2020.
Motif tersebut lah yang menjadi pengakuan NL ketika diperiksa polisi terkait kasus ini.
Adapun selain Nur Luthfiah, 11 tersangka lainnya juga sudah diamankan dengan peran berbeda.
11 tersangka lainnya masing-masing berinisial R alias MM yang adalah suami sirih NL, DM yang adalah eksekutor penembakan, serta tersangka lainnya SY, S, MR ,AJ, DW, R, RS, TH, dan SP.
Dari total 12 orang tersangka, delapan orang ditangkap di Lampung, satu orang di Cibubur, kemudian dua orang di Surabaya.