Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa pihaknya sudah menitipkan dua orang, yakni dokter dan ahli medis, yang ikut dalam proses otopsi ulang.
Kedua ahli tersebut, kata dia, ikut menyaksikan proses otopsi.
"Mereka selama otopsi sudah saya notariskan, jadi kalau mereka mengatakan sesuatu yang beda dengan yang sudah saya notariskan itu berarti di sini ada kebohongan," tuturnya.
Selain itu, Kamaruddin juga meminta tim forensik menjelaskan setiap luka-luka yang ada di tubuh Brigadir J secara rinci.
Mulai dari jumlah peluru yang ditembakan, arah peluru, bagian tubuh mana saja yang kena tembakan peluru, serta luka-luka lain di bagian kaki dan tangan.
"Kemudian kenapa ada luka di bahu, kenapa ada luka di bawah mata dan di atas mata kanan. Kemudian kenapa di jari-jarinya patah-patah," tuturnya.
Tak hanya itu, Kamaruddin juga menyoroti tidak adanya konferensi pers resmi terkait rilis hasil otopsi Brigadir J kedua.
Sebab, apabila hanya dilakukan secara doorstop (mengadang narasumber secara langsung), maka wartawan tidak leluasa untuk mengajukan pertanyaan terkait hasil otopsi tersebut.
"Dia harus undang wartawan jelaskan satu per satu, sehingga wartawan bisa menanyakan secara detail, karena ini kan perintah konstitusi, perintah undang-undang, sama perintah Presiden," ujarnya.
"Harus transparan, tapi kalau dia bikin doorstop tentu wartawan tidak siap dengan pertanyaannya," lanjutnya.
Baca juga: Menangis Dokter Forensik Pertama yang Autopsi Brigadir J, Taufan Ketua Komnas HAM Singgung Nama Baik
Baca juga: Kapolri Jenderal Sigit Prabowo Temui 2 Tersangka Pembunuhan Berencana Brigadir J, Ungkap Hal ini
(*/ Tribun-medan.com)
Baca Berita Heboh dan Terpopuler Lainnya
Sebagian Artikel ini telah tayang di gridhot.id dengan judul:
Brigadir J Sempat Dijambak, Kamaruddin Simanjuntak Ragukan Hasil Autopsi Ulang, Komnas HAM Beberkan Ada Dokter Forensik yang Menangis Karena Hal Ini