Pemilik Jabu, Fernandos Purba, menjelaskan, Jabu mengadopsi konsep heritage dan story telling. Hal tersebut terlihat jelas dari furnitur yang digunakan dan juga dekorasinya.
“Lokasi Jabu saat ini adalah lokasi baru, pindah pada bulan April 2020 lalu. Sebelumnya Jabu sudah ada sejak tahun 2017 dan konsepnya tidak jauh berbeda dari lokasi lama. Hanya saja di sini konsepnya lebih ke natural klasik karena benar-benar menyatu dengan alam,” jelasnya.
Fernado sengaja menggunakan furnitur-furnitur unik dan berbeda, seperti pada jendela menggunakan jendela-jendela yang berasal dari rumah-rumah di perkampungan yang terkena erupsi Gunung Sinabung.
“Ada beberapa benda yang memang diperlakukan secara fancy untuk furniturnya, seperti jendela memang sengaja diambil langsung dari rumah-rumah kosong korban Sinabung,” ungkapnya.
Jabu artinya rumah dan memakai nama Jabu sebagai nama tempat karena menurut Fernando nama tersebut mengandung makna yang cukup mendalam baginya.
“Jabu itu artinya rumah, dan bagi orang Karo mengandung makna yang lebih dalam lagi, begitu juga bagi saya,” tuturnya.
Berada di lahan seluas 1,6 hektare, lulusan desain komunikasi visual ini mengungkapkan, pengunjung yang berada di Jabu juga akan dimanjakan dengan beragam pilihan makanan dan minuman yang nikmat.
“Menu makanan dan minuman yang ada di Jabu cukup beragam mulai dari makanan Jepang, Nusantara, Westren hingga lokal, semuanya ada. Namun memang ada beberapa makanan yang seperti sudah menjadi ciri khas dari Jabu yaitu sate 1 meter,” ungkapnya.
Banyak pengunjung yang sengaja datang ke Jabu hanya untuk menikmati menu sate 1 meter tersebut.
“Sate 1 meter ini memang cukup banyak peminat dan seperti sudah menjadi ciri khas dari Jabu. Kebanyakan yang datang memesan menu ini, bahkan ada yang datang karena penasaran dengan menu ini,” tuturnya.
Fernando menjelaskan, menu sate 1 meter merupakan menu terdiri dari daging sapi, daging ayam, udang dan lainnya yang terinspirasi dari salah satu restoran yang ada di Jakarta.
Tak hanya menawarkan tempat yang nyaman dengan menu makanan yang lezat, ke depan Fernando juga ingin membuat Jabu sebagai one stop wisata.
“Jadi pengunjung yang datang tak hanya sekadar nongkrong dan makan, tetapi bisa menikmati hal lainnya seperti art galeri, fresh market dan lainnya yang semuanya tentang budaya lokal yaitu Karo,” katanya.
4. Kalang Ulu Cafe
Kalang Ulu Cafe berada di Jalan Mimpin Tua, Desa Sempajaya, Kecamatan Berastagi ini, sangat cocok untuk menikmati hijaunya pemandangan alam dan sejuknya udara dingin Berastagi.