"Kan almarhum ayahnya itu gengsi banget lah. Jadi mereka datang pakai mobil D 15 yang dari nomornya saja sudah kecil. Saya lihat di gereja lewat, cewek ini cantik banget nih," tambahnya.
Menteri yang disebut sebagai menteri serba bisa itu pun menceritakan bagaimana masa-masa pacarannya dulu dengan sang istri.
Meski sang istri berasal dari keluarga yang terpandang dan berkecukupan, Luhut tak malu mengajak kekasihnya pada saat itu hanya sekedar makan bakso dan minum es cincau yang murah.
"Jadi kita dulu pacaran itu kita suka makan bakso sama es cincau yang harganya murah banget," kenang Luhut.
Melihat istrinya yang masih menjadi pacarnya saat itu tak menolak diajak susah, membuat Luhut pun memberanikan diri untuk melamar Devi Simatupang setelah selesai masa pelatihan komando.
"Kemudian setelah saya latihan komando, saya lamarlah dia," ungkap Luhut.
Ternyata sikap rendah hati sang istri juga semakin terlihat saat mereka sudah berumah tangga.
Saat itu, Luhut dipindahtugaskan ke Cijantung.
Sayangnya kondisi rumah mereka di Cijantung jauh dari kata layak.
Tanpa mengeluh, sang istri mau diajak hidup susah di Cijantung tanpa ada listrik dan air.
Padahal seperti yang diketahui, Devi Simatupang merupakan anak dari keluarga terpandang dan berkecukupan.
Seharusnya Devi Simatupang dapat mengeluh dengan kehidupan baru yang diberikan suaminya saat itu.
Tetapi karena sikapnya yang begitu rendah hati dan menyayangi suaminya, Devi pun tak mau berkeluh kesah dengan kehidupan mereka saat itu.
"Nah, yang saya kagum itu dari dia, dari Menteng pindah ke Cijantung. Di Cijantung itu dimulai dari nol, enggak ada listrik dan air. Itu tahun 1973," cerita Luhut.
Setelah menikah, Devi pun membeberkan bagaimana sikap suaminya selama ini.