"Saya minta waktu seminggu sama Pak Turnip dan Pak Aritonang, itu lah deal," katanya.
Baca juga: Hindari Konflik dengan Manusia, BBKSDA Lepasliarkan Orangutan Tapanuli Cagar Alam Dolok Sipirok
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Binjai AKP Yayang mengatakan pihaknya sudah menerima laporan petugas BKSDA soal penyerangan ini.
Yayang mengaku langsung turun ke rumah J Payo Sitepu.
Di sana, Yayang dan anggotanya langsung menyita orangutan yang dikuasai J Payo Sitepu.
"Tadi kamu sudah ke TKP dan mendampingi pihak BKSDA mengamankan satwa orangutan. Penindakan satwa kami serahkan ke BKSDA," katanya.
Namun Yayang tak menjelaskan lebih lanjut soal kasus penyerangan tim penyelamat orangutan dan petugas BKSDA.
Baca juga: TRIBUN TRAVEL: Pesona Wisata Bukit Lawang, Pengunjung pun Dapat Berinteraksi dengan Orangutan
Dia cuma mengatakan bahwa satwa sudah diserahkan pada pihak berwenang.
Dalam kasus ini, tim penyelamat orangutan sempat diserang habis-habisan oleh sekelompok massa.
Mobil petugas dilempari baru usai beranjak dari kediaman J Payo Sitepu.
Meski J Payo Sitepu menyangkal tidak tahu menahu soal penyerangan ini, faktanya tim penyelamat orangutan dan petugas BKSDA sempat dilempari batu usai meminta orangutan yang ada di rumah J Payo Sitepu.
Baca juga: Pro Kontra Penanganan Orangutan di APL Hal Wajar
Akibat penyerangan ini, tim penyelamat orangutan dan petugas BKSDA sempat menyelamatkan diri ke markas Batalyon A Sat Brimob Polda Sumut.
Setelah berada di bawah pengawasan Brimob, pihak terkait pun aman dari segala ancaman, termasuk upaya penyerangan dari sejumlah massa yang mendadak datang tiba-tiba usai petugas menyambangi kediaman J Payo Sitepu.
Informasi diperoleh www.tribun-medan.com, selain menyita orangutan, petugas juga menyita seekor burung beo dan seekor burung elang.
Baca juga: Heboh Penampakan Orang Utan di Lau Kawar, Ini Tanggapan Orangutan Information Centre
"Estimasi usia (orangutan) tiga bulan. Jika dilihat dari fisiknya, kondisinya sehat," kata dokter hewan dari tim gabungan BKSDA.
Dokter hewan juga mengatakan, bahwa orangutan yang diberi nama Bejo itu masih takut saat bertemu dengan orang baru.
Walau begitu, nantinya dokter hewan bersama pihak BKSDA akan terus memantau kondisi anak orangutan ini.(dyk/tribun-medan.com)