TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN- Setelah lelah berpuasa seharian, berbuka dengan yang manis dan gurih tentunya begitu nikmat.
Tak jarang, masyarakat di Kota Medan kerap membeli takjil untuk menu berbuka puasa sebelum menyantap nasi.
Salah satu menu yang cocok untuk berbuka puasa yakni, Kue Bika Bakar khas Minang.
Kue yang satu ini memiliki rasa manis gurih, cocok dinikmati bersama orang-orang terdekat.
Kue Bika Bakar khas Minang ini sama sekali berbeda dengan kue Bika Ambon, yang terkenal dari Medan.
Baca juga: 11 Rekomendasi Kuliner Medan, Bisa Jadi Menu Buka Puasa, Ada yang Hanya Bisa Dijumpai Saat Ramadan
Dari bahan dasar, kue bika bakar terbuat dari tepung beras dan kelapa.
Dalam memasaknya juga unik yakni, dibakar di tungku, lalu kue yang beralaskan daun pisang ini dibakar dari bagian atas dan bawah.
Bagian bawah dipanaskan lewat arang, sedangkan bagian atas dipanaskan lewat sabuk kelapa.
Setelah memasak, warna kue ini juga terlihat menggoda, bagian atas terlihat warna merah kecoklatan merekah.
Untuk mencari kue yang satu ini warga kota Medan bisa mendatangi jalan Amaliun, Kecamatan Medan Area.
Pedagang buka bakar, Nurmalis mengatakan bahwa kue yang satu ini merupakan bikanya suku Padang.
"Namanya bika orang Padang, terbuat dari tepung beras, kelapa, gula, garam, itu aja diaduk dengan air," ujarnya.
Lanjutnya, dalam adonan kue ini, dilapisi dengan daun pisang, setelahnya lalu dipanggang di dalam tungku.
Baca juga: 25 UMKM Kuliner Ramaikan Acara Battle Drag Race Medan
"Membuatnya dengan cara dibakar arang di bawah, sabuk (kelapa) nya di atasnya," kata Nurmalis.
Nurmalis mengaku sudah 27 tahun berjualan Bika bakar ini.
Untuk proses memasaknya cukup mudah, lanjut Nurmalis cukup memperhatikan kematangan dari dua sisi kue.
"Setelah warna bagian atas berubah menjadi merah kecoklatan, menandakan kalau kue ini telah matang. Satu biji kue ini harganya Rp 2 ribu. Rasanya enak, manis," ucapnya.
Dalam bulan suci Ramadan ini, Nurmalis mengaku cukup banyak yang mencari kue yang satu ini.
Bahkan untuk memenuhi permintaan pasar, sehari ia membuat 300-400 biji.
"Alhamdulillah sekitar 300 hingga 400 biji kue per harinya. Selain disini, ada juga jual di Pajak Halat, itu anak yang jual di sana, buka cabang," pungkasnya.
(mft/tribun-medan.com)