KRONOLOGIS Bentrok Mahasiswa Unimed VS Gerombolan Pria Berseragam Loreng, Rektorat Sewenang-wenang?

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kericuhan yang terjadi di depan Sekretariat Mapala Unimed, Jumat (2/10/2020).

Kami di situ minta mereka menunjukkan surat perintah dari atasan, tapi mereka tidak mampu menunjukkan, makanya kami melawan. Tapi tetap tidak dengan kekerasan," terangnya.

Kejadian pengangkutan barang-barang dari Sekretariat Mapala Unimed secara paksa ini pada akhirnya berujung audiensi dengan Wakil Rektor 3 yang akan dilakukan sekitar tanggal 5 hingga 9 September 2020.

"Kami enggak masalah kalau ada penindakan begini, cuma kan harusnya ada mediasi dulu enggak tiba-tiba begini. Nah di situ akhirnya ada dari pihak WR 3 mengatakan akan dilakukan audiensi pada tanggal 5 sampai 9 Oktober 2020," tuturnya.

Kepala Humas Unimed, Muhammad Surip menyebutkan bahwa permasalahan tersebut awalnya dipicu penggunaan sekretariat oleh mahasiswa yang menyalahi jam perkuliahan.

"Sebenarnya begini, pimpinan kan sudah menyampaikan kepada pimpinan UKM mahasiswa di kampus agar menggunakan kantor sekret itu sesuai jam berkuliahan dari jam 7 sampai 6 sore.

Sementara anggota-anggota Mapala ini sering melakukan sampai malam bahkan menginap di kantor sekretariatan," tuturnya saat dikonfirmasi T r ibun, Sabtu (3/10/2020).

Selain itu Ia menyebutkan para mahasiswa juga membangun bangunan-bangunan kecil lainnya yang tidak memiliki izin pihak kampus.

"Lalu di sekitar kantor sekretariat itu mereka bangun bangunan kecil dan ada barang-barang di luar yang mengganggu keindahan sehingga ditertibkan bangunan-bangunan kecil di kantor sekretariat itu agar tidak digunakan kegiatan-kegiatan di luar jam-jam yang diperbolehkan," ungkap Surip.

Ia juga menyebutkan bahwa pihak kampus telah memberikan peringatan berkali-kali terhadap mahasiswa mapala tersebut.

"Itu pimpinan sudah memberikan peringatan bekali-kali namun tak diindahkan oleh pengurus-pengurus mapala itu makanya terjadi sedikit gesekan petugas keamanan dengan anggota mapala," jelasnya.

Surip menyebutkan bahwa saat terjadinya pergesekan, pihak kampus juga memanggil Babinsa dari pihak kepolisian dan TNI.

Namun hal tersebut juga membuat terjadinya gesekan antara mahasiswa dan prajurit TNI.

"Pimpinan itu melibatkan Polisi dan TNI agar tidak terjadi sesuatu hal sebagai kontrol. Karena kalau seandainya hanya petugas keamanan takutnya terjadi sesuatu hal yang tidak baik. Kita minta bantuan ke TNI Polri, tapi terjadi juga seperti itu dan itu hanya sebentar hanya sekilas saja.

Surip menyebutkan tidak ada pihak yang terluka baik dari mahasiswa maupun dari pihak keamanan.

"Tidak ada yang diamankan dan tidak ada yang luka," tuturnya.

Halaman
123

Berita Terkini