TANGIS KELUARGA PECAH Saat Tim Forensik Lakukan Penggalian Untuk Autopsi Ulang di Makam Brigadir J
TRIBUN-MEDAN.COM - Tangis Ibunda Brigadir J tak terbendung saat tim forensik melakukan penggalian makam anaknya pada Rabu, (27/7/2022).
Sambil menangis histeris Rosti Simanjuntak menyebutkan nama Putri dalam tangisannya.
Tangis Rosti pun juga diikuti oleh keluarga lainnya.
Suasana di kawasan pemakaman Brigadir J pun seketika haru, Rosti terus menangis histeris dan menyebutkan bahwa anaknya disiksa.
Selain nama Putri, Rosti juga menyebut Panglima TNI sambil meminta tolong.
Autopsi ulang digelar untuk menjawab keraguan atas autopsi yang dilakukan sebelumnya.
Pelaksanaan autopsi ulang ini melibatkan dokter forensik yang ditunjuk oleh Polri dan juga tim independen.
Terhitung 20 hari sudah tewasnya Brigadir J di rumah Kadiv Propam nonaktif Irjen Ferdy Sambo, masih menjadi misteri.
Sejumlah kejanggalan mewarnai Brigadir J, yang dikabarkan tewas Jumat (8/7/2022) sekitar jam 5 sore.
Namun, keluarga baru mengetahui Brigadir J tewas tiga hari kemudian, tepatnya Senin (11/7/2022).
Orang tua Brigadir J, Samuel Hutabarat dan Rosti Simanjuntak terpukul dengan kematian anak kebanggaannya.
Bagaimana tidak, sebelum Brigadir J dinyatakan tewas baku tembak akibat diduga melakukan pelecehan terhadap istri sang jenderal, keluarga masih sempat berkabar lewat WhatsApp.
Tapi, tepat pukul 5 sore, Brigadir J tiba-tiba disebut tewas.
Keluarga sempat bingung, lantaran 5 menit setelah tewas, WhatsApp Brigadir J sempat aktif.
Saat peti mati Brigadir J tiba di rumah duka, tangis dan teriakan keluarga pecah.
Ayah dan ibu Brigadir J, tak henti-hentinya menangis dan menjerit melihat sang anak sudah terbujur kaku.
Pihak keluarga sempat dihalangi polisi untuk membuka peti mati Brigadir J.
Namun, sang ibu yang berontak akhirnya mengalahkan polisi yang membatasi gerak keluarga.
Tangisan keluarga semakin menjadi saat mendapati Brigadir J tewas dalam kondisi tak wajar. Ada sejumlah luka di sekujur tubuh korban.
Brigadir J dikatakan tewas baku tembak. Dari 7 tembakan yang dikeluarkan sang sniper tak satupun mengenai lawannya.
Sementara 5 tembakan Bharada E, yang menjadi lawan, semuanya mengenai korban dan tepat sasaran.
Ibu Brigadir J sempat berteriak mana bapak jenderal yang kau sebut baik itu.
Lantaran Irjen Ferdy Sambo tak ikut mengantarkan jenazah ajudannya ke rumah duka.
Tak puas dengan keterangan polisi yang terkesan menyudutkan anaknya, keluarga Brigadir J melawan.
Melalui kuasa hukumnya Kamaruddin Simanjuntak, keluarga Brigadir J mencari keadilan.
Sejumlah kejanggalan mulai terkuak. Seperti CCTV dan Handphone Brigadir J yang dikabarkan hilang telah ditemukan.
Bharada E juga sudah muncul ke publik saat dipanggil Komnas HAM.
Hari ini jenazah Brigadir J rencananya akan diautopsi ulang, untuk mengetahui pasti penyebab kematiannya.
Apabila tidak ada intervensi dalam autopsi, cepat atau lambat kasus ini akan segera terungkap.
Kita akan tahu, siapa aktor intelektual di balik tewasnya Brigadir J secara mengenaskan di rumah sang jenderal.
Semoga saja misteri tewasnya Brigadir J menemui titik terang.
(mak/tribun-medan.com)