Berita Medan

Penukaran Uang Baru Sudah Mencapai Rp 223 Miliar, Ini Pecahan Paling Diminati

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Peluncuran uang pecahan baru di Kantor Perwakilan Bank Indonesia - Pematangsiantar dihadiri juga oleh Plt Wali Kota Siantar Susanti Dewayani, Kamis (18/8/2022)

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Penukaran uang rupiah tahun emisi 2022 telah mencapai Rp 223 miliar selama periode Agustus hingga September 2022.

Kepala Perwakilan BI Sumut, Doddy Zulverdi menyampaikan sebagian besar pengedaran uang rupiah kertas disalurkan melalui perbankan sebanyak 89 persen dari seluruh transaksi outflow.

KPwBI Provinsi Sumut juga telah melakukan kas keliling sebanyak 15 kali untuk mempercepat pengedaran uang rupiah di wilayah Sumatera Utara.

Baca juga: Bank Indonesia Kucurkan Uang Pecahan Baru Hingga Triliunan Jelang Lebaran, Begini Cara Tukarnya

"Periode Agustus hingga Septemer 2022, transaksi outflow uang rupiah kertas tahun emisi 2022 sebanyak Rp223 miliar. Sebagian besar pengedaran uang kertas disalurkan melalui perbankan sebanyak 89 persen dari seluruh transaksi outflow," ujar Doddy, Selasa (11/10/2022).

Seperti diberitakan sebelumnya, BI meluncurkan tujuh pecahan uang kertas rupiah baru pada Jumat 19 Agustus 2022 yang terdiri dari pecahan Rp 100 ribu, Rp 50 ribu, Rp 20 ribu, Rp 10 ribu, Rp 5.000, Rp 2.000, dan Rp 1.000.

Doddy mengatakan, respons masyarakat di lapangan menunjukkan bahwa pecahan uang baru yang paling diminati ada tiga, yaitu pecahan Rp 1.000, Rp 2.000, dan Rp 5.000.

Disampaikannya, berdasarkan pecahan uang rupiah, nominal Rp 2.000 yang paling banyak beredar yaitu sebanyak 2,25 juta lembar.

Kemudian diikuti dengan pecahan Rp 5.000 dan Rp 1.000 yang mendominasi pengedaran uang rupiah kertas tahun emisi 2022, yaitu sebanyak 2,24 juta.

Tiga pecahan uang baru tersebut diminati karena memiliki ukuran lebih kecil daripada uang tahun emisi sebelumnya.

Baca juga: BI Sumut Adakan Penukaran Uang Baru 2022 di Tiga Tempat Berikut, Catat Lokasi dan Tanggalnya

Sebab, ukuran dan desain uang baru tahun emisi 2022 disesuaikan dengan nominalnya. Makin kecil nilai pecahannya, maka ukuran uang pun semakin pendek.

Adapun BI membuat panjang uang lebih bervariasi untuk memudahkan penyandang tuna netra membedakan pecahan uang.

“Dengan uang pecahan tersebut pembayaran lebih efesien dan uang memiliki kualitas baik.  Kami yakin ekonomi Sumut terus tumbuh di samping ada risiko yang dihadapi, kami yakini bisa terkendali," pungkasnya.

(cr9/tribun-medan.com)


 
 

Berita Terkini